Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tradisi Dan Prosesi Acara Pernikahan Suku Sunda Dan Maknanya


Tradisi Dan Prosesi Acara Pernikahan Suku Sunda Dan Maknanya
image : pixabay

Suku sunda adalah salah satu suku bangsa Indonesia yang mendiami wilayah pulau Jawa bagian barat. Seperti halnya suku Jawa dan juga suku - suku lain yang ada di Indonesia, maka suku Sunda juga mempunyai kearifan lokal berupa budaya, tradisi, adat istiadat, kesenian, baju adat dan banyak lagi yang lainnya.

Dengan begitu banyaknya keanekaragaman bentuk kearifan lokal yang di miliki oleh masyarakat Sunda tersebut maka saya akan membahas dan mengulasnya di artikel - artikel saya yang lain di postingan yang akan datang.

Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas satu buah tradisi masyarakat suku Sunda yang cukup unik yaitu tradisi pernikahan atau perkawinan. Tradisi pernikahan ini cukup menarik untuk kita ketahui sebagai salah satu pengetahuan kita tentang bentuk keanekaragaman tradisi masyarakat suku bangsa di Indonesia.

Adat Istiadat Dan Tradisi  Pernikahan Masyarakat Suku Sunda

Dalam tradisi masyarakat suku Sunda ada beberapa tahapan dan rangkaian acara ketika melakukan perkawinan atau pernikahan. Tahapan dan rangkaian acara tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Ngeuyeuk seureuh, (bukanlah sesuatu yang harus di lakukan, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan acara pernikahan dilaksanakan sesaat sebelum akad nikah).

2. Dipimpin oleh pengeuyeuk.

3. Pengeuyek mewejang, yaitu prosesi kedua calon pengantin pria dan wanita agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan wejangan dan  juga nasehat melalui simbol - simbol  ataupun benda - benda yang disediakan yakni parawanten, pangradinan dan lainnya.

4. Diiringi dengan lagu kidung oleh pangeuyeuk

5. Disawer dengan beras, agar hidup kedua mempelai kelak sejahtera.

6. Dikeprak dengan sapu lidi dan disertai dengan nasehat supaya memupuk kasih sayang dan giat dalam bekerja.

7. Membuka kain putih penutup pengeuyeuk yang melambangkan bahwa rumah tangga yang akan dibina masih bersih dan belum ternoda oleh apapun.

8. Membelah mayang jambe dan buah pinang (di lakukan oleh calon pengantin pria). Hal ini bermakna supaya kedua calon pengantin saling mengasihi dan bisa menyesuaikan diri dengan pasangan dan lingkungan barunya.

9. Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (di lakukan oleh calon pengantin pria).

10. Seserahan (di lakukan pada masa 3 sampai 7 hari sebelum hari  pernikahan). Calon pengantin pria biasanya membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan sebagainya.

11. Acara tunangan. Biasanya dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yakni penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada calon mempelai wanita.

12. Prosesi lamaran. Biasanya dilaksanakan oleh orang tua calon pengantin beserta keluarga kerabat dan sanak saudaranya. Biasanya juga disertai dengan seseorang berusia lanjut yang bertindak sebagai pemimpin upacara. Membawa lamareun atau sirih pinang komplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin kawin tidak mutlak harus dibawa serta, namun jika dibawa, biasanya berupa cincing meneng, yang melambangkan kemantapan dan keabadian.

13. Nendeun Omong , yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang bermaksud untuk mempersunting seorang gadis.

14. Membuat lungkun. Yakni dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan kemudian di gulung menjadi satu memanjang dan diikat dengan menggunakan benang kanteh.
Lalu sambil diikuti oleh kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maksud dan maknanya adalah agar kelak rejeki yang diperoleh apabila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara dan kerabatnya.

15. Kemudian berebut uang di bawah tikar sambil disawer . Hal ini melambangkan berlomba untuk mencari rejeki dan disayang oleh keluarga.

Upacara Prosesi Pernikahan Atau Perkawinan

Tradisi Dan Prosesi Acara Pernikahan Suku Sunda Dan Maknanya
image : pixabay

1. Penjemputan mempelai atau calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita

2. Ngabageakeun, yakni prosesi ibu dari calon pengantin wanita menyambut kedatangan mempelai pria dengan melakukan pengalungan bunga melati kepada calon pengantin pria, lalu kemudian diapit oleh kedua orang tua mempelai atau calon pengantin wanita untuk masuk menuju ke pelaminan.

3. Akad nikah, petugas KUA (Kantor Urusan Agama), para saksi, dan calon pengantin pria sudah berada di tempat acara akad nikah. Kedua orang tua mempelai wanita kemudian menjemput pengantin wanita dari kamarnya, lalu kemudian didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan kain tiung panjang, yang melambangkan penyatuan dua insan yang masih suci dan murni. Kerudung tersebut baru dibuka ketika kedua mempelai akan menandatangani surat nikah setelah acara akad nikah selesai di lakukan.

4. Sungkeman,

Yakni kedua mempelai meminta maaf dan ampun kepada kedua orang tua dari mempelai pria dan mempelai wanita serta sebagai tanda terima kasih untuk budi dan jasa yang telah merawat mereka dari kecil hingga dewasa sampai akhirnya menikah dan merestui hubungan mereka selaku kedua mempelai.

5. Wejangan, biasanya di lakukan oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.

Tujuannya adalah memberikan sambutan untuk keluarga besan dan memberikan sepatah dua patah kata dan nasehat untuk kedua mempelai yang akan memulai hidup baru.

6. Saweran, kedua mempelai didudukkan di atas kursi. Sambil melakukan penyaweran, pantun sawer pun dinyanyikan. Pantun tersebut berisi petuah utusan dari orang tua pengantin wanita. Kedua mempelai kemudian dipayungi dengan payung besar yang diselingi dengan  taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung tersebut.

7. Meuleum harupat, mempelai wanita menyalakan harupat dengan lilin. Lalu kemudian harupat tersebut disiram pengantin wanita dengan kendi air. Setelah itu lalu harupat dipatahkan pengantin pria.

8. Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan hingga  pecah. Kemudian kakinya dicuci dengan menggunakan air bunga dan dilap oleh mempelai wanita.

9. Muka Panto atau buka pintu. Prosesi diawali dengan mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Kemudian diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah tersebut. Setelah kalimat syahadat dibacakan, maka pintu rumah kemudian dibuka dan  kedua mempelai masuk menuju ke pelaminan.

Itulah artikel tentang tradisi dan rangkaian prosesi acara pernikahan suku Sunda dan maknanya. 

Terima kasih telah mampir dan berkunjung ke blog saya.

Posting Komentar untuk "Tradisi Dan Prosesi Acara Pernikahan Suku Sunda Dan Maknanya"