Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Pemerintah Dalam Menjaga Eksistensi Kesenian Tradisional


Peran Pemerintah Dalam Menjaga Eksistensi Kesenian Tradisional
image via pixabay

Peran Pemerintah Dalam Menjaga Eksistensi Kesenian Tradisional- Untuk menjaga eksistensi dan keberadaan kesenian tradisional rakyat sangat diperlukan adanya itikad baik , peran serta dan tanggung jawab pemerintah dalam mendukung setiap kegiatan yang diadakan dalam rangka melestarikan kesenian tradisional.

Peran kebijaksanaan dari pemerintah dalam bentuk peratutan - peraturan  yang lebih mengarah kepada aspek nilai kultural budaya harus lebih dikedepankan dibandingkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang bermotif ekonomi. 

Adalah Jennifer Lindsay (1995), dalam bukunya yang berjudul "Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia", mengungkapkan tentang kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, serta tidak adanya perhatian yang diberikan oleh pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.

Dalam kacamata yang lebih sempit, maka kita dapat melihat bahwa tingkah laku aparatur pemerintahan dalam menangani perkembangan kesenian tradisional rakyat, di mana banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan yang ada.  

Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian tradisional rakyat itu sendiri kemudian menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi.  Aparatur pemerintahan telah menjadikan para seniman sebagai obyek pembangunan dan mereka diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan.  

Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan pengembangan kesenian tradisional secara murni, artinya kesenian tradisional benar - benar dianggap sebagai sebuah nilai dan bukan hanya sebagai sebuah simbol dari pembangunan saja.

Kesenian tradisional rakyat saat ini dinilai sangat kurang mendapatkan tempat atau panggung untuk mengadakan pertunjukan dibandingkan dengan kesenian - kesenian modern yang saat ini berkembang. Alasannya adalah kesenian tradsional kurang mengakomodir kepentingan dan simbol - simbol pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah. Sungguh sebuah alasan yang sangat ironis.

Sebagai contoh nyata dari permasalahan tentang kesenian tradisional ini dapat kita lihat, misalnya pada kesenian asli suku Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik pemerintah.  

Aparat pemerintah berperan mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung membosankan.  

Peran dan fungsi pemerintah harusnya sebagai pelindung dan pengayom bagi kesenian-kesenian tradisional tersebut tanpa harus ikut campur dalam proses dan nilai estetika yang terkandung didalamnya.

Bagi pelaku dan pegiat seni tradisional, masalah dana selalu menjadi persoalan yang mereka hadapi sehari - hari. Untuk menjaga dan melestarikan kesenian tradisional tersebut para pegiat seni tradisional sangat membutuhkan bantuan pendanaan dari pemerintah. 

Dan hal tersebut seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini adalah dinas kebudayaan dan pariwisata untuk melakukannya.

Globalisasi budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti sekarangt ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan lagi. Kita harus beradaptasi dengannya dan mengambil manfaat yang bisa didapatkan dari perkembangan dan globalisasi tersebut. 

Teknologi komunikasi adalah salah produk dari modernisasi yang sangat bermanfaat bagi terciptanya dialog, komunikasi dan demokratisasi budaya secara masal dan merata terhadap masyarakat dalam waktu yang bersamaan.

Globalisasi selalu memiliki dampak yang besar terhadap aspek budaya.  Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal oleh masyarakat selama ini.  

Kontak budaya ini memberikan masukan atau input yang penting bagi perubahan dan pengembangan nilai serta persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses globalisasi tersebut.  

Penyesuaian yang dilakukan terhadap perubahan tersebut diperlukan pengembangan yang sifatnya global namun tetap bercirikan kekuatan lokal yang menjadi keunikan bangsa Indonesia.

Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi oleh seluruh elemen masyarakat dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional bangsa Indonesia. Kesenian tradisional harus bebas dari unsur politik yang seringkali menyelubunginya. 

Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan oleh pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas saja, tanpa menyentuh esensi dari kehidupan kesenian tradisional itu sendiri. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut tidak berkembang namun justru semakin ditinggalkan oleh masyarakat.

Peran Pemerintah Dalam Menjaga Eksistensi Kesenian Tradisional
image via pixabay

Berikut ini adalah peran pemerintah dalam menjaga eksistensi kesenian tradisonal, antara lain:
  • Memberikan bantuan dana pembinaan kepada pegiat seni tradisional
  • Menyediakan tempat atau panggung pertunjukan yang representatif
  • Menyediakan sarana dan alat - alat kesenian
  • Mendirikan balai latihan kesenian tradisional di setiap provinsi atau Kabupaten / Kota untuk menciptakan regenerasi pelaku kesenian tradisonal rakyat
  • Memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seniman dan budayawan yang menjadi inspirasi
  • Memberikan penghargaan kepada pegiat seni tradisional yang berprestasi atau berdedikasi
Kita semua tentu menyadari bahwa tantangan yang dihadapi oleh kesenian tradisional rakyat ini cukup berat. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini membuat masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan mereka, baik dalam menentukan kualitas maupun selera kesenian yang akan mereka nikmati.  

Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian tradisional rakyat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari globalisasi budaya yang datangnya dari luar.

Begitu cepatnya pengaruh dari globalisasi budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yakni suatu kondisi dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh budaya yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat. 

Berikut adalah faktor-faktor yang mengancam eksistensi kesenian tradisional akibat masuknya budaya asing, antara lain:

a. Kurangnya Kesadaran Dari Masyarakat Itu Sendiri

Kesadaran masyarakat dalam menjaga eksistensi dan kelestarian budaya serta kesenian tradisional saat ini sangat rendah sekali. Masyarakat lebih cenderung untuk memilih budaya dan kesenian asing (Pop) yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman modern. 

b. Komunikasi Budaya Yang Tidak Berjalan Dengan Baik

Kemampuan dalam berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang budaya yang mereka anut. Komunikasi budaya yang tidak berjalan dengan baik ini sering menimbulkan terjadinya perselisihan antar suku bangsa di Indonesia yang akan mengakibatkan turunnya ketahanan budaya bangsa dalam menangkal pengaruh budaya asing yang masuk. 

c. Kurangnya Pembelajaran Tentang Budaya 

Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan kepada anak - anak sejak usia dini. Namun sekarang ini banyak orang yang sudah tidak menganggap penting untuk mempelajari budaya dan kesenian tradisional. 

Jika kita sebagai bangsa Indonesia tidak berhasil dalam menjaga eksistensi budaya dan kesenian tradisional maka bisa saja kesenian tradisional tersebut suatau suatu saat akan punah, dicuri, dan kemudian diakui bahkan diklaim kepemilikannya oleh negara lain, seperti yang pernah kita dengar beberapa tahun terakhir terkait polemik kesenian Reog yang diakui oleh Malaysia. Kita harus belajar dari hal tersebut dan harus bergandengan tangan untuk menjaganya.

Pemerintah, terutama dinas kebudayaan dan pariwisata tidak bisa lagi menutup diri untuk menerima masukan dari para seniman dan pegiat seni tradisional sehingga mereka dapat merumuskan dan melaksanakan program pemerintah yang tepat sasaran.

Pemerintah harus berperan aktif untuk mengadakan acara - acara pameran budaya, festival seni tradisional, karnaval budaya untuk mempromosikan dan memberikan tempat bagi para pelaku seni untuk berkreasi dan melakukan pementasan atau pertunjukan.

Acara - acara tersebut seharusnya ditetapkan sebagai sebuah kelaender resmi setiap tahun yang harus diadakan oleh pemerintah. Dengan demikian perkembangan kesenian tradisional dan budaya daerah akan terus terjaga kelestariannya.

Jika hal tersebut dilakukan dan dikerjakan dengan serius , maka itu akan dapat menepis kekhawatiran akan terjadinya kepunahan terhadap keberadaan kesenian tradisisional. Sebaliknya, jika tidak dilakukan, maka bisa saja dalam beberapa tahun kedepan kesenian tradisional tersebut akan punah dan hilang tak berbekas.

Sebuah pertanyaan untuk Anda, apakah Anda sudah mengambil peranan dalam menjaga eksistensi kesenian tradisional dan budaya daerah ini? 

Saya sebagai seorang penulis mencoba mengambil peran dengan membuat sebuah blog yang membahas tentang aneka budaya Indonesia ini dengan harapan turut berperan aktif dalam melestarikan kesenian dan budaya tersebut dalam bentuk tulisan yang dapat di baca oleh para pelajar dan masyarakat.

referensi:
https://www.lontarmadura.com/

Posting Komentar untuk "Peran Pemerintah Dalam Menjaga Eksistensi Kesenian Tradisional "