Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diaspora Suku Jawa-Data Dan Fakta Tentang Kepulauan Cocos (Cocos Island)


Diaspora Suku Jawa-Data Dan Fakta Tentang Kepulauan Cocos (Cocos Island)
image via freepick

Selain Suriname, Kaledonia Baru, dan Madagaskar terdapat satu wilayah yang menggunakan bahasa Jawa dalam pergaulan sehari - hari. Nama tempat tersebut adalah Cocos Island (Kepulauan Cocos). Satu hal yang unik dari kepaulauan Cocos ini adalah bahwa 80% penduduknya merupakan muslim yang beretnis jawa dan melayu. Mereka adalah keturunan para pekerja yang di datangkan oleh Inggris dari Pulau Jawa pada abad ke-19 untuk di pekerjakan sebagai pekerja kontrak di berbagai perkebunan di sana.

Hingga sekarang ini warga keturunan dari suku Jawa ini masih memegang budaya jawa yang merupakan budaya leluhurnya. Bahkan generasi tuanya masih banyak yang menggunakan bahasa jawa pada kehidupan sehari-hari. Bahkan di dalam logo kepulauan tersebut terdapat tulisan berbahasa Indonesia "Maju Pulau Kita". Bahkan wayang kulit di adopsi sebagai gambar di perangko nasional Australia.

Sejarah Singkat Cocos Island

Kepulauan Cocos pada awalnya adalah sebuah kepulauan yang tidak berpenghuni sampai akhirnya pada tahun 1609 wilayah kepulauan tersebut oleh seorang pelaut dari Inggris yang bernama William Keeling, yang bekerja untuk Perusahaan Hindia Timur. Mereka kemudian menetap (1826) bersama seorang petualang Inggris yang bernama Alexander Hare, yang membawa harem dan budak dari Melayu. Pada tahun 1827, John Clunies-Ross menetap di kepulauan tersebut bersama dengan keluarganya, dan mengembangkan perkebunan kelapa secara alami, serta membawa sejumlah orang Melayu untuk membantu memanen buah kelapa untuk dijadikan kopra. Seorang ilmuan asal Inggris yakni Charles Darwin pernah melakukan pengamatan terumbu karang di sana pada tahun 1836.

Kepulauan Cocos termasuk kedalam wilayah kedaulatan Inggris yang dideklarasikan kepemilikannya oleh Inggris pada tahun 1857. Kepulauan Cocos berada di bawah Gubernur Ceylon (sekarang Sri Lanka) pada 1878. Pada tahun 1903, Kepulauan Cocos melekat pada koloni mahkota Inggris di Singapura. Selama masa Perang Dunia I, kapal penjelajah milik Jerman kewalahan melawan kapal penjelajah Australia dan akhirnya terdampar di terumbu karang di sebelah utara Keeling. Kepulauan tersebut kemudian berpindah dari Singapura ke Australia pada 1955. 

Pada bulan September 1978, Pemilik kepulauan Cocos, John Clunies-Ross, menjual sebagian besar harta miliknya dan melepaskan kekuasaannya atas Kepulauan tersebut kepada Australia, yang kemudian juga memperkenalkan mata uang Australia dan mengambil langkah menuju pembentukan pemerintahan Cocos Melayu sendiri. Dalam sebuah referendum pada tahun 1984 tentang status politik dan masa depan kepulauan Cocos, akhirnya warga memilih untuk integrasi secara penuh dengan Australia. Para pemimpin pulau tersebut menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah Australia pada tahun 1991, yang menjelaskan langkah - langkah yang dirancang untuk membawa standar hidup Warga Kepulauan Cocos sejalan dengan daratan Australia. Keluarga Clunies-Ross pada akhirnya menjual properti Home Island yang tersisa ke Australia pada  tahun 1993.

Wilayah Kepulauan Cocos (kō) atau Kepulauan Keeling, terdiri dari 27 pulau karang dan dua buah atol yang terpisah sekitar 14,2 kilometer persegi. Kepulauan Cocos berada di Samudera Hindia, sekitar 2.250 km dari Sri Lanka. Hanya ada tiga pulau yang dihuni di kepulauan Cocos yakni West Island, yang memiliki bandara dan komunitas terbesar di Eropa. Kemudian Home Island, bekas Markas besar Clunies-Ross Estate dan dihuni terutama oleh warga melayu. Dan yang ketiga adalah Direction Island, yang memiliki basis penerbangan-laut. 

Agama yang dominan di kepulauan Cocos adalah Muslim Sunni dan bahasa utama adalah bahasa Inggris dan dialek Cocos Melayu. Perekonomian ini didasarkan pada sektor pariwisata dan perikanan setelah di hentikannya produksi kopra di kepulauan tersebut. Seorang administrator, yang ditunjuk oleh Gubernur Jenderal Australia, mengepalai pemerintahan di kepulauan Cocos. Legislatif unikameral terdiri dari tujuh kursi Shire Council, yang anggotanya dipilih untuk jangka dua tahun.

Diaspora Suku Jawa-Data Dan Fakta Tentang Kepulauan Cocos (Cocos Island)
image via https://www.britannica.com/

Secara geografis wilayah Kepulauan Cocos (Keeling), berada sekitar  2.290 mil (3.685 km) barat kota Darwin, dan sekitar 560 mil (900 km) barat daya Pulau Christmas (wilayah eksternal lain di Australia). 

Topografi Kepulauan Cocos

Pulau Keeling Utara terletak sekitar 15 mil (24 km) sebelah utara Laguna utama (South Lagoon), yang dikelilingi oleh banyak pulau-pulau dari Kepulauan Keeling Selatan. Konter tanahnya rendah, dengan titik tertinggi di wilayah itu naik menjadi hanya sekitar 20 kaki (6 meter) di atas permukaan laut. Iklim di kepulauan Cocos cenderung hangat dan lembab dengan suhu udara berkisar dari 77 sampai 84 ° f (25 sampai 29 ° c), dan curah hujan tahunan rata - rata 78 inci (1.970 mm). 

Vegetasi utama di kepulauan Cocos ini terdiri dari pohon kelapa, yang sebelumnya dibudidayakan untuk dijadikan kopra. Tidak ada jenis mamalia asli, tetapi burung laut sangat banyak dan berlimpah, seperti halnya kepiting darat yang juga banyak. Pulau Keeling Utara dan perairan sekitarnya ditetapkan sebagai kawasan lindung, Taman Nasional Pulu Keeling, pada 1995.

https://mahessa83.blogspot.com/

Populasi Penduduk Kepulauan Cocos

Penduduk kepulauan Cocos didominasi oleh keturunan dari para pekerja perkebunan asli, yang sebagian besar berasal dari Melayu, yang dibawa ke Kepulauan Cocos oleh John Clunies-Ross, pada tahun 1827 hingga 1831. Sekitar empat perlima populasi Cocos Islanders, atau Cocos Malays, sebagaimana mereka sering disebut, bersama dengan keturunan keluarga Clunies-Ross — tinggal di Home Island. Sebagian besar Cocos Malays berbicara dialek Melayu dan merupakan keturunan Muslim. Banyak penduduk Cocos yang pindah ke Australia pada pertengahan 1950-an karena kondisi pulau yang sudah penuh sesak, Mereka kemudian menetap terutama di negara bagian Barat Australia.

Demikianlah uraian artikel tentang Diaspora Suku Jawa-Data Dan Fakta Tentang Kepulauan Cocos (Cocos Island). Semoga bermanfaat dan semakin menambah wawasan Anda.

Posting Komentar untuk "Diaspora Suku Jawa-Data Dan Fakta Tentang Kepulauan Cocos (Cocos Island)"