Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metamorfosis Kerajaan Mataram - Beraliran Hindu Hingga Islam

Metamorfosis Kerajaan Mataram - Beraliran Hindu Hingga Islam
credit:instagram@sanggarnusantara_dotcom

Kerajaan mataram adalah salah satu nama kerajaan di Jawa yang tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. 

Bahkan bekas daerah yang dulu pernah menjadi wilayah kebesarannya masih disebut dengan nama yang sama, yaitu Mataraman. 

Meliputi beberapa daerah Jawa Timur bagian selatan, antara Ngawi sampai Kediri serta pulau Madura.

Kerajaan ini merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan-kerajaan besar di pulau Jawa. Sehingga dapat dikatakan bahwa akar budaya bangsa Jawa salah satunya adalah berasal dari Mataram. 

Bahkan sampai saat ini kebudayaannya masih dihidupkan dan dilestarikan melalui beberapa kerajaan kecil di Yogyakarta dan Jawa Tengah. 

Tentunya sisa-sisa kerajaan ini sudah bukan lagi menjadi pusat pemerintahan seperti jaman dahulu.

Sejarah kerajaan dimulai pada abad ke-8 Masehi dan didirikan oleh Raja Sanjaya. Yaitu keponakan dari Raja Sanna atau jika dilafalkan menjadi Seno. 

Seorang raja Jawa yang arif dan bijaksana pada masa itu. Raja ini kemudian terguling dan akhirnya melarikan diri ke Jawa Barat saat ini atau Kerajaan Pakuan.

Sampai pada akhirnya Sanjaya diambil menjadi menantu dan mewarisi bekas kerajaan Raja Seno tersebut. Adapun pusat pemerintahan pada saat itu berada di Jawa Tengah. 

Berikut ini beberapa ulasan mengenai segala hal yang terkait dengan kerajaan Mataram, mulai awal berdirinya sampai dengan runtuhnya kerajaan.

Sejarah Awal

Metamorfosis Kerajaan Mataram - Beraliran Hindu Hingga Islam

Seperti dijelaskan di atas, bahwa Kerajaan didirikan sekitar akhir abad ketujuh sampai abad kedelapan Masehi, dimana Sanjaya juga menjadi menanti Raja Pakuan. Maka secara tidak langsung hal inilah yang membuat Mataram berkembang menjadi besar.

Pada awal berdiri, kerajaan ini juga disebut dengan Kerajaan Medang, atau biasa disebut dengan Medang Kamulan. 

Karena kemudian Kerajaan pernah runtuh dan kemudian berdiri lagi dengan budaya yang berbeda, maka kerajaan medang disebut juga dengan Mataram kuno. 

Berikut ini beberapa data yang menyangkut Kerajaan Medang, antara lain:

Agama : 

  • Hindu
  • Buddha
  • Animisme
  • Dinamisme

Wilayah Kerajaan: 

Tersebar dari Yogyakarta saat ini meskipun titik pusat pemerintahan belum dapat diyakini, sampai dengan daerah Ngawi, Madiun, Kediri sampai daerah Watugaluh. Satu daerah di dekat Jombang,

Bahasa yang digunakan : 

  • Bahasa Sansekerta

Masa-masa Kejayaan

Sejarah mencatat, bahwa kerajaan Medang atau Mataram kuno pernah diperintah oleh tiga dinasti, antara lain:

  • Dinasti atau Wangsa Sanjaya,
  • Dinasti atau Wangsa Syailendra,
  • Dinasti Wangsa Isyana.

Dari ketiga dinasti ini masing-masing tidak berkuasa dalam satu periode sendiri-sendiri. Melainkan saling bergantian antara Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra. 

Wangsa sanjaya merujuk pada nama Raja Medang yang pertama. Dengan aliran yang dibawa adalah agama Hindu. 

Berkuasa sampai dengan sekitar seabad. Kemudian direbut oleh Wangsa Syailendra pada pertengahan abad kedelapan Masehi.

Berbicara wangsa syailendra, maka terdapat banyak perdebatan disini. Dari mana asal mulanya, apakah Jawa, Palembang atau India. 

Namun yang pasti pada saat dinasti Syailendra yang berkuasa, Kerajaan Medang menjadi sangat kuat dan termasyhur. 

Bahkan sempat mengalahkan kerajaan Sriwijaya di Palembang. Selain itu pada saat wangsa ini berkuasa, maka budaya dan agama yang dijadikan landasan adalah agama Buddha. Sama dengan budaya yang berkembang di kerajaan Sriwijaya.

Padahal jika diingat, pada saat itu Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan yang yang sangat kuat armadanya. 

Kegiatan perekonomian yang utama adalah pertanian dan maritim. Bahkan banyak sekali pedagang dari seluruh dunia berlayar melalui Kerajaan Sriwijaya.

Setelah bersatunya dua kerajaan ini, bisa dibilang antara Mataram dan Sriwijaya menjadi bersekutu. 

Bayangkan betapa kuatnya Nusantara saat itu. Bahkan terdapat suatu pernyataan yang mengatakan bahwa Jawa dan Sumatera adalah saudara.

Pada pertengahan abad kedelapan Masehi, muncul perang saudara di kerajaan Medang dimana Wangsa Sanjaya kembali berkuasa. 

Dan dampaknya adalah permusuhan antara kerajaan Sriwijaya dan Medang, bahkan sampai ke anak cucu. 

Ketika membaca sejarah, sebenarnya perang saudara ini disebabkan oleh anak turun kerajaan yang sama yaitu Kerajaan Medang.

Pada saat Wangsa Sanjaya berkuasa kembali, sisa anak turun wangsa syailendra diberikan kekuasaan di Kerajaan Sriwijaya. Hal ini lah yang membuat persaingan antara dua kerajaan menjadi tidak terelakkan. 

Hingga akhirnya ketika wangsa Isyana berkuasa, kerajaan Sriwijaya berhasil menaklukkan kerajaan Medang. Pada saat inilah kerajaan Mataram kuno mulai runtuh dan Raja terakhir terbunuh.

Mataram Sebagai Cikal Bakal Kerajaan Besar di Jawa

Pada ulasan di atas disebutkan bahwa bisa dikatakan akar kebudayaan jawa adalah kerajaan Mataram. Kronologinya dapat dijelaskan dalam tulisan berikut. 

Setelah kerajaan runtuh di sekitar abad kesepuluh, di pulau jawa sempat tidak memiliki kerajaan besar.

Hanya beberapa kali ada kerajaan kecil yang muncul. Salah satunya adalah Kerajaan Airlangga. Raja Airlangga sebagai raja pendiri adalah salah satu mantu dari keturunan raja mataram kuno. 

Pada perkembangannya, kerajaan ini menjadi besar. Akhirnya sang raja membagi kekuasaan kepada kedua putranya yang pada saat itu berseteru. Jadilah kemudian ada Kerajaan Panjalu dan Kerajaan Kahuripan.

Kerajaan Panjalu ini kemudian berubah menjadi kerajaan Kediri dan kemudian menjadi cikal bakal berdirinya kerajaan Majapahit. 

Sampai kita ketahui bahwa Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan yang disegani karena wilayah kekuasaannya yang sangat luas, yaitu meliputi Pulau Sumatera dan Jawa.

Mencapai masa kejayaan ketika diperintah oleh Raja Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada. Kerajaan Majapahit sendiri akhirnya runtuh di akhir abad kelimabelas setelah masuknya Islam. Inilah akhir dari Kerajaan beraliran Hindu Buddha di pulau Jawa.

Kebangkitan Mataram

Metamorfosis Kerajaan Mataram - Beraliran Hindu Hingga Islam

Ketika agama Islam yang masuk di Nusantara sudah mulai merambah ke kehidupan politik. Banyak kerajaan Islam atau Kesultanan yang mulai berdiri di beberapa pulau. 

Kesultanan Pasai yang pertama kali. Bahkan akhirnya kerajaan Sriwijaya pun juga berubah menjadi Kerajaan beraliran Islam.

Adapun di pulau jawa, kerajaan Islam pertama kali muncul Jawa bagian tengah, yaitu sekitar abad kelimabelas. Berturut-turut Kesultanan Demak, Kalinyamat Banten, Cirebon dan terakhir Mataram. 

Pada saat Kesultanan Demak ini berkuasa, kerajaan Majapahit akhirnya dapat direbut dan akhirnya wilayah kekuasaannya meliputi seluruh wilayah pulau jawa.

Setelah itu berturut-turut kemudian muncul banyak kesultanan Islam di seluruh pulau Jawa dengan waktu yang hampir berdekatan. 

Kondisi ini terjadi karena salah satunya penyebaran Islam di Pulau Jawa dibantu oleh beberapa tokoh yang biasa disebut Walisongo. Terakhir Kesultanan yang muncul adalah Kesultanan Mataram.

Pendiri dari Kesultanan ini sudah berbeda dari sebelumnya. Namun masih memiliki darah yang sama dari kerajaan Mataram kuno sebelumnya. 

Dimana pendirinya adalah salah satu keturunan Raja Majapahit, yang masih anak turun dari raja-raja mataram kuno.

Kesultanan mataram ini pernah mencapai masa kejayaannya dengan memiliki wilayah sampai di Pulau Madura. Namun begitu Belanda datang, Kerajaan mulai terpecah. 

Hingga saat ini kerajaan terpecah menjadi 4 wilayah, yaitu : 

1. Pakualaman

2. Mangkunegaran

3. Kasunanan Surakarta 

4. Kesultanan Yogyakarta

Demikianlah ulasan mengenai metamorfosa Kerajaan Mataram. Semoga ulasan yang disajikan bermanfaat dan berguna untuk Anda semua.

Posting Komentar untuk " Metamorfosis Kerajaan Mataram - Beraliran Hindu Hingga Islam"