Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Budaya, Tradisi, Tarian dan Kearifan Maluku

Daftar Isi

 

tari-cakalele
credit : flickr.com

Pada artikel kali ini, Aneka Budaya akan mebahas tentang salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia, yaitu Maluku.

Informasi dan Selayang Pandang Maluku

Maluku adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah Indonesia. Maluku terdiri dari beberapa pulau kecil, seperti Pulau Ambon, Pulau Saparua, Pulau Nusalaut, dan sebagainya. Masyarakat di Maluku terdiri dari beragam etnis yang saling terkait dan hidup secara harmonis.

Berikut ini adalah beberapa informasi dan selayang pandang tentang Maluku:

Penduduk

Jumlah penduduk di Maluku mencapai sekitar 3,5 juta jiwa pada tahun 2020. Masyarakat di Maluku terdiri dari beragam etnis yang saling terkait dan hidup secara harmonis, seperti orang Ambonese, orang Bugis, orang Makassar, dan sebagainya.

Bahasa

Bahasa resmi di Maluku adalah Bahasa Indonesia, namun masyarakat di Maluku juga menggunakan bahasa daerah seperti bahasa Ambonese, bahasa Bugis, dan bahasa Makassar.

Agama

Mayoritas masyarakat di Maluku beragama Islam, namun terdapat juga masyarakat yang beragama Kristen dan Hindu. Masyarakat di Maluku hidup secara harmonis dan saling menghargai agama yang dianuti oleh sesama.

Ekonomi

Ekonomi di Maluku terutama didukung oleh sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Produk pertanian yang terkenal di Maluku adalah kelapa, pisang, dan coklat. Selain itu, Maluku juga merupakan salah satu daerah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia.

Budaya

Maluku memiliki keberagaman budaya yang kaya, dengan banyak tradisi dan adat istiadat yang masih dipertahankan sampai sekarang. Maluku juga terkenal dengan tarian-tarian khasnya seperti Poco-poco, Tari Legu, Tari Saman, dan Tari Kecak.

Dengan informasi dan selayang pandang di atas, dapat dilihat bahwa Maluku merupakan sebuah daerah yang memiliki keberagaman budaya yang kaya, serta memiliki ekonomi yang didukung oleh sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. 

Masyarakat di Maluku hidup secara harmonis dan saling menghargai agama yang dianuti oleh sesama. Maluku menjadi salah satu daerah yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam serta budaya yang unik.

Sejarah Maluku

Sejarah Maluku tercatat sejak zaman dahulu kala, dengan beberapa catatan sejarah yang menunjukkan bahwa Maluku sudah dikenal sejak abad ke-13. Pada abad tersebut, Maluku merupakan salah satu tempat yang populer bagi para pedagang dari Timur Tengah dan Asia untuk berdagang.

Seiring berjalannya waktu, Maluku juga menjadi salah satu tempat yang ditargetkan oleh berbagai negara untuk dikuasai. Pada abad ke-16, Maluku dikuasai oleh Belanda yang kemudian membentuk VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), sebuah perusahaan dagang terbesar di dunia pada saat itu. VOC menguasai Maluku hingga abad ke-19, ketika Indonesia merdeka dari Belanda.

Setelah merdeka, Maluku menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau kecil, seperti Pulau Ambon, Pulau Saparua, Pulau Nusalaut, dan sebagainya. Pada tahun 1999, terjadi konflik di Maluku yang dikenal dengan sebutan "Perang Saudara Maluku". 

Konflik tersebut terjadi antara kelompok-kelompok etnis yang saling bermusuhan, namun setelah beberapa tahun, konflik tersebut berhasil ditangani dan Maluku kembali menjadi provinsi yang damai.

Sampai sekarang, Maluku terus berkembang dan menjadi salah satu provinsi yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang kaya. Maluku juga terkenal dengan keindahan alamnya yang mempesona, seperti pantai-pantai yang indah, gunung-gunung yang menghijau, dan laut yang biru. Maluku menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Indonesia bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam serta budaya yang unik.

Budaya dan Tradisi Maluku

makan-bajamba-maluku
credit : flickr.com

Maluku adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah Indonesia. Maluku terkenal dengan keberagaman budaya dan tradisinya yang kaya. 

Berikut adalah beberapa budaya dan tradisi Maluku:

Salah satu budaya unik yang terdapat di Maluku adalah adat pernikahan yang disebut "Makan Bajamba". Dalam adat ini, calon mempelai wanita harus menyajikan makanan kepada calon mempelai pria sebelum pernikahan dapat dilangsungkan. Makanan yang disajikan biasanya terdiri dari sambal, ikan asap, dan nasi.

Selain itu, Maluku juga memiliki tradisi menyanyi dan tari yang disebut "Poco-poco". Tarian ini merupakan tarian khas Maluku yang sering dilakukan saat acara-acara keagamaan atau perayaan hari besar. Poco-poco dianggap sebagai simbol kebersamaan dan kekeluargaan di kalangan masyarakat Maluku.

Budaya lain yang terdapat di Maluku adalah budaya membuat ukiran kayu. Ukiran kayu ini biasanya digunakan sebagai hiasan rumah atau sebagai hadiah untuk orang tersayang. Ukiran kayu di Maluku dibuat dengan menggunakan teknik ukiran yang khas dan memiliki motif yang khas pula.

Di Maluku, terdapat pula tradisi membuat batik. Batik Maluku biasanya memiliki motif yang khas dan dianggap sebagai salah satu batik terbaik di Indonesia. Motif batik Maluku sering menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Maluku, seperti motif perahu, burung, dan lain-lain.

Selain itu, Maluku juga memiliki tradisi yang disebut "Makassar". Makassar adalah sebuah tradisi yang biasa dilakukan saat perayaan hari raya atau acara-acara keagamaan. Dalam tradisi ini, masyarakat Maluku akan berkumpul dan menyanyikan lagu-lagu khas Maluku sambil menari. Makassar dianggap sebagai simbol kebersamaan dan kekeluargaan di kalangan masyarakat Maluku.

Dengan keberagaman budaya dan tradisi yang dimiliki, Maluku menjadi salah satu daerah yang menarik untuk dikunjungi di Indonesia. Masyarakat Maluku juga terkenal dengan sikap sopan santun dan ramah kepada wisatawan yang berkunjung ke daerahnya.

Nama dan Jenis Tarian Maluku

Selain budaya dan tradisi yang unik, Maluku juga terkenal dengan keberagaman budaya dan tradisi yang kaya. Salah satu budaya yang terdapat di Maluku adalah tarian, yang merupakan bagian integral dari kebudayaan Maluku. 

Berikut ini adalah beberapa nama dan jenis tarian yang terdapat di Maluku:

Poco-poco

Poco-poco adalah tarian khas Maluku yang sering dilakukan saat acara-acara keagamaan atau perayaan hari besar. Tarian ini merupakan tarian kolosal yang menampilkan gerakan-gerakan yang dinamis dan menyenangkan. Poco-poco dianggap sebagai simbol kebersamaan dan kekeluargaan di kalangan masyarakat Maluku.

Tari Legu

Tari Legu adalah tarian tradisional yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Pulau Ambon. Tarian ini merupakan tarian persembahan yang biasa dilakukan saat acara-acara keagamaan atau perayaan hari besar. Tari Legu memiliki gerakan yang dinamis dan menyenangkan, serta memiliki musik yang merdu dan menyentuh.

Tari Saman

Tari Saman adalah tarian tradisional yang berasal dari Aceh, namun juga terdapat di beberapa daerah di Maluku. Tarian ini merupakan tarian kolosal yang menampilkan gerakan-gerakan yang dinamis dan menyenangkan. Tari Saman juga memiliki musik yang merdu dan menyentuh, yang biasa diiringi dengan alat musik tradisional seperti gendang dan rebab.

Tari Kecak

Tari Kecak adalah tarian yang berasal dari Bali, namun juga terdapat di beberapa daerah di Maluku. Tarian ini merupakan tarian yang menceritakan tentang cerita rakyat Bali yang dikemas dalam bentuk tarian. Tari Kecak memiliki gerakan yang dinamis dan menyenangkan, serta diiringi oleh suara "cak" yang menyentuh.

Dengan keberagaman tarian yang dimiliki, Maluku menjadi salah satu daerah yang menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan yang ingin menikmati kebudayaan yang unik dan menyenangkan. Tarian-tarian di Maluku juga merupakan simbol kekeluargaan dan kebersamaan di kalangan masyarakat Maluku.

Kearifan lokal Maluku

Kearifan lokal adalah pengetahuan, pengalaman, dan sikap yang dimiliki oleh masyarakat suatu daerah yang berasal dari tradisi dan budaya yang telah ada sejak lama di daerah tersebut. Kearifan lokal merupakan bagian penting dari budaya suatu daerah, yang dapat digunakan sebagai sumber inspirasi dan solusi dalam menghadapi masalah yang dihadapi oleh masyarakat tersebut.

Di Maluku, kearifan lokal merupakan bagian integral dari budaya dan tradisi yang ada. Kearifan lokal Maluku tercermin dari cara masyarakat Maluku hidup secara sehat dan seimbang dengan lingkungan alam yang ada di sekitar mereka. 

Masyarakat Maluku juga memiliki tradisi-tradisi yang menunjukkan kearifan lokal mereka, seperti adat istiadat dalam bercocok tanam, memelihara ternak, dan sebagainya.

Selain itu, kearifan lokal Maluku juga tercermin dari cara masyarakat Maluku menjaga keharmonisan sosial di antara sesama mereka. Masyarakat Maluku terkenal dengan sikap sopan santun dan ramah kepada orang lain, serta memiliki tradisi-tradisi yang menunjukkan kepedulian terhadap sesama, seperti tradisi membantu orang yang membutuhkan dan memberikan pertolongan kepada sesama.

Kearifan lokal Maluku juga tercermin dari cara masyarakat Maluku menjaga kelestarian lingkungan alam di sekitar mereka. Masyarakat Maluku memiliki tradisi-tradisi yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, seperti tradisi menanam pohon dan menjaga keberlangsungan sumber air yang ada di daerah mereka.

Dengan bekal kearifan lokal yang dimiliki, masyarakat Maluku dapat hidup sejahtera dan harmonis dengan lingkungan alam yang ada di sekitar mereka. Kearifan lokal Maluku juga dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi masyarakat lain dalam menjaga keharmonisan dengan lingkungan alam dan sesama.

Tradisi / Atraksi Bambu Gila

credit : flickr.com

Salah satu tradisi unik yang mungkin hanya bisa kita jumpai di dunia ini adalah tradisi Bambu Gila yang ada di Maluku. Atraksi yang bisa di kategorikan sebagai salah satu tarian tradisional ini masih terus dilestarikan hingga kini. Setidaknya, atraksi ini membutuhkan tujuh orang pemain yang rela berkeringat memeluk bambu yang berat dan bergoyang-goyang dengan sendirinya.

Bambu bergoyang dengan sendirinya? Karena bambu yang digunakan dalam atraksi ini telah dibacakan mantra-mantra khusus oleh seorang pawang atau lebih tepatnya dukun setempat. Awalnya pawang akan membacakan mantra tertentu secara berulang-ulang sambil membakar kemenyan dalam tempurung kelapa. Asap dari batok tersebut ditiup-tiupkan ke arah bambu.

Tujuh orang peserta bambu gila mulai memeluk bambu yang mencapai dua setengah meter yang telah dibacakan mantra. Kemudian pawang mulai menyerukan kata “gila” sebanyak tiga kali kemudian bambu pun mulai menari. 

Sejurus kemudian, para pemeluk bambu mulai bergerak seolah - olah seperti sedang menari. Anehnya, bambu yang mereka pegang dan peluk mulai bergerak sendiri. Selain itu, menurut pengakuan para peserta yang pernah mencobanya, bambu yang tadinya ringan mendadak menjadi lebih berat dan lambat laun menjadi lebih berat lagi.

Pertunjukan bambu gila telah menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Maluku. Kini, seiring dengan perkembangan pariwisata di daerah tersebut, atraksi bambu gila menjadi hiburan bagi para wisatawan domestik dan mancanegara yang mampir ke sana.

Menurut beberapa literatur, tradisi bambu gila ini sudah ada sejak sebelum masuknya agama Kristen dan Islam di Maluku. Desa Liang yang berada sekitar 40 kilometer dari kota Ambon merupakan desa tempat bambu gila masih sering dipertunjukkan. Selain desa Liang, desa lain yang juga masih mempertahankan tradisi ini antara lain Desa Mamala di kecamatan Leihitu, Maluku Tengah.

Menonton atraksi bambu gila ini seperti menonton atraksi rodeo di Spanyol. Bedanya, kalau di dalam rodeo penunggang Banteng liar harus bertahan di atas Banteng yang meloncat-loncat dengan gila, dalam atraksi bambu gila para pemeluk bambu harus mempertahankan pelukannya agar tidak lepas dari bambu yang bergoyang sesuai dengan musik yang mengiringinya.

Berikut ini adalah salah satu video tentang atraksi Bambu Gila di Maluku (Credit to channel GERSOP CHANNEL)


Demikianlah ulasan dan pembahasan tentang Budaya, Tradisi, Tarian dan Kearifan Maluku. Semoga informasi diatas bermanfaat dan berguna untuk para pembaca semuanya.

Posting Komentar untuk "Budaya, Tradisi, Tarian dan Kearifan Maluku"