Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tiga Prinsip Budaya Demokrasi

Tiga Prinsip Budaya Demokrasi
credit:instagram@smartpustaka

Demokrasi di Indonesia sedang tumbuh. Indonesia kini menjadi role model transisi menuju demokrasi yang ideal. Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang mampu melangsungkan dua kali Pemilu demokratis.

Ekonomi Indonesia juga tengah naik pamor. Terutama ketika Amerika Serikat dan Eropa mengalami krisis finansial. Ekonomi Indonesia justru naik positif. Kombinasi yang ciamik untuk mengangkat nama Indonesia ke mata internasional. Merintis jalan menuju negara maju. Namun sebelum beranjak ke sana, publik harus memperkuat prinsip budaya demokrasi.

Prinsip Budaya Demokrasi

Prinsip budaya demokrasi ibarat tiang untuk negara maju. Demokrasi tanpa budaya yang timbul anarki. Demokrasi memberi ruang budaya lokal dan universal berpadu. Indonesia harus bisa menjembatani prinsip budaya demokrasi demikian. Berikut ini 3 prinsip budaya demokrasi:

1.  Hak Asasi Manusia (HAM)

Pengakuan demokrasi berarti pengakuan pada HAM. Manusia yang hidup di alam demokrasi berhak menuntut dan wajib menjalankan peran. HAM memberi kebebasan berserikat, berkumpul, berpendapat, dan kebebasan lainnya. 

Dimensi HAM juga termasuk ekonomi. Hak untuk sejahtera, berusaha, dan seterusnya. HAM adalah kumpulan dari hak dan kewajiban publik sebagai warga negara.

2.   Partisipasi

Demokrasi hidup karena civil society. Demokrasi bukan monopoli penguasa. Maka partisipasi masyarakat adalah suatu keharusan, lewat Pemilu, demonstrasi, legislator, dan sebagainya. 

Saluran aspirasi ini bisa berujung pada kritikan, saran, koreksi, dan seterusnya. Namun, esensi dari partisipasi adalah sistem demokrasi bukan semata milik penguasa, tapi milik publik.

3.   Good & Clean Governance

Pemerintah demokrasi berarti pemerintah yang menjalankan budaya akuntabel, transparan, dan anti korupsi. Demokrasi ibarat rumah kaca. Jejak langkah pemerintah harus bisa dipandang secara bebas. Gampang diakses. Dan mudah dilacak. Tanggung jawab pada publik penting karena masyarakat membayar pajak, memilih politisi, dan hak warga negara.

Budaya Lokal

budaya-gotong-royong
credit:instagram@wonderfulsoloraya

Budaya demokrasi universal tidak selalu harus sama penerapan. Budaya lokal akan ikut mengiringi. Misalnya Jepang yang punya budaya malu tinggi. Kesalahan di publik bisa dibayar oleh nyawa. Indonesia punya budaya lokal yang luhur., seperti gotong royong, kekeluargaan, dan keramahan.

Namun, kita harus membenahi budaya-budaya lokal yang mengancam seperti:

1. Ewuh Pakewuh

Budaya ini bersumber dari Jawa. Budaya yang kagok pada atasan. Sungkan pada pimpinan. Hingga membentuk lingkaran. Silih melindungi. Saling menjaga. Meski dalam artian negatif (misal: korupsi).

2. ABS (Asal Bapak Senang) 

Budaya ini tumbuh subur pada masa orde baru. Budaya ini menganggap pemimpin bak raja. Dan rakyat bak pesuruh. Yang penting, mendapat apresiasi dari pemimpin, meski itu berkonotasi jelek.

Itulah ulasan singkat tentang Tiga Prinsip Budaya Demokrasi. Semoga ulasan singkat ini berguna dan bermanfaat.

Posting Komentar untuk " Tiga Prinsip Budaya Demokrasi"