Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alat Musik Tradisional Suku Jawa

gamelan-jawa
credit:instagram@gamelan_jawa_official

Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia, pasti memiliki ciri khas tersendiri yang menjadi identitas mereka dalam kehidupan sehari - hari. Salah satu identitas ini bisa didapatkan melalui perangkat musik yang digunakan oleh suku bangsa tersebut, dan salah satunya adalah alat musik suku Jawa.

Ada beberapa jenis alat musik suku Jawa yang masih banyak dijumpai bahkan digunakan dalam berbagai kesempatan. Kumpulan alat musik suku Jawa tersebut, sering disebut dengan gamelan. Gamelan sendiri merupakan kumpulan alat musik yang memiliki nada pentatonis.

Di dalam alat musik gamelan, terdiri atas beberapa jenis alat musik. Gamelan sendiri tersusun dari beberapa jenis alat musik yang terbuat dari bahan bambu, logam, dan kayu. Setiap alat mempunyai fungsi yang berbeda dalam penampilan musik tersebut.  

Masyarakat luar negeri dan dunia barat sering menyebut gamelan sebagai javanese orchestra, karena susunan musik ini terdiri atas beberapa jenis alat musik sebagaimana orkestra yang ada di kawasan Barat.

Istilah gamelan, yaitu alat musik suku Jawa, diambil dari bahasa Jawa yaitu gamel yang artinya memukul atau menabuh. Akhiran an di belakang kata gamel, mengubah susunan kata tersebut menjadi kata benda. Namun, gamelan lebih diartikan sebagai sebuah kumpulan alat musik yang dimainkan secara bersamaan.

Dalam penelitian sejarah, belum ada data yang mampu menjelaskan tentang bagaimana gamelan tercipta. Namun, banyak yang meyakini bahwa alat musik ini mulai lahir sejak kedatangan budaya Hindu-Budha ke Indonesia. Apalagi banyak ciri dari alat musik gamelan yang mirip dengan alat musik India.

Meski sudah mengalami beberapa perkembangan, ada kemiripan yang masih melekat antara gamelan dengan alat musik India. Salah satunya adalah dalam proses penyanyian lagu, untuk penyanyi pria disebut dengan wiraswara dan penyanyi perempuan dikenal sebagai waranggana.

Namun, jika dikaji dari sejarah Jawa, gamelan merupakan alat musik ciptaan dari Sang Hyang Guru pada masa Saka. Sang Hyang Guru merupakan dewa yang memiliki kekuasaan di seluruh tanah Jawa, dan bertahta di gunung Mahendra yang terletak di kawasan Medang Kamulan. 

Gunung ini sendiri pada saat ini dikenal sebagai Gunung Lawu yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan, Jawa Timur.

Gong merupakan alat musik yang pertama kali diciptakan dalam mitos Jawa tersebut. Gong ini dibuat sebagai alat untuk mengumpulkan para dewa.  

Selain itu, Sang Hyang Guru juga membuat peralatan lain yang berbentuk dua gong dengan ukuran lebih kecil. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan khusus kepada para dewa. Dari proses inilah, pada akhirnya seperangkat gamelan bisa terbentuk.

Di masa kerajaan, khususnya ketika Majapahit masih berdiri, alat musik gamelan mulai mengalami perkembangan. Hal ini terjadi karena banyaknya ahli musik dan juga perkembangan di bidang teknologi. 

Gamelan yang dikembangkan pada masa kerajaan Majapahit inilah yang pada saat ini kita kenal dan banyak terdapat di berbagai wilayah seperti Bali, Sunda, dan Jawa Tengah.

Salah satu bukti bahwa pada masa Majapahit, gamelan sudah ditemukan adalah dengan adanya penemuan relief di dinding Candi Borobudur. 

Candi yang didirikan pada abad ke-8 tersebut, menampilkan beberapa pahatan yang memperlihatkan beberapa alat musik dalam gamelan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika Borobudur dibuat, alat musik tersebut sudah dikenal oleh masyarakat.

Dalam perkembangannya, gamelan di era modern seperti sekarang ini banyak difungsikan untuk berbagai kegiatan. Misalnya, gamelan digunakan untuk mengiringi pagelaran wayang atau tarian. 

Kemajuan akan gamelan juga ditunjukkan dengan adanya kolaborasi antara musik modern dengan gamelan yang mampu menciptakan irama menarik dan juga unik.

Gamelan yang dikembangkan di Jawa, khususnya Jawa Tengah memiliki perbedaan dengan gamelan yang ada di Bali atau Jawa Barat. Sebab, gamelan Jawa memiliki karakteristik nada yang lembut, berbeda dengan gamelan Bali yang cenderung rancak atau gamelan Sunda yang mendayu serta lebih dominan pada suara seruling.

Para ahli menyebutkan, perbedaan tersebut disebabkan dari konsep pandangan hidup dari masyarakat Jawa secara umum. Masyarakat Jawa Tengah memiliki pandangan bahwa di dalam hidup harus selalu ada keselarasan dan kesimbangan.

Keselarasan dan keseimbangan itu ada dalam kehidupan jasmani dan rohani, serta juga kesesuaian antara tindakan dan perkataan. Itulah mengapa, orang Jawa akan berusaha menghindarkan diri dari ekspresi yang meledak serta berusaha untuk menciptakan tenggang rasa pada orang lain.

Hal-hal tersebut disimbolkan dalam berbagai alat musik yang ada di dalam gamelan. Misalnya saja, tarikan tali rebab yang seimbang, keselarasan dalam bunyi kenong, saron kendang dan gambang, serta digambarkan dalam penyuaraan gong sebagai penanda akhir irama.

Alat Musik Gamelan

Dalam gamelan terdapat beberapa jenis alat musik yang menjadi sarana perwujudan simfoni yang selaras. Beberapa alat musik tradisional suku Jawa tersebut, antara lain :

1. Kendang

kendang

Kendang merupakan salah satu alat musik yang menjadi ciri khas gamelan Jawa. Cara memainkan alat ini adalah dengan cara ditabuh menggunakan tangan kosong. Fungsi dari kendang adalah sebagai pengatur irama musik gamelan.

Kendang sendiri terdiri atas beberapa jenis, misalnya untuk kendang yang berukuran kecil disebut dengan ketipung. Selain itu, kendang yang memiliki ukuran sedang, dikenal dengan kendang ciblon atau kebar.

Ketipung sendiri memiliki pasangan yang disebut dengan kendang gede atau kendang kalih. Kendang kalih dimainkan untuk lagu yang memiliki melodi halus sedangkan untuk pagelaran wayang, terdapat sebuah kendang yang dikenal dengan sebutan kendang kosek.

2. Gong

gong
credit:instagram@hobstudiosolo

Gong adalah alat musik dari gamelan yang pada saat ini sudah banyak digunakan oleh masyarakat internasional. Di indonesia, pembuat alat musik ini sudah jarang ditemukan. Pembuatan gong sendiri tidaklah mudah, karena membutuhkan beberapa proses untuk bisa sampai digunakan.

Gong yang sudah selesai ditempa, tidak bisa langsung digunakan, karena belum bisa menentukan nada. Nada gong baru bisa dibentuk apabila sudah selesai dibilas atau dibersihkan. Bila nada yang diinginkan belum juga didapatkan, maka gong akan dikerok guna mengurangi lapisan perunggu dari bahan pembuat gong itu.

Di luar negeri, alat musik gong juga bisa ditemukan seperti di Korea Selatan. Di negara tersebut, gong dikenal dengan istilah Kkwaenggwari.

3. Saron

saron
credit:instagram@hallowiiin

Alat musik Saron sering dikenal dengan sebutan ricik, yaitu instrumen gamelan yang dimasukkan ke dalam kelompok balungan. Dalam sebuah gamelan, akan terdapat empat buah saron. Masing-masing saron tersebut mempunyai versi pelog dan slendro. Nada yang dihasilkan oleh saron, biasanya lebih tinggi satu oktaf daripada demung, meski bentuk saron lebih kecil.

Untuk memukul Saron, biasanya digunakan kayu yang bentuknya menyerupai martil. Dalam menabuh saron, biasanya dilakukan secara bergantian. Kecepatan atau tingkat pemukulan Saron, biasanya mengikuti perintah dari kendang atau jenis gending yang diiringinya.

4. Kenong

alat-musik-kenong
credit:instagram@fcv_collection

Kenong digolongkan ke dalam kelompok pencon seperti halnya gong, bonang atau juga kethuk. Kenong digunakan sebagai bagian dari unsur instrumen pencon yang bentuknya paling besar. Kenong biasanya diletakkan pada alas yang dibuat dari kayu keras dengan alas tali.

Tali tersebut digunakan agar ketika kenong dipukul tidak menjadikannya bergoyang ke samping namun hanya ke atas dan ke bawah saja, sehingga pada nantinya kenong mampu menghasilkan suara yang diinginkan.

Demikianlah ulasan artikel tentang Alat Musik Tradisional Suku Jawa. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan Anda.

Posting Komentar untuk " Alat Musik Tradisional Suku Jawa"