Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hubungan antara Masyarakat dan Kebudayaan

Hubungan antara Masyarakat dan Kebudayaan
credit:instagram@ekokoerniawan

Sebenarnya, kehidupan kolektif atau berkelompok tidak hanya terjadi pada manusia. Kehidupan kolektif juga terjadi pada binatang. Perbedaannya, jika perilaku kolektif pada binatang terjadi secara alami, maka perilaku kolektif manusia terjadi karena proses belajar. Oleh sebab itu, polanya juga selalu mengalami perubahan, baik yang terjadi secara cepat maupun secara lambat.

Adapun pada binatang, karena terjadi secara alami, polanya cenderung tetap dan tidak berubah. Misalnya, bentuk dan pola membuat sarang pada lebah tidak pernah berubah dari beberapa generasi lebah. Akan tetapi, pada manusia tentunya tidak demikian. Bentuk rumah manusia selalu mengalami perubahan dari generasi ke generasi.

Wujud kehidupan kolektivitas manusia lebih lazim disebut dengan istilah masyarakat. Istilah masyarakat berakar dari bahasa Arab, yaitu syaraka yang berarti "saling bergaul, ikut serta, atau partisipasi". 

Istilah masyarakat juga berasal dari bahasa Inggris adalah society yang berasal dari bahasa Latin, yaitu socius yang artinya "kawan".

Jika melihat dari pengertian tersebut, maka masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul.  Atau, dalam istilah lain mereka saling berinteraksi. 

Namun, tidak semua kumpulan manusia yang saling berinteraksi disebut masyarakat. Karena, suatu masyarakat harus mempunyai ikatan lain yang khusus. Misalnya, sekumpulan orang yang sedang antre membeli bakso tidak dianggap sebagai masyarakat karena meskipun mereka saling berinteraksi, tetapi terbatas. Polanya juga tidak bersifat mantap dan kontinu. 

Sekumpulan orang yang sedang mengantre membeli bakso, tiket, atau menonton bioskop lebih tepat disebut "kerumunan" (crowd). Jadi, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Kebudayaan

Kebudayaan dalam Antropologi sering diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia melalui proses belajar.

Dari pengertian ini, berarti hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan. Karena, hanya sedikit tindakan manusia yang berasal dari naluri tanpa melalui proses belajar. 

Misalnya, tindakan makan. Makan sebenarnya naluri manusia untuk bertahan hidup. Akan tetapi, setelah diselipi kebudayaan, muncul cara-cara makan yang berbudaya, sopan, pantas, atau sesuai dengan "estetika".

Istilah kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, yakni kata "buddhayah" yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Oleh karena itu, kebudayaan sering diartikan hal-hal yang berkaitan dengan akal.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut "culture" yang berakar dari bahasa Latin colere yang berarti mengolah atau mengerjakan. Kemudian, berkembang arti culture, yaitu segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam.

Kebudayaan juga sering diartikan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya menghasilkan kebudayaan benda (material culture), termasuk teknologi. Rasa bersumber dari jiwa manusia menghasilkan norma dan nilai sosial untuk mengatur kehidupan bermasyarakat.

Adapun cipta merupakan kemampuan mental dan kemampuan berpikir manusia yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta disebut juga kebudayaan spiritual (spiritual culture).

Perbandingan antara Masyarakat dan Kebudayaan

Membicarakan masyarakat tentu tidak akan terlepas dari kebudayaan. Konsep masyarakat dan kebudayaan batas-batasnya tidak begitu tegas.

Masyarakat merupakan organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain. Sementara, kebudayaan bisa juga diartikan sebagai suatu sistem norma dan nilai yang terorganisasi yang menjadi pegangan bagi masyarakat tersebut.

Masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang saling berinteraksi tentunya akan menghasilkan suatu ide, gagasan, atau karya yang selanjutnya disebut budaya atau kebudayaan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa masyarakat tanpa kebudayaan akan mati atau statis. Sedangkan, kebudayaan tidak akan muncul tanpa adanya masyarakat.

Posting Komentar untuk "Hubungan antara Masyarakat dan Kebudayaan"