Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Primbon Jawa Lengkap

 

mengenal-primbon-jawa-lengkap
credit:instagram@warjito_buki

Suku Jawa adalah salah satu suku di Indonesia yang memiliki peradaban sangat maju dibandingkan dengan seku bangsa lainnya. Peradaban suku Jawa bahkan sudah di akui oleh dunia, ketika pada masa itu bangsa - bangsa di dunia masih hidup dalam masa yang suram.

Salah satu bukti nyata kemajuan peradaban suku Jawa adalah bahwa suku Jawa sudah mampu membuat alat - alat musik dari jenis logam (Kenong,Gong, dan lain - lain), ketika bangsa - bangsa lain di dunia ini belum bisa melakukan dan membuatnya. Hanya bangsa yang telah memiliki peradaban yang sangat maju saja yang bisa membuat alat - alat musik dari jenis logam.

Namun demikian, suku Jawa ternyata tetap memiliki kearifan lokal yang tetap terjaga hingga saat ini. Dalam hidup orang Jawa ada batasan - batasan nilai dimana sesuatu dianggap pantas dan tidak pantas. Sesuatu boleh di lakukan dan tidak boleh dilakukan.

Salah satu kearifan lokal suku Jawa adalah mereka masih memegang teguh nilai - nilai yangn diwariskan oleh nenek moyang mereka, yakni Primbon.

Apakah Primbon itu?

Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Primbon adalah kitab yang berisikan ramalan (perhitungan hari baik, hari nahas, dan sebagainya); buku yang menghimpun berbagai pengetahuan kejawaan, berisi rumus ilmu gaib (rajah, mantra, doa, tafsir mimpi), sistem bilangan yang pelik untuk menghitung hari mujur untuk mengadakan selamatan, mendirikan rumah, memulai perjalanan dan mengurus segala macam kegiatan yang penting, baik bagi perorangan maupun masyarakat.

Pada artikel kali ini saya akan share tentang Primbon Jawa Lengkap yang bisa Anda gunakan dalam menghitung hari baik atau yang lainnya. 

Silahkan dibaca Primbon Jawa Lengkap berikut ini.

Sistem Penanggalan Jawa

Sistem Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistem penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia.

Berikut ini adalah rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut :

1. Pancawara – Pasaran

 Perhitungan hari dengan siklus 5 harian :

  • Kliwon/ Kasih
  • Legi / Manis
  • Pahing / Jenar
  • Pon / Palguna
  • Wage / Kresna/ Langking

2. Sadwara – Paringkelan

Perhitungan hari dengan siklus 6 harian, yaitu:

  • Tunngle / Daun
  • Aryang / Manusia
  • Wurukung/ Hewan
  • Paningron / Mina/Ikan
  • Uwas / Peksi/Burung
  • Mawulu / Taru/Benih

3. Saptawara – Padinan

Perhitungan hari dengan siklus 7 harian, yaitu:

  • Minggu / Radite
  • Senin / Soma
  • Selasa / Anggara
  • Rebo / Budha
  • Kemis / Respati
  • Jemuwah / Sukra
  • Setu / Tumpak/Saniscara

4. Hastawara – Padewan

Perhitungan hari dengan siklus 8 harian, yaitu :

  • Sri
  • Indra
  • Guru
  • Yama
  • Rudra
  • Brama
  •  Kala
  • Uma

5. Sangawara – Padangon

Perhitungan hari dengan siklus 9 harian, yaitu :

  • Dangu / Batu
  • Jagur / Harimau
  • Gigis / Bumi
  • Kerangan / Matahari
  • Nohan / Rembulan
  • Wogan / Ulat
  • Tulus / Air
  • Wurung / Api
  • Dadi / Kayu

6. Wuku

Perhitungan hari dengan siklus mingguan dari 30 wuku, yaitu :

1. Sinta……..11. Galungan……..21. Maktal

2. Landhep……12. kuningan……..22. Wuye

3. Wukir……..13. Langkir………23. Manahil

4. Kurantil…..14. Mandhasiya……24. Prangbakat

5. Tolu………15. Julungpujud…..25. Bala

6. Gumbreg……16. Pahang……….26. Wugu

7. Warigalit….17. Kuruwelut…….27. Wayang

8. Warigagung…18. Marakeh………28. Kulawu

9. Julungwangi..19. Tambir……….29. Dukut

10. Sungsang….20. Medangkungan…30 Watugunung

7. Sasi Jawa – ada 12, yaitu :

1. Sura………5. Jumadilawal…9. Poso

2. Sapar……..6. Jumadilakhir..10. Sawal

3. Mulud……..7. Rejeb………11. Dulkangidah

4. Bakdomulud…8. Ruwah………12. Besar

8. Tahun Jawa – ada 8, yaitu :

1. Alip……..4. Je….7. Wawu

2. Ehe………5. Dal…8. Jimakir

3. Jimawal…..6. Be

9. Windu – umurnya 8 tahun, yaitu :

  • Adi / Linuwih
  • Kuntara / Ulah
  • Sengara / Panjir
  • Sancaya / Sarawungan

10. Lambang – umurnya 8 tahun jumlahnya ada 2, yaitu :

  • Lambang Langkir
  • Lambang Kulawu

11. Kurup – umurnya 15 windu atau 120 tahun, ada 7 kurup (menurut tanggal 1 Suro tahun Alip), yaitu:

1. Senen /Isnaniyah….5. Jemuah / Jamngiyah

2. Selasa Salasiyah…..6. Setu / Sabtiyah

3. Rebo / Arbangiyah….7. Akad / aqdiyah

4. Kemis / Kamsiyah

12. Mangsa- jumlahnya 12, yaitu :

  • Kasa / Kartika
  • Karo / Pusa
  • Katiga / Manggasri
  • Kapat / Setra
  • Kalima / Manggala
  • Kanem / Maya
  • Kapitu / Palguna
  • Kawolu / Wisaka
  • Kasanga / Jita
  • Kasepuluh / Srawana
  • Kasewelas / Sadha
  • Karolas / Asuji

Sistem Penanggalan Jawa disebut juga Penanggalan Jawa Candra Sengkala atau perhitungan penanggalan berdasarkan peredaran Bulan mengitari Bumi. Petungan penanggalan Jawa sudah dicocokkan dengan penanggalan Hijriah.

Namun demikian pencocokkan ini bukanlah menjiplak sepenuhnya juga mempergunakan perhitungan yang rumit oleh para leluhur kita.

Ada perbedaan yang hakiki antara sistem perhitungan penanggalan Jawa dengan penanggalan Hijriah, perbedaan yang nyata adalah pada saat penetapan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan.

Candra Sengkala Jawa menetapkan bahwa pergantian hari ketika pergantian sasi waktunya adalah tetap yaitu pada saat matahari terbenam (surup – antara pukul 17.00 sampai dengan 18.00), sedangkan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan pada penanggalan Hijriah ditentukan melalui Hilal dan Rukyat.

Mencari hari baik

mengenal-primbon-jawa-lengkap
credit:instagram@mj_alros

Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.

Menurut perhitungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah berlainan:

• Akad (Minggu) jumlah neptu 5

• Senen (Senen) jumlah neptu 4

• Selasa (selasa)jumlah neptu 3

• Rabu (Rabu) jumlah neptu 7

• Kemis (Kemis) jumlah neptu 8

• Jum'ah (Jum’at)jumlah neptu 6

• Setu (Sabtu) jumlah neptu 9

Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu:

• Kliwon jumlah neptunya 8

• Legi jumlah neptunya 5

• Pahing jumlah neptunya 9

• Pon jumlah neptunya 7

• Wage jumlah neptunya 4

Neptu hari atau pasaran kelahniran untuk perkawinan

Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.

Misalnya :

Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1

Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.

Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:

Apabila sisa:

1 dan 4 : banyak celakanya

1 dan 5 :bisa

1 dan 6 : jauh sandang pangannya

1 dan 7 : banyak musuh

1 dan 8 : sengsara

1 dan 9 : menjadi perlindungan

2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya

2 dan 3 : salah seorang cepat wafat

2 dan 4 : banyak godanya

2 dan 5 : banyak celakanya

2 dan 6 : cepat kaya

2 dan 7 : anaknya banyak yang mati

2 dan 8 : dekat rejekinya

2 dan 9 : banyak rejekinya

3 dan 3 : melarat

3 dan 4 : banyak celakanya

3 dan 5 : cepat berpisah

3 dan 6 : mendapat kebahagiaan

3 dan 7 : banyak celakanya

3 dan 8 : salah seorang cepat wafat

3 dan 9 : banyak rejeki

4 dan 4 : sering sakit

4 dan 5 : banyak godanya

4 dan 6 : banyak rejekinya

4 dan 7 : melarat

4 dan 8 : banyak halangannya

4 dan 9 : salah seorang kalah

5 dan 5 : tulus kebahagiaannya

5 dan 6 : dekat rejekinya

5 dan 7 : tulus sandang pangannya

5 dan 8 : banyak bahayanya

5 dan 9 : dekat sandang pangannya

6 dan 6 : besar celakanya

6 dan 7 : rukun

6 dan 8 : banyak musuh

6 dan 9 : sengsara

7 dan 7 : dihukum oleh istrinya

7 dan 8 : celaka karena diri sendiri

7 dan 9 : tulus perkawinannya

8 dan 8 : dikasihi orang

8 dan 9 : banyak celakanya

9 dan 9 : liar rejekinya

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :

1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati

2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati

3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.

Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :

1 = Getho, jarang anaknya,

2 = Gembi, banyak anak,

3 = Sri banyak rejeki,

4 = Punggel, salah satu akan mati

Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :

Ahad dan Ahad, sering sakit

Ahad dan Senin, banyak sakit

Ahad dan Selasa, miskin

Ahad dan Rebo, selamat

Ahad dan Kamis, cekcok

Ahad dan Jumat, selamat

Ahad dan Sabtu, miskin

Senen dan Senen, tidak baik

Senin dan Selasa, selamat

Senen dan Rebo, anaknya perempuan

Senen dan Kamis, disayangi

Senin dan Jumat, selamat

Senen dan Sabtu, direstui

Selasa dan Selasa, tidak baik

Selasa dan Rebo, kaya

Selasa dan Kamis, kaya

Selasa dan Jumat, bercerai

Selasa dan Sabtu, sering sakit

Rebo dan Rebo, tidak baik

Rebo dan Kamis, selamat

Rebo dan Jumat, selamat

Rebo dan Sabtu, baik

Kamis dan Kamis, selamat

Kamis dan Jumat, selamat

Kamis dan Sabtu, celaka

Jumat dan Jumat, miskin

Jumat dan Sabtu celaka

Sabtu dan Sabtu, tidak baik

HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN

(baik buruknya bulan untuk mantu):

1. Bulan Jawa Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)

2. Bulan Jawa Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)

3. Bulan Jawa Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)

4. Bulan jawa Bakda Mulud : diomongin jelek (boleh dipakai)

5. Bulan Jawa Bakda Jumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)

6. Bulan Jw. Jumadil Akhir : kaya akan emas dan perak

7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat

8. Bulan Jw. Ruwah : selamat

9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)

10. Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)

11. Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)

12. Bulan Jw. Besar : senang dan selamat

BULAN TANPA ANGGARA KASIH

Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkan kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.

Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang dianggap penting.

Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:

1. dalam tahun Alip bulan 2 : Jumadil Akhir dan besar

2. dalam tahun ehe bulan 2 dan : jumadil akhir

3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb

4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar

5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa

6. dalam tahun Di bulan 2 : mulud dan syawal

7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal

8. dalam tahun Jimakir bulan 2 : Jumadil Awal dan Zulkaidah

SAAT TATAL

Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.

Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :

1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehat.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi.

2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.

3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki.

4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.

5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.

HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN

Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:

1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi

2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit

3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat

4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur

5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan

6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara

Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah. Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :

Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. 

Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usaha pun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.

Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. 

Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. 

Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.

Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. 

Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.

Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. 

Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.

Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantra rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidoro radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya. Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.

Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan)

Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam, sebagaimana waktu dan arah mata angin.

Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup di kemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. 

Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.

Menurut Usman petung sekedar klenik atau gugon tuhon melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang jawa pada masanya. 

Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi wartawan, atau sukses jika menjadi pedagang.

Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang bersangkutan.

Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. 

Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.

Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.

Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.

Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiri.

Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah

A. Pertama-tama yg diperhitungkan adalah Bulan Jawa, yaitu :

1. Bulan Sura = tidak baik

2. Bulan Sapar = tidak baik

3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik

4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik

5. Bulan Jumadil Awal = tidak baik

6. Bulan Jumadil Akhir = kurang baik

7. Bulan Rejeb = tidak baik

8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik

9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik

10. Bulan Sawal = sangat tidak baik

11. Bulan Dulkaidah = cukup baik

12. Besar = sangat baik

Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.

B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.

1. Suami = 29 Agustus 1973

- Rabu = 7

- Kliwon = 8

- Neptu (Total) = 15

2. Istri = 21 Desember 1976

- Selasa = 3

- Kliwon = 8

- Neptu (Total) = 11

Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36

C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.

Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.

PANCASUDA :

1. Sri = Rejeki Melimpah

2. Lungguh = Mendapat Derajat

3. Gedhong = Kaya Harta Benda

4. Lara = Sakit-Sakitan Primbon Jawa Lengkap

5. Pati = Mati dalam arti Luas

Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.

7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik

8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik

9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali

10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali

11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik

12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik

13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik

14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali

15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali

16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik

17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik

18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik

Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :

Terbaik 1 :

a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)

b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)

Terbaik 2 :

a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)

b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)

Terbaik 3 :

a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)

b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)

c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)

D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar, yaitu:

1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)

Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.

2. Bulan Ruwah (Sakban)

Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rezeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.

3. Bulan Dulkaidah

Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handai taulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.

4. Bulan Besar

Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lahir batin, serta dihormati.

Terbaik 1 :

1. Selasa Pon,

2. Jumat Wage,

3. Minggu Legi,

4. Rabu Kliwon,

5. Kamis Pon,

6. Jumat Pahing,

Terbaik 2 :

7. Senin Pon,

8. Selasa Kliwon,

9. Rabu Wage,

10. Jumat legi,

11. Rabu Pahing,

12. Kamis Kliwon,

13. Sabtu Pon,

Terbaik 3 :

14. Selasa Wage,

15. Senin Kliwon,

16. Selasa Pahing,

17. Rabu Legi,

18. Kamis Wage,

19. Minggu Pon,

20. Kamis Pahing,

21. Sabtu Kliwon,

Contoh : Jum’at Pahing

- 20 April 2007

- 07 September 2007

- 21 Desember 2007

Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. 

Ke 30 wuku tersebut adalah sebagai berikut:

1 . Sinta dewa pelindung Dewa Batara Yamadipati

2. Landep dewa pelindung Dewa Betara Mahadewa

3. Wukir dewa pelindung Dewa Betara Mahayekti

4. Kurantil dewa pelindung Dewa Betara Langsur

5. Tolu dewa pelindung Dewa Betara Baju

6. Gumbreg dewa pelindung Dewa Betara Tjandra

7. Warigalit dewa.pelindung Dewa Betara Asmara

8. Warigagung dewa pelindung Dewa Betara Maharesi

9. Djulungwangi dewa pelindung Dewa Betara Sambu

10. Sungsang dewa pelindung Dewa Betara Gana

11. Galungan dewa pelindung Dewa Betara Kamadjaja

12. Kuningan dewa pelindung Dewa Betara Indera

13. Langkir dewa pelindung Dewa Betara Kala

14. Mandhasiya dewa pelindung Dewa Betara Brama

15. Julungpujud dewa pelindung Dewa Betara Guritna

16. Pahang dewa pelindung Dewa Betara Tantra

17. Kuruwelut dewa pelindung Dewa Betara Wisnu

18. Marakeh dewa pelindung Dewa Betara Surenggana

19. Tambir dewa pelindung Dewa Betara Siwah

20. Medangkungan dewa pelindung Dewa Betara Basuki

21. Maktal dewa pelindung Dewa Betara Sakri

22. Wuje dewa pelindung Dewa Betara Kuwera

23. Manahil dewa pelindung Dewa Betara Tjitragotra

24. Prangbakat dewa pelindung Dewa Betara Bism

25. Bala dewa pelindung Dewa Betari Durga

26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singajalma

27. Wayang dewa pelindung Dewa Betari Sri

28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana

29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri

30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara Anantaboga

Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah neptu dari hari pasaran kedua calon pengantin tersebut. Menurut kepercayaan di jawa, apabila neptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. 

Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi 24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3).

Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati (Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai perhitungan ini.

Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:

- Orang yang tinggal saling berhadapan

- Orang yang tinggal saling membelakangi (ketemu punggung)

- Orang yang tinggal tepat bersebelahan di kanan kiri

Demikian informasi mengenai Primbon Jawa Lengkap. Semoga berguna dan bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Mengenal Primbon Jawa Lengkap"