Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Angkor Wat, Misteri Dunia yang Hilang di Kamboja

Angkor Wat
credit:instagram@chezladyb

Seperti yang sering dikatakan ilmuwan baik para fisikawan maupun sejarawan, dunia ini tak bisa diungkap dengan pengetahuan. 

Dunia akan menunjukan rahasianya kepada manusia dengan caranya sendiri. Salah satunya adalah misteri dunia yang hilang di bumi ini, salah satunya peradaban Atlantis.

Pada zaman dahulu ada sebuah benua yang disebut sebagai benua Atlantis. Namun, sekarang benua itu telah lenyap bersama sejarah peradaban dan materi pembentuknya. 

Sampai saat ini Atlantis masih mengundang berbagai pertanyaan. Benarkah keberadaan Atlantis, yang kabarnya jauh lebih modern dari peradaban masehi seperti yang kita jalani sekarang.

Artikel ini akan membahas misteri dunia yang hilang lainnya, yang tidak kalah menarik dengan kisah Atlantis. 

Cerita ini mengenai misteri Angkor Wat. Sebuah kota yang sempat lenyap beberapa abad dari realitas dunia, karena tertutupi sebuah hutan yang sangat lebat di Kamboja.

Mitos setempat menyebutkan bahwa zaman dahulu di seputaran Phnom Penh, Kamboja, ada sebuah yang kuil yang dibangun oleh para dewa untuk keindahan dunia. 

Namun, dengan kentalnya mitos yang berkembang menyebabkan tak ada yang pernah berani mencari dan menemukan keberadaannya.

Sekitar tahun 1860, seorang ahli tumbuhan yang sedang mengadakan penelitian hutan Maru, dengan tidak sengaja menemukan sebuah kuil raksasa di tengah hutan yang sangat lebat. Kuil yang sudah sangat tua dan berlumut itu bernama Angkor Wat. 

Penemuan kuil ini menjadi jalan untuk menemukan sebuah kota yang pernah lenyap ditelan peradaban. 

Kota itu adalah Angkor, sebuah ibu kota, pusat pemerintahan kerajaan Khmer. Konon kota itu berdiri sejak tahun 880 hingga 1225 Masehi. 

Namun sejak abad ke 12 Masehi, setelah semua rakyat dan raja mati akibat peperangan, kota Angkor lenyap bersama dengan peradaban dan sejarahnya.

Sejarah Kota Angkor

Angkor Wat

Kota Angkor dibangun sejak zaman kerajaan Funan. Dimana kumpulan orang India yang hijrah ke Kamboja membangun peradaban itu selama empat abad. 

Kota Angkor terletak di sebelah barat Ibukota Kamboja. Puing-puing kehancurannya ditemukan di dalam hutan di sebelah utara Danau Besar Tonle Sap, dekat Siem Reap.

Di dalam Kota Angkor yang luas itu dibangun beberapa kuil untuk pemujaan pada dewa-dewa hindu. 

Itu menandakan jika Angkor merupakan sejarah perkembangan agama Hindu yang sempat hilang di Kamboja. 

Kini garis yang memutuskan antara Hindu di India dan Hindu di Kamboja sudah terungkap dengan ditemukannya Angkor.

Meskipun banyak ditemukan kuil, Angkor Wat tetap menjadi bangunan yang tertinggi di dalam kompleks candi tersebut. 

Bangunan tersebut diberikan untuk persembahan dewa Wisnu, di dalamnya terdapat patung Wisnu yang sangat besar dengan kedelapan tangannya. 

Konon kuil Angkor adalah kuil agama Hindu terbesar di dunia. Bahkan kuil ini jauh lebih besar daripada Candi Prambanan yang kita miliki. 

Angkor Wat sudah ditetapkan menjadi salah satu keajaiban dunia oleh UNESCO dan menjadi warisan dunia yang perlu dilestarikan.

Sebelum memasuki kuil Angkor, akan tampak gerbang kuil yang dihiasi patung ular raksasa berukuran panjang yang melingkar. 

Ular tersebut merupakan lambang kesuburan rakyat Kamboja. Kuil ini terdiri atas lima bangunan utama yang tersusun berundak-undak layang, seperti candi Hindu di Indonesia. 

Di sekeliling kuil utama dibangun juga kuil-kuil kecil yang mengelilingi bangunan utama. Dalam dinding-dinding kuil diukirkan relief-relief kuno yang bercerita tentang agama Hindu.

Masa kejayaan Angkor Wat adalah ketika dipimpin oleh Raja Suryavarman II yang berkuasa lebih dari 30 tahun. 

Sayangnya, setelah kerajaan Siam meluluhlantakan kerajaan tersebut, kota Angkor lenyap menjadi mitos yang berkepanjangan. 

Dan ditemukan kembali setelah 6 abad berselang. Inilah misteri dunia yang hilang dan akhirnya dapat ditemukan kembali, sehingga menjadi salah satu sejarah dunia yang membanggakan. 

Posting Komentar untuk " Angkor Wat, Misteri Dunia yang Hilang di Kamboja"