Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Budaya Suku Tolaki Sulawesi Tenggara

Budaya Suku Tolaki Sulawesi Tenggara

Sekilas Cerita Tentang Suku Tolaki

Suku Tolaki adalah sebuah komunitas masyarakat yang mendiami  pulau Sulawesi di sebelah Tenggara persisnya di kota Kendari serta Konawe. Bila ditilik dari garis ras atau keturunan, suku ini diduga datang dari daerah Yunan bagian Selatan, namun sudah bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat setempat.

Kebanyakan dari mereka punya profesi sebagai petani yang rajin dalam bekerja. Selain itu mereka juga punya semangat gotong royong yang tinggi. Sementara itu, Tolaki adalah sebuah kata yang mengandung arti jantan. Sedangkan orang suku Tolaki menyebut dirinya Tolohianga yang maksudnya adalah orang yang datang dari langit.

Budaya Suku Tolaki

Pada zaman dahulu, suku Tolaki yang merupakan bagian dari Konawe, sebuah kerajaan yang terletak di wilayah Unaaha, menerapkan sebuah aturan yang disebut Siwole Mbatohu. Aturan ini diperkirakan diterapkan sekitar tahun 1602 hingga 1666 Masehi.

Suku Tolaki memiliki simbol budaya yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat mereka. Simbol ini disebut Kalo Sara, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang memiliki budi pekerti yang baik dan bersatu untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul. Selain itu, Kalo Sara juga mendorong masyarakat untuk menjaga ketentraman dan kesejahteraan bersama serta bergaul dengan anggota masyarakat lain dengan sikap akrab.

Dalam hubungan antar anggota masyarakat, terdapat unsur-unsur yang mengandung nilai filsafat tinggi. Suku Tolaki menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Adapun jenis dari budaya hasil karya atau cipta yang punya nilai sosial sangat tinggi ini antara lain:

O’sara

O'sara adalah sebuah prinsip yang diajarkan kepada setiap anggota Suku Tolaki untuk selalu mentaati segala keputusan yang dikeluarkan oleh adat. Prinsip ini bertujuan untuk menciptakan rasa damai dan cinta dalam kehidupan masyarakat Tolaki. Terutama ketika sedang menghadapi masalah atau sengketa dengan anggota masyarakat lain.

Dalam menerapkan prinsip O'sara, masyarakat Tolaki diharapkan untuk selalu mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan individu. Setiap keputusan yang diambil oleh adat harus dihormati dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat, tanpa terkecuali. Dengan cara ini, diharapkan masalah dan sengketa dapat diselesaikan dengan damai dan tanpa ada pihak yang dirugikan.

Prinsip O'sara juga mendorong masyarakat Tolaki untuk hidup dengan penuh kebersamaan dan kekeluargaan. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka senantiasa berusaha untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain. Dengan demikian, masyarakat Tolaki dapat hidup dalam harmoni dan menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi seluruh anggotanya.

Kohanu

Kohanu atau yang sering juga disebut sebagai budaya malu, merupakan sistem pertahanan moral bagi diri sendiri yang dipraktikkan oleh masyarakat Tolaki. Jika ada anggota masyarakat yang dikatakan malas bekerja, maka mereka akan menerapkan budaya kohanu ini dengan cara lebih tekun dan rajin dalam bekerja. Dengan begitu, sebutan sebagai pemalas akan hilang dari dirinya dan berganti dengan sebutan pekerja keras yang rajin dan tekun.

Budaya kohanu ini secara tidak langsung mengajak setiap orang untuk selalu memaksimalkan tenaga maupun pikiran yang dimilikinya untuk memajukan dirinya sendiri atau anggota suku yang lain. Selain itu, budaya kohanu juga memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong dalam masyarakat Tolaki. Setiap anggota masyarakat diharapkan untuk tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi, tetapi juga kepentingan bersama.

Dalam praktiknya, budaya kohanu juga menekankan pentingnya menjaga nama baik dan kehormatan keluarga. Setiap tindakan yang dilakukan oleh anggota masyarakat akan berdampak pada nama baik keluarga dan suku. Oleh karena itu, masyarakat Tolaki senantiasa berusaha untuk menjaga perilaku dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang ada.

Merau

Merau adalah budaya yang menjadi ciri khas dari masyarakat Tolaki. Budaya ini mengajarkan setiap anggota suku untuk selalu mengedepankan sikap sopan dan santun dalam pergaulan sehari-hari. Selain itu, merau juga mengajak setiap orang untuk memberikan rasa hormat bagi sesama anggota suku Tolaki maupun orang lain.

Dalam budaya merau, setiap anggota suku diharapkan untuk selalu mengucapkan salam kepada orang lain sebagai tanda penghormatan. Selain itu, setiap orang juga diharapkan untuk selalu memperhatikan sopan santun dalam berbicara dan bertindak. Tidak hanya itu, budaya merau juga mengajarkan nilai-nilai kekeluargaan yang kuat, sehingga setiap anggota masyarakat Tolaki merasa bahwa mereka adalah bagian dari satu keluarga besar.

Dalam praktiknya, budaya merau sangat terlihat dalam acara-acara adat atau keagamaan masyarakat Tolaki. Setiap anggota masyarakat akan berkumpul dan saling berjabat tangan serta saling mengucapkan salam sebagai tanda penghormatan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya merau merupakan pondasi yang kuat dalam kehidupan sosial masyarakat Tolaki.

Budaya merau menjadi ciri khas yang membuat masyarakat Tolaki sangat dikenal dengan sikap sopan dan santun dalam pergaulan. Budaya ini menjadi pondasi yang kuat dalam mempererat hubungan antar anggota suku Tolaki dan mengajarkan setiap orang untuk memberikan rasa hormat bagi sesama anggota suku Tolaki maupun orang lain.

Samaturu

Budaya Samaturu merupakan salah satu ciri khas dari Suku Tolaki yang mengajarkan untuk selalu menjalin persatuan dan kerja sama dalam bermasyarakat. Salah satu ajaran dari Samaturu adalah sikap suka menolong orang lain yang sedang membutuhkan bantuan dengan senang hati, tanpa mengharapkan imbalan apapun. 

Ini menunjukkan bahwa Suku Tolaki sangat memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi, seperti gotong royong dan kepedulian sosial terhadap sesama. Budaya Samaturu juga diwujudkan dalam berbagai kegiatan seperti acara adat, pesta rakyat, maupun kegiatan keagamaan. Dengan adanya budaya Samaturu, diharapkan masyarakat Suku Tolaki akan selalu hidup harmonis dan saling mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.

Taa Ehe Tinua-Tuay

Taa Ehe Tinua-Tuay adalah budaya yang mengajak setiap anggota suku Tolaki untuk merasa bangga dan berharga karena menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Budaya ini sejalan dengan konsep Kohanu yang menekankan pada pengembangan diri, namun disini fokusnya lebih pada rasa bangga dan kebanggaan akan identitas dan keberadaannya sebagai bagian dari suku Tolaki.

Dalam budaya ini, setiap orang diajarkan untuk menghargai dan mencintai keberadaannya sebagai anggota suku Tolaki. Hal ini membuat mereka lebih merasa terikat pada masyarakat dan lebih bersemangat dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya demi kemajuan bersama. 

Dengan merasa bangga dan berharga sebagai bagian dari suku Tolaki, maka diharapkan setiap anggota masyarakat akan selalu berperan aktif dalam menjaga keharmonisan dan persatuan di antara sesama anggota suku Tolaki.

Kesimpulan

Suku Tolaki adalah sebuah komunitas masyarakat yang mendiami Sulawesi Tenggara, terutama di kota Kendari dan Konawe. Meskipun diduga berasal dari daerah Yunan bagian Selatan, Suku Tolaki sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat setempat. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani dan memiliki semangat gotong royong yang tinggi.

Suku Tolaki memiliki beberapa simbol budaya yang membuat mereka bisa bersatu padu untuk mengatasi berbagai macam persoalan yang muncul. Diantaranya adalah Kalo Sara, O'sara, Kohanu, Merau, Samaturu, dan Taa Ehe Tinua-Tuay. Setiap simbol budaya memiliki makna filosofis yang tinggi dan dijadikan sebagai tongkat pegangan untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Budaya Kohanu mengajak setiap orang untuk selalu memaksimalkan tenaga maupun pikiran yang dimilikinya untuk memajukan diri sendiri atau anggota suku yang lain. Budaya Merau mengajak orang untuk selalu mengedepankan sikap sopan dan santun dalam pergaulan serta memberikan rasa hormat kepada sesama anggota suku Tolaki maupun orang lain. Budaya Samaturu mengutamakan hidup untuk selalu menjalin persatuan dan suka menolong orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan dengan senang hati.

Suku Tolaki memiliki budaya yang sangat kaya dan mengajarkan nilai-nilai moral yang tinggi, seperti gotong royong, kebersamaan, kemandirian, dan sikap sopan santun. Budaya ini menjadi pondasi kuat dalam kehidupan masyarakat Suku Tolaki dan masih tetap dipertahankan hingga saat ini.

Posting Komentar untuk " Budaya Suku Tolaki Sulawesi Tenggara"