Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Candi Ngetos: Jejak Keagungan Majapahit yang Terukir dalam Sejarah dan Kebudayaan

candi-ngetos-nganjuk-jawa-timur
credit:flickr.com

Candi Ngetos, sebuah monumen bersejarah yang memancarkan keagungan era Majapahit, tersembunyi di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Penyelidikan terperinci mengenai tempat ini mengungkapkan bukti menarik yang mengaitkan candi ini dengan Raja Hayam Wuruk, pemimpin terbesar kerajaan Majapahit. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi jejak-jejak sejarah Candi Ngetos, memahami makna ikonografi yang kaya, serta merenungkan nasib candi ini yang tergerus oleh waktu.

Sejarah dan Fungsi Candi Ngetos

Candi Ngetos, yang dulunya disebut Candi Tajum, merupakan monumen penting dalam sejarah Jawa. Berdasarkan laporan sejarawan Thomas Raffles, candi ini memiliki kembaran yang kini hilang, dan terbuat dari bata merah dengan kerusakan yang minim. Para arkeolog, seperti N. W. Houppermans, berpendapat bahwa Candi Ngetos adalah tempat pendharmaan Sri Rajasanagara Dyah Hayam Wuruk, raja terbesar Majapahit.

Belanda, dalam upaya memperbaiki Candi Ngetos, menambahkan elemen baru yang menyerupai simbol salib di atasnya antara tahun 1914 hingga 1917. Meskipun dugaan awal mengenai agenda mereka cukup spekulatif, kemungkinan besar itu merupakan bagian dari proses restorasi. Elemen ini sebenarnya adalah ragam hias tapak dara, yang ditemukan di banyak candi di Jawa Timur dan Bali, berfungsi sebagai pengusir bahaya.

Ikonografi Candi Ngetos dan Makna Kehadirannya

Candi Ngetos menghadirkan kekayaan ikonografi yang memancarkan tradisi keagamaan Hindu Siwa dengan begitu indah. Meskipun saat ini relief dan arca yang dulu menghiasi candi telah menghilang, kita masih dapat membayangkan keberadaan beberapa sosok yang penting dalam kosmologi Hindu Siwa di sini. Di dalam kemegahan candi ini, dulu terdapat kehadiran Mahakala, Nandiswara, Durga Mahisasuramardini, Ganesya, dan Agastya.

Mahakala, yang dalam tradisi Hindu adalah pengawal Dewa Siwa, diyakini menjaga candi ini dari segala ancaman. Begitu pula dengan Nandiswara, yang merupakan jelmaan sapi Nandi, kendaraan setia Dewa Siwa. Keberadaan mereka di Candi Ngetos menggambarkan perlindungan dan pengawasan terhadap tempat suci ini.

Durga Mahisasuramardini, salah satu perwujudan Dewi Durga yang mengalahkan Mahisasura, memiliki simbolisme penting dalam kaitannya dengan perjuangan melawan kejahatan dan kegelapan. Kehadirannya di candi menunjukkan komitmen untuk mempertahankan kebaikan dan keadilan.

Ganesya, dewa berkepala gajah yang cerdas dan penuh hikmah, diyakini mampu menghilangkan rintangan dan kesulitan. Kehadirannya di Candi Ngetos menjadi simbol harapan dan dukungan untuk mengatasi setiap rintangan yang mungkin muncul.

Sementara Agastya, yang dalam tradisi Hindu adalah seorang resi bijak dan mahaguru, memberikan dimensi spiritual dan pengetahuan yang mendalam bagi candi ini. Kehadirannya melambangkan ketenangan pikiran dan pencarian pengetahuan yang mendalam.

Namun, yang paling mencolok adalah Kirtimukha, wajah raksasa yang menghias candi. Wajah ini memiliki makna mendalam sebagai pengusir bahaya. Terletak di empat penjuru mata angin, Kirtimukha secara simbolis menjaga dan melindungi candi dari segala ancaman. Wajahnya yang seram menjadi simbol pertahanan yang kokoh, menggambarkan keyakinan pada kekuatan spiritual untuk menghadapi tantangan.

Penghubungan dengan Kesakralan Gunung Wilis dan Sima

Berbagai teori dan dugaan yang mengelilingi tujuan serta fungsi Candi Ngetos memunculkan beragam perspektif mengenai peran pentingnya. Salah satu pendekatan mengarah pada pandangan bahwa candi ini adalah pendharmaan Raja Hayam Wuruk, menghormati keberadaan raja terbesar dari Majapahit. 

Namun, dalam konteks yang lebih luas, terdapat pandangan yang lebih dalam dan melibatkan kaitan dengan wilayah sima, sebuah konsep yang memegang makna spiritual dan sosial yang mendalam.

Salah satu dugaan menarik adalah bahwa Candi Ngetos merupakan bagian dari wilayah sima. Konsep sima merupakan sebuah wilayah di mana penduduknya dibebaskan dari kewajiban membayar pajak kepada raja, sebagai gantinya mereka bertanggung jawab untuk merawat dan menjaga bangunan-bangunan suci serta fasilitas publik yang ada di wilayah tersebut. 

Dalam pandangan ini, Candi Ngetos dapat diartikan sebagai salah satu bangunan suci yang menjadi fokus perhatian masyarakat dalam konteks sima. Kehadiran candi ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai bagian penting dalam ekosistem spiritual dan sosial masyarakat setempat.

Lebih menarik lagi, keterkaitan Candi Ngetos dengan Gunung Wilis memiliki makna mendalam. Dalam Tantu Panggelaran, Gunung Wilis disebut-sebut memiliki banyak kadewaguruan, lembaga pendidikan keagamaan dalam tradisi Jawa. 

Hal ini mengisyaratkan bahwa Gunung Wilis dan sekitarnya bukan hanya tempat pemujaan, tetapi juga pusat kegiatan rohaniah dan keagamaan. Keterkaitan candi dengan Gunung Wilis dapat dipandang sebagai simbolisasi dari hubungan antara tempat suci dan gunung suci, yang masing-masing memiliki dimensi spiritual yang dalam dalam tradisi kejawen.

Keseluruhan gambaran ini mengarah pada pemahaman bahwa Candi Ngetos bukanlah sekadar bangunan fisik, tetapi juga memiliki signifikansi spiritual, sosial, dan budaya yang dalam. Dalam konteks sima, candi menjadi pusat spiritualitas dan tanggung jawab kolektif dalam menjaga nilai-nilai agama dan budaya. Dalam kaitannya dengan Gunung Wilis dan kadewaguruan, candi menjadi titik pertemuan antara kepercayaan masyarakat dengan pemandangan spiritual yang mengakar dalam keseharian mereka.

Dengan menggabungkan semua elemen ini, Candi Ngetos memancarkan pesan tentang kesatuan antara rohaniah dan materi, serta peran yang dimainkan oleh tempat suci dalam membentuk identitas spiritual dan sosial masyarakat. Keterkaitan ini mencerminkan keragaman dan kedalaman kepercayaan serta praktik keagamaan yang membentuk landasan budaya dan spiritual suatu masyarakat.

Kerusakan Candi Ngetos

Candi Ngetos, seiring berjalannya waktu, mengalami pelapukan dan kerusakan. Namun, meski dalam kondisi yang kurang utuh, candi ini tetap menginspirasi sebagai simbol keagungan Majapahit dan warisan budaya yang patut kita lestarikan. Kita bisa belajar dari perjalanan candi ini, bagaimana ia berdiri kokoh meski tergerus zaman. Begitu juga dalam hidup kita, meski menghadapi tantangan dan keterbatasan, kita dapat memilih untuk tetap tegar dan berbahagia.

Lokasi Candi Ngetos

Candi Ngetos terletak di Jl. Raya Ngetos, Selopuro, Ngetos, Kec. Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur 64474

Kesimpulan

Candi Ngetos adalah saksi bisu dari masa kejayaan Majapahit yang terukir dalam batu. Sejarah, ikonografi, dan makna kehadirannya membentuk narasi yang kaya dan menginspirasi. Melalui upaya kita dalam melestarikan dan memahami warisan budaya ini, kita juga dapat menggali hikmah dan pelajaran yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan Umum yang Sering Diajukan (FAQs)

1. Apakah Candi Ngetos benar-benar memiliki ikonografi yang mengandung simbol salib?

Tidak, meskipun ada elemen yang menyerupai salib di Candi Ngetos, itu sebenarnya adalah ragam hias tapak dara yang umum di candi-candi Jawa Timur.

2. Apakah ada bukti konkret yang menghubungkan Candi Ngetos dengan Raja Hayam Wuruk?

Meskipun tidak ada inskripsi langsung, dugaan bahwa Candi Ngetos adalah tempat pendharmaan Hayam Wuruk didukung oleh laporan arkeolog dan pandangan sejarawan.

3. Apakah Candi Ngetos terkait dengan Gunung Wilis?

Ada dugaan bahwa Candi Ngetos memiliki kaitan dengan Gunung Wilis dalam konteks kepercayaan dan kesakralan, mengingat banyaknya kadewaguruan dan kegiatan keagamaan di sekitar gunung ini.

4. Mengapa ada elemen tapak dara di Candi Ngetos?

Elemen tapak dara digunakan sebagai ragam hias untuk mengusir bahaya dalam tradisi Jawa Timur dan Bali. Di Candi Ngetos, itu merupakan bagian dari upaya restorasi Belanda.

5. Apa pesan yang dapat kita ambil dari Candi Ngetos?

Candi Ngetos mengajarkan kita untuk tetap kokoh dan berbahagia meski menghadapi keterbatasan dan tantangan, sebagaimana candi ini bertahan dengan megahnya di tengah segala perubahan zaman.

Posting Komentar untuk " Candi Ngetos: Jejak Keagungan Majapahit yang Terukir dalam Sejarah dan Kebudayaan"