Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Negeri Menara itu Adalah Mesir

Negeri Menara itu Adalah Mesir
credit:instagram@alfyiqbal

Negara manakah yang dimaksud dengan “Negeri Menara”? Mungkin tidak banyak yang tahu kalau Mesir dijuluki sebagai negeri menara. Ada juga yang menyebutnya dengan negeri seribu menara. Karena memang di negeri itu bertebaran banyak masjid dengan menara yang tinggi dan menjulang gagah.

Mesir merupakan salah satu sumber kebudayaan tertua di dunia yang masih berdiri. Di negeri menara ini mengalir Sungai Nil, sungai nomor 2 terpanjang di dunia. Tahukah Anda kalau luas lembah Sungai Nil mencapai sepersepuluh dari benua Afrika? 

Sungai Nil membelah Mesir menjadi dua bagian. Antara tahun 5000 hingga 3300 Sebelum Masehi, para petani di Sungai Nil sudah bekerja sama membuat kanal. Tujuannya untuk mengairi sawah dan mencegah banjir tahunan yang biasa melanda.

Sungai Nil

Sungai Nil memegang peranan penting dalam menghubungkan beberapa daerah di negeri menara. Sungai ini juga berfungsi menyuburkan ladang. Ketika Sungai Nil banjir, daerah lembahnya akan tertutupi oleh tanah hitam.

Sebenarnya itu merupakan endapan lumpur yang membuat tanah menjadi subur. Masyarakat Mesir sendiri menyebutnya dengan “Tanah Hitam”.

Mesir pun memiliki “Tanah Merah” yang diartikan sebagai tanah yang tidak bisa ditanami. Nama ini dipakai untuk menyebut tanah gurun yang tandus. Menurut data, sekitar 90% wilayah Mesir adalah gurun. Contohnya adalah Gurun Sinai dan Gurun Libya.

Pada 3100 Sebelum Masehi, Mesir Kuno terbagi atas dua buah kerajaan. Yaitu Mesir Atas dan Mesir Bawah yang berada di sekitar delta Sungai Nil. Menes kemudian berhasil menyatukan kedua kerajaan dan menemukan kota Memphis untuk dijadikan ibu kota.

Kekuasaan Menes sebagai raja menandai dimulainya Dinasti I. Ketika itu, masyarakat di perkotaan sudah menenun keranjang, mengolah benda dari tembaga dan batu, serta mulai menggunakan alat pembuat keramik.

Luapan Sungai Nil ternyata membawa manfaat. Bangsa Mesir Kuno menggunakan itu sebagai dasar untuk mempelajari tentang geometri, astronomi, juga kalender.

Mesir Kuno yang kian berkembang mendorong terciptanya tulisan yang disebut hieroglif. Menurut bangsa Mesir, tulisan itu merupakan perkataan dewa dan dewi. Mereka juga meyakini kalau tulisan itu merupakan pemberian dari Dewa Thoth.

Selama ribuan tahun, hieroglif hanya menjadi misteri bagi dunia. Bahkan orang Mesir sendiri pun tidak banyak yang bisa menulis dan membacanya. Hingga kemudian, seorang kebangsaan Prancis yang bernama Jean Francois Champollion berhasil mengartikannya pada tahun 1822.

Gaya hidup penduduk negeri menara di zaman dahulu sangat menarik. Mereka biasa mandi di sungai dengan menggunakan kendi. Untuk orang yang tergolong kaya, mereka malah dimandikan oleh pelayan. 

Bangsa Mesir Kuno tidak menggunakan sabun, melainkan krim pembersih khusus. Krim itu terbuat dari parfum, limau, serta minyak. Mereka juga biasa membalur seluruh tubuh dengan semacam pelembab.

Secara keseluruhan, Bangsa Mesir sangat gemar memakai perhiasan. Tentunya perhiasan yang mereka kenakan disesuaikan dengan kondisi finansial. Orang miskin memakai perhiasan dari tembaga. Sementara, orang kaya sudah mengenakan emas dengan batu permata sebagai hiasannya.

Kaum wanita selalu memerahkan bibir dan pipi dengan pewarna merah. Kuku mereka diwarnai dengan henna yang terbuat dari tumbuhan. Gaya berpakaian bangsa ini tidak mengalami banyak perubahan selama berabad-abad. 

Bahan linen berwarna putih merupakan bahan pakaian yang membungkus tubuh mereka. Kaum lelaki mengenakan rok pendek lipat yang disebut kilt. Sementara, kaum hawa memakai baju panjang yang lembut.

Negeri menara ini mempunyai penguasa yang sangat terkenal, bernama Fir’aun. Orang sering menghubungkan Fir’aun dengan kisah Nabi Musa A.S. 

Padahal sesungguhnya, fir'aun merupakan sebutan untuk raja-raja Mesir Kuno. Tidak hanya menjadi raja, para fir’aun ini juga berperan sebagai ketua hakim, pemuka agama, hingga komandan pasukan.

Rakyat Mesir percaya bahwa fir’aun adalah Dewa Horus yang juga anak Dewa Matahari Ra. Ketika meninggal dunia, fir’aun akan berubah bentuk menjadi Dewa Osiris, ayah kandung Dewa Horus. 

Apa konsekuensi dari kedudukan fir’aun yang dianggap sangat mulia? Semua orang yang ingin mendekatinya harus merangkak!

Menurut kepercayaan setempat, fir’aun mempunyai kekuatan magis yang luar biasa. Ular di mahkotanya bisa mengeluarkan api ke arah musuhnya serta menginjak-injak ribuan orang sekaligus. 

Ular itu dikenal dengan nama uraeus. Fir’aun juga dianggap mampu mengatur cuaca dan membuat tanah menjadi kian subur.

Negeri Menara dan Kematian

Negeri Menara itu Adalah Mesir
credit:instagram@dailyplanetnews888

Bangsa Mesir memandang kematian dengan cara yang unik. Bagi mereka, kematian dianggap sebagai sebuah langkah menuju kehidupan yang lebih sempurna di dunia berikutnya. Setiap orang mempunyai tiga jiwa yang harus dijaga utuh. 

Tiga jiwa itu disebut dengan istilah ka, ba, dan akh. Ketiganya akan tetap utuh jika tubuh manusianya utuh juga. Itulah yang menjadi dasar dilakukan pengawetan terhadap orang yang sudah meninggal dunia.

Teknik pembalseman yang digunakan saat ini merupakan hasil kerja keras secara bertahap selama ribuan tahun. Teknik pembalseman terus dikembangkan guna mengawetkan tubuh para raja dan orang kaya yang mampu membayar mahal.

Mumi para raja biasanya disimpan di dalam piramida. Karena banyaknya penjarahan, belakangan piramida didirikan di tempat-tempat terpencil yang sulit untuk didatangi. Salah satu makam atau piramida termewah adalah milik Tuntankhamun.

Makam ini menjadi satu-satunya makam yang tidak pernah dijarah. Makam ini ditemukan oleh seorang arkeolog Inggris yang bernama Howard Carter pada 1922. Ketika dibuka, makam ini berisi sekitar 5.000 benda, termasuk benda-benda indah berukir emas.

Makam ini sempat dipenuhi isu tentang kutukan yang akan menimpa semua orang yang mengganggu makam tersebut. Apalagi memang kemudian terjadi beberapa kematian beruntun dari beberapa orang yang turut terlibat pada pembukaan makam.

Namun, anggapan itu kemudian diruntuhkan dengan penelitian yang menyatakan bahwa makam tersebut dipenuhi racun yang berbahaya.Howard Carter sendiri berumur panjang.

Sebenarnya, bagaimanakah proses pembalseman dilakukan? Pertama, tengkorak dibelah dan dikeluarkan isinya. Begitu juga dengan semua organ dalam, kecuali jantung. Mengapa jantung mendapat pengecualian? 

Karena bangsa dari negeri menara ini percaya bahwa dosa orang yang meninggal akan diadili berdasarkan berat jantungnya. Yang mengadili adalah Dewa Kematian, Anubis.

Semua organ yang sudah dikeluarkan itu kemudian dimasukkan ke dalam guci khusus yang dikenal dengan nama “kendi kanopi”. Sementara, tubuh jenazah diletakkan dalam sodium karbonat alami selama empat puluh hari. 

Kemudian, tubuh jenazah diisi dengan serbuk kayu, damar, serta natron atau garam. Setelah itu, dibungkus dengan semacam perban. Inilah yang kita kenal dengan nama “mumi”.

Orang yang sudah meninggal dunia sengaja dibuatkan topeng berbentuk wajah yang dikenakan di kepalanya. Lalu, jenazah dimasukkan ke dalam peti khusus yang disandarkan ke dinding makam. 

Awalnya, peti mati dibuat sederhana saja. Namun sejak tahun 2000 Sebelum Masehi, bangsa Mesir mulai menggunakan peti anthropoid atau peti yang berbentuk manusia.

Bangsa yang menetap di negeri menara ini mengukir doa untuk jenazah di dinding piramida. Doa ini dikenal dengan nama “Teks Piramida”. Namun kemudian, diletakkan di dalam peti. Dan terakhir, ditulis di atas daun papirus dan disebut dengan “The Book of the Dead”. 

Buku ini tak hanya berisi mantra, namun juga dilengkapi peta. Inilah yang akan dibutuhkan orang yang sudah mati untuk melakukan perjalanan ke Dunia Berikutnya.

Lapisan ketiga peti mati Tutankhamun terbuat dari  emas solid lebih dari satu ton! Ketika makam dibuka pertama kali, butuh waktu hingga 3 tahun untuk membersihkan ruang depannya saja. Penemuan makam ini menjadi salah satu catatan luar biasa dalam sejarah negeri menara ini.

Posting Komentar untuk " Negeri Menara itu Adalah Mesir"