Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

10 Cara Bersosialisasi Dalam Masyarakat

10 Cara Bersosialisasi Dalam Masyarakat
image via pixabay

10 Cara Bersosialisasi Dalam Masyarakat - Bersosialisasi adalah proses yang mengenalkan masyarakat pada norma sosial dan adat istiadat dalam suatu masyarakat. 

Proses ini akan membantu individu berfungsi dengan baik dalam masyarakat, dan pada gilirannya, dapat membantu hubungannya dengan masyarakat berjalan dengan lancar. Anggota keluarga, guru, pemuka agama, dan teman sebaya semuanya berperan dalam sosialisasi seseorang.

Sosialisasi terjadi dalam dua tahap, yaitu: 

  • Sosialisasi primer, yakni sosialisasi yang berlangsung sejak lahir hingga remaja
  • Sosialisasi sekunder, yakni sosialisasi yang berlanjut sepanjang hidup seseorang. 

Proses bersosialisasi pada orang dewasa dapat terjadi setiap kali orang tersebut menemukan dirinya berada dalam keadaan dan lingkungan yang baru, terutama di mana mereka berinteraksi dengan individu yang norma atau adat istiadatnya berbeda dengan dirinya.

Tujuan Bersosialisasi

Selama bersosialisasi, seseorang akan belajar untuk menjadi anggota suatu kelompok, komunitas, atau masyarakat. Proses ini tidak hanya membiasakan seseorang dengan kelompok sosial tetapi juga menghasilkan kelompok tersebut untuk mempertahankan diri. 

Contohnya, anggota perkumpulan mahasiswa baru mengetahui kebiasaan dan tradisi organisasi Mahasiswa di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, anggota dapat menerapkan informasi yang dia pelajari tentang perkumpulan mahasiswa saat pendatang baru bergabung, dan memungkinkan grup untuk melanjutkan tradisinya.

Secara makro, bersosialisasi akan memastikan bahwa kita melakukan proses transmisi norma dan kebiasaan masyarakat. Sosialisasi mengajarkan seseorang apa yang diharapkan dari mereka dalam suatu kelompok atau situasi tertentu, dan itu adalah bentuk kontrol sosial.

Sosialisasi memiliki banyak tujuan, baik untuk kalangan remaja dan orang dewasa. Sosialisasi mengajarkan kepada anak-anak untuk mengontrol impuls biologis mereka, seperti menggunakan toilet daripada mengompol di celana. 

Proses sosialisasi juga membantu individu mengembangkan hati nurani yang selaras dengan norma sosial dan mempersiapkan mereka untuk menjalankan berbagai peran.

Proses Bersosialisasi Dalam Tiga Bagian

Sosialisasi melibatkan struktur sosial dan hubungan antar pribadi. Proses bersosialisasi terdiri dari tiga kunci utama, yaitu: 

  • Konteks
  • konten Dan Proses
  • Hasil

Konteks, mungkin adalah kunci utama yang paling menentukan dalam sosialisasi, karena mengacu pada budaya, bahasa, struktur sosial, dan peringkat seseorang di dalamnya. Ini juga mencakup sejarah dan peran yang dimainkan orang dan institusi di masa lalu. 

Konteks kehidupan seseorang akan sangat mempengaruhi proses sosialisasi. Misalnya, kelas ekonomi keluarga mungkin berdampak besar pada cara orang tua mensosialisasikan anak-anak mereka.

Penelitian telah menemukan bahwa orang tua menekankan nilai-nilai dan perilaku yang paling mungkin membantu anak-anak agar berhasil memberikan posisi mereka dalam hidup. 

Orang tua yang mengharapkan anak-anak mereka melakukan pekerjaan kerah biru (Pegawai pemerintah atau birokrat) lebih cenderung menekankan kesesuaian dan penghormatan terhadap otoritas, sementara mereka yang mengharapkan anak-anak mereka mengejar profesi artistik, manajerial, atau kewirausahaan lebih cenderung menekankan kreativitas dan kemandirian.

Stereotip gender juga memberikan pengaruh yang kuat pada proses sosialisasi. Harapan budaya untuk peran gender dan perilaku gender diberikan kepada anak-anak melalui pakaian berkode warna dan jenis permainan. 

Anak perempuan biasanya menerima mainan yang menekankan penampilan fisik dan kerumahtanggaan seperti boneka atau rumah boneka, sementara anak laki-laki menerima mainan yang melibatkan keterampilan berpikir atau mengingat profesi pria tradisional seperti Lego, tentara mainan, atau mobil balap. 

Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa anak perempuan dengan saudara laki-laki disosialisasikan untuk memahami bahwa pekerjaan rumah tangga diharapkan dari mereka tetapi bukan saudara laki-laki mereka. 

Mengarahkan pesan ke rumah adalah bahwa anak perempuan cenderung tidak menerima bayaran untuk melakukan pekerjaan rumah, sementara saudara laki-laki mereka menerima.

Ras juga berperan dalam sosialisasi. Misalnya orang kulit putih di Amerika Serikat tidak mengalami kekerasan polisi secara tidak proporsional, mereka dapat mendorong anak-anak mereka untuk mengetahui hak-hak mereka dan membela mereka ketika pihak berwenang mencoba melanggarnya. 

Sebaliknya, orang tua kulit berwarna harus memiliki apa yang dikenal sebagai "Pembicaraan" dengan anak-anak mereka, menginstruksikan mereka untuk tetap tenang, patuh, dan aman di hadapan penegak hukum.

Sementara konteks menentukan panggung untuk bersosialisasi, konten dan proses merupakan pekerjaan dari upaya ini. Bagaimana orang tua memberikan tugas atau menyuruh anak mereka untuk berinteraksi dengan polisi adalah contoh konten dan proses, yang juga ditentukan oleh durasi sosialisasi, mereka yang terlibat, metode yang digunakan, dan jenis pengalaman.

Sekolah merupakan lembaga yang menjadi sumber sosialisasi penting bagi siswa dari segala usia. Di kelas, remaja menerima pedoman yang berkaitan dengan perilaku, wewenang, jadwal, tugas, dan tenggat waktu. Pengajaran konten ini membutuhkan interaksi sosial antara pendidik dan siswa. Biasanya, aturan dan ekspektasi ditulis dan diucapkan, dan perilaku siswa dihargai atau dikenai sanksi. Saat ini terjadi, siswa mempelajari norma-norma perilaku yang sesuai untuk sekolah.

Di dalam kelas, siswa juga mempelajari apa yang digambarkan oleh sosiolog sebagai "Kurikulum tersembunyi". Dalam bukunya "Dude, You're a Fag," sosiolog CJ Pasco mengungkapkan kurikulum tersembunyi tentang gender dan seksualitas di sekolah menengah AS. 

Melalui penelitian mendalam di sekolah California yang besar, Pascoe mengungkapkan bagaimana anggota fakultas dan acara seperti pawai dan tarian memperkuat peran gender yang kaku dan heteroseksisme. 

Secara khusus, sekolah mengirimkan pesan bahwa perilaku agresif dan hiperseksual secara umum dapat diterima pada anak laki-laki kulit putih tetapi mengancam pada anak berkulit hitam. Meskipun bukan bagian "resmi" dari pengalaman bersekolah, kurikulum tersembunyi ini memberi tahu siswa apa yang diharapkan masyarakat dari mereka berdasarkan jenis kelamin, ras, atau latar belakang kelas.

Hasil merupakan buah dari sosialisasi dan mengacu pada cara seseorang berpikir dan berperilaku setelah menjalani proses ini. Misalnya, pada anak kecil, sosialisasi cenderung berfokus pada pengendalian impuls biologis dan emosional, seperti minum dari cangkir daripada dari botol atau meminta izin sebelum mengambil sesuatu. 

Ketika anak beranjak dewasa, hasil sosialisasi antara lain mengetahui cara menunggu giliran, mematuhi aturan, atau mengatur hari-hari mereka di sekitar sekolah atau jadwal kerja. Hasil sosialisasi bisa kita lihat dalam segala hal, mulai dari pria mencukur wajah hingga wanita mencukur kaki dan ketiak.

Tahapan Dan Bentuk Sosialisasi

Sosiolog mengenal dua tahapan sosialisasi, yakni sosialisasi primer dan sekunder. Sosialisasi primer terjadi sejak lahir hingga remaja. Pengasuh, guru, pelatih, tokoh agama, dan rekan memandu proses ini.

Sosialisasi sekunder terjadi sepanjang hidup kita ketika kita menghadapi kelompok dan situasi yang bukan merupakan bagian dari pengalaman sosialisasi utama kita. Ini mungkin termasuk pengalaman kuliah, di mana banyak orang berinteraksi dengan anggota populasi yang berbeda dan mempelajari norma, nilai, dan perilaku baru. 

Sosialisasi sekunder juga terjadi di tempat kerja atau saat bepergian ke tempat baru. Saat kita belajar tentang tempat asing dan beradaptasi dengannya, kita mengalami sosialisasi sekunder.

Sedangkan sosialisasi kelompok terjadi pada semua tahapan kehidupan. Misalnya, kelompok sebaya mempengaruhi bagaimana cara seseorang berbicara dan berpakaian. Selama masa kanak-kanak dan remaja, ini cenderung rusak menurut garis gender. Merupakan hal yang umum untuk melihat sekelompok anak dari kedua jenis kelamin mengenakan gaya rambut dan pakaian yang sama.

Sosialisasi organisasi terjadi dalam suatu lembaga atau organisasi untuk membiasakan seseorang dengan norma, nilai, dan praktiknya. Proses ini sering kali terjadi di lembaga nonprofit dan perusahaan. 

Karyawan baru di tempat kerja harus belajar cara berkolaborasi, memenuhi tujuan manajemen, dan beristirahat dengan cara yang sesuai untuk perusahaan. Di lembaga nonprofit, individu dapat belajar bagaimana berbicara tentang penyebab sosial dengan cara yang mencerminkan misi organisasi.

Banyak orang juga mengalami sosialisasi antisipatif di beberapa titik. Bentuk sosialisasi ini sebagian besar diarahkan pada diri sendiri dan mengacu pada langkah-langkah yang diambil seseorang untuk mempersiapkan peran, posisi, atau pekerjaan baru. 

Ini mungkin melibatkan mencari bimbingan dari orang-orang yang sebelumnya pernah bertugas dalam peran tersebut, mengamati orang lain saat ini dalam peran tersebut, atau pelatihan untuk posisi baru selama magang. 

Singkatnya, sosialisasi antisipatif mengubah orang ke peran baru sehingga mereka tahu apa yang diharapkan ketika mereka secara resmi masuk ke dalamnya.

Sosialisasi paksa terjadi di lembaga-lembaga seperti penjara, rumah sakit jiwa, unit militer, dan beberapa sekolah berasrama. Dalam pengaturan ini, paksaan digunakan untuk mensosialisasikan kembali orang-orang menjadi individu yang berperilaku sesuai dengan norma, nilai, dan adat istiadat lembaga. 

Di penjara dan rumah sakit jiwa, proses ini dapat disebut sebagai rehabilitasi. Di militer, bagaimanapun, sosialisasi paksa bertujuan untuk menciptakan identitas yang sama sekali baru bagi individu.

Kritik Terhadap Sosialisasi

Meskipun sosialisasi merupakan bagian penting dari masyarakat, tetapi juga memiliki kekurangan. Karena norma, nilai, asumsi, dan kepercayaan budaya yang dominan memandu proses, ini bukanlah upaya yang netral. Artinya, sosialisasi dapat mereproduksi prasangka yang mengarah pada bentuk-bentuk ketidakadilan dan ketimpangan sosial.

Representasi ras minoritas dalam film, televisi, dan iklan cenderung berakar pada stereotip yang merugikan. Penggambaran ini menyosialisasikan pemirsa untuk melihat ras minoritas dengan cara tertentu dan mengharapkan perilaku dan sikap tertentu dari mereka. 

Ras dan rasisme mempengaruhi proses sosialisasi dengan cara lain juga. Penelitian telah menunjukkan bahwa prasangka rasial memengaruhi perlakuan dan disiplin siswa. Tercemar oleh rasisme, tingkah laku guru mensosialisasikan semua siswa agar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap remaja berkulit warna. 

Jenis hasil sosialisasi dalam representasi yang berlebihan dari siswa minoritas di kelas perbaikan dan di bawah representasi mereka di kelas berbakat. Ini juga dapat mengakibatkan siswa ini dihukum lebih keras untuk jenis pelanggaran yang sama yang dilakukan siswa kulit putih, seperti berbicara kembali dengan guru atau datang ke kelas tanpa persiapan.

Meskipun sosialisasi diperlukan, penting untuk mengenali nilai, norma, dan perilaku yang direproduksi oleh proses ini. Seiring berkembangnya pemikiran masyarakat tentang ras, kelas, dan gender, demikian pula bentuk-bentuk sosialisasi yang melibatkan penanda identitas tersebut.

Bersosialisasi dianggap sebagai aktivitas yang menyenangkan untuk waktu senggang seseorang. Definisinya telah berubah sedikit karena orang-orang mulai menganggapnya sebagai tempat pertemuan untuk memperdalam kontak. 

Dunia dibuat khusus untuk orang-orang dengan sifat ekstrovert yang dapat mengekspresikan diri mereka dengan sangat fasih. Keahlian secara sosial dapat dengan mudah membuka pintu baru bagi seseorang. Dia bisa mulai mengembangkan dan mengasah keterampilan sosialnya yang terbukti menjadi berkah dalam jangka panjang.

Jika Anda adalah seorang introvert, maka Anda perlu melakukan beberapa perubahan dalam gaya hidup Anda untuk menjadi lebih sosial. Ini akan memperkaya kepribadian Anda karena koneksi yang Anda buat dalam kehidupan sosial Anda harus dihormati karena telah terbukti sangat bermanfaat. 

Untuk mendapatkan kesuksesan profesional dan bahkan pribadi, Anda memerlukan keterampilan sosial karena orang lebih tertarik pada orang ekstrovert daripada introvert yang mengurus bisnis mereka sendiri.

Bagaimana Menjadi Sosial Dalam Masyarakat?

Berikut ini adalah 10 Cara Bersosialisasi Dalam Masyarakat, antara lain:

1. Mulailah Dengan Hal - Hal Kecil

Hal - hal besar terkadang terbukti sangat kuat sehingga lebih baik untuk memperluas zona nyaman Anda daripada hal - hal kecil. Akan tetapi, jika Anda ingin mencari cara untuk bersosialisasi dalam masyarakat, maka Anda perlu berusaha dengan mengambil langkah pertama yaitu memulainya dengan hal - hal kecil. 

Terkadang terasa terlalu berat untuk menghabiskan waktu di tengah orang banyak tetapi akan lebih baik jika Anda mulai berinteraksi dengan orang-orang dalam kelompok kecil dan secara bertahap bergerak ke arah kelompok yang lebih besar.

Apakah Anda lebih suka menyendiri dalam keseharian Anda? Jika ya, maka mulai dari sekarang Anda harus berhenti dan berusaha untuk mengubahnya. 

Buat keputusan secara sadar untuk berbaur dengan orang-orang dengan duduk melingkar dan mengadakan pertemuan kecil. Ini akan membantu Anda menjadi lebih sosial seiring dengan berjalannya waktu.

2. Bertindak Positif

Cara kedua untuk bersosialisasi adalah dengan bertindak positif dalam setiap situasi dan kondisi tertentu. Bersikaplah sopan dan ramah dalam pendekatan Anda dan cobalah untuk berbicara dengan pola pikir positif. 

Semua orang lebih menyukai senyum yang jujur dan tulus ​​karena itu menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang tulus. Berbicaralah dengan jelas dan tepat agar semua orang dapat memahami Anda dengan baik.

Pertahankan nada bicara yang konstan sehingga semua orang dalam kelompok Anda dapat dengan mudah mendengarkan dan mengerti apa yang Anda bicarakan. Ikuti percakapan dengan seksama dengan mementingkan berbicara dan mendengarkan. 

Semua orang suka berbicara dengan orang yang mendengarkan mereka dengan penuh perhatian. Berikan masukan yang layak, ajukan saran Anda, ajukan pertanyaan dan minta saran agar terlihat lebih aktif.

3. Berbicaralah Dengan Orang Asing

Berbicara dengan orang yang sudah Anda kenal lebih mudah jika dibandingkan berbicara dengan orang asing yang belum Anda kenal. Kesulitannya terletak dalam berinteraksi dengan orang yang tidak Anda kenal tersebut. Etiket sosial menuntut percakapan yang memadai dengan semua orang yang Anda kenal atau tidak. 

Kuasai seni bagaimana cara bercakap-cakap dengan orang yang belum Anda kenal. Ini tidak akan mudah dan terjadi dalam satu hari, tetapi akan membutuhkan banyak usaha dari Anda. Namun percayalah pada akhirnya Anda akan berhasil. Cobalah hal-hal kecil dan secara bertahap masuk ke dalam percakapan tersebut.

Cara menyapa yang ramah dan senyuman yang tulus akan berdampak positif. Jika Anda ingin menemukan cara untuk bersosialisasi dalam masyarakat, dan bertekad untuk berhasil dalam usaha Anda dalam waktu singkat, maka Anda akan mahir bersosialisasi.

4. Nikmati Kebersamaan

Cara paling mudah untuk bersosialisasi dalam masyarakat adalah dengan menikmati kebersamaan Anda dengan mereka.

Ketika Anda sedang bersenang-senang, maka bahasa tubuh Anda akan menjadi positif, Anda menjadi lebih bersemangat, dan senyum Anda tampak tulus, sehingga upaya Anda akan menjadi lebih mudah. Jangan biarkan pikiran negatif memasuki kepala Anda. Anda yang berada di lingkungan sosial cukup menikmati suasananya sehingga Anda bisa menjadikannya sebagai pengalaman yang menyenangkan.

5. Jangan Kewalahan

Cara penting untuk bersosialisasi dalam masyarakat adalah dengan menyesuaikan diri dengan benar dalam segala situasi. Kadang-kadang Anda mungkin akan merasa kewalahan karena berada dalam sebuah pertemuan besar-besaran dengan kehadiran banyak orang yang belum Anda kenal.

Anda akan menghadapi beberapa tipe individu yang berbeda, beberapa orang mungkin akan bersikap sopan dan bebrapa yang lain akan bersikap menjengkelkan untuk Anda. Jagalah diri Anda dan tetap berbicara dengan sopan kepada semua orang.

Jika Anda tidak menyukai perilaku seseorang, cobalah mencari alasan yang tepat dan berusaha untuk menarik diri Anda dari percakapan tersebut. Bergabunglah dengan grup baru dan jangan biarkan pengalaman tersebut menghalangi antusiasme Anda. 

Bertekadlah dalam upaya Anda dan jangan kewalahan jika Anda ingin aktif secara sosial didalam masyarakat.

10 Cara Bersosialisasi Dalam Masyarakat
image via pixabay

6. Temukan Hobi Yang Relevan

Cara selanjutnya untuk bersosialisasi adalah dengan cara mengambil bagian dalam aktivitas yang akan mendorong perilaku sosial budaya. Temukan orang yang tertarik pada hal yang sama dengan Anda.

Minat yang sama memiliki cara untuk menciptakan ikatan yang kuat antara individu yang berpikiran sama. Apakah Anda suka menyanyi atau memainkan alat musik dan sebagainya. Ketika Anda mencoba secara aktif, maka Anda akan dapat menemukan banyak orang yang benar-benar berbagi minat Anda. 

Meskipun pada awalnya, Anda mungkin merasa sedikit sadar diri tetapi seiring dengan berjalannya waktu ketika Anda mulai menikmati diri sendiri, perasaan canggung itu akan mulai memudar. Kebiasaan yang relevan dapat membantu Anda dalam upaya menjadi lebih sosial.

 7. Jangan Takut

Orang yang bersikap antisosial akan mendorong munculnya pikiran negatif dan mencoba mencaci semua orang yang mereka anggap tidak penting. Tujuan mereka adalah untuk fokus pada kekurangan dan mereka dengan senang hati melakukannya. Beberapa orang cemas tentang interaksi sosial karena mereka tidak ingin orang menilai mereka secara tidak baik.

Salah satu cara untuk bersosialisasi dalam masyarakat adalah dengan tidak takut dengan situasi dan lingkungan yang baru. Anda harus mendorong orang untuk menerima diri Anda apa adanya dan berperilaku serupa dengan orang lain. Pikirkan kualitas internal dan eksternal Anda yang membedakan Anda dari orang lain dengan cara yang positif.

Saat berinteraksi dengan orang lain, Anda dapat dengan mudah memperkuat kesan positif Anda pada pola pikir mereka. Sangat mudah untuk mengubah persepsi orang lain terhadap Anda dalam lingkungan sosial dengan beberapa kata yang cerdas dan positif.

8. Hentikan Analisis Berlebihan

Hentikan analisis berlebihan jika Anda mencari cara untuk bersosialisasi dalam masyarakat hal itu tidak produktif. Anda harus memikirkan hal-hal serta tindakan Anda, akan tetapi tidak usah terlalu berlebihan karena sekali saja sudah lebih dari cukup. Ketika Anda mulai memikirkan banyak hal, maka Anda cenderung akan membuatnya menjadi kacau dan berantakan.

Anda tidak akan dapat menikmati lingkungan sosial karena Anda akan memikirkan hal-hal lain yang akan mengganggu kebahagiaan dan kesenangan Anda. Jangan pernah memikirkan interaksi masa lalu jika Anda telah membuat kesalahan. Mulailah lagi dengan lembaran baru sehingga Anda dapat kembali aktif secara sosial dan mulai menikmati kehidupan sosial dalam masyarakat.

9. Jangan Egois

Beberapa orang merasa sulit ketika berada di bawah sorotan dan sering disebut sebagai ketidakcocokan oleh orang lain. Tekanan mulai menghampiri mereka dan mereka mulai merasa terbebani oleh hal tersebut.

Ingatlah bahwa Anda adalah bagian kecil dari lingkungan sosial, maka kemudian jangan menganggap bahwa diri Anda adalah yang paling penting. Ini adalah acara sosial di mana banyak orang hadir. Anda hanyalah bagian dari kerumunan orang - orang. 

Ketika Anda mulai memikirkan hal ini, tekanan pada Anda secara bertahap akan menurun dan Anda dapat mulai menikmati diri sendiri. Jangan menjadi pribadi yang egois dan mementingkan diri sendiri.

10. Meningkatkan Keterampilan Sosial Anda

Terakhir, cara untuk bersosialisasi dalam masyarakat adalah dengan meningkatkan keterampilan sosial Anda. Berlatihlah agar Anda dapat dengan mudah keluar dari zona nyaman (Comfort zone) Anda. Berinteraksilah dengan orang-orang setiap hari dengan memulai percakapan dengan orang yang dikenal dan tidak dikenal.

KESIMPULAN

Manusia terlahir sebagai mahluk sosial. Oleh karena itu untuk bisa bertahan hidup, maka kita tidak bisa sendirian. Kita akan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Bersosialisasi dalam masyarakat adalah salah satu perilaku kita sebagai mahluk sosial.

Mulailah menghabiskan waktu Anda dengan anggota keluarga, kenalan, dan teman untuk menjadi lebih mahir dalam bersosialisasi. Bersikaplah positif dalam upaya Anda dan berhentilah membuat alasan untuk menghadiri acara sosial. 

Berbahagialah ketika Anda diterima di lingkungan yang baru dan sebarkan nilai - nilai positif, kebahagiaan, dan kegembiraan Anda di antara orang lain. Berpartisipasilah sepenuhnya dalam percakapan yang menarik dengan melakukan kontak mata dan mengajukan pertanyaan yang relevan. Pertahankan bahasa tubuh positif yang akan membuat Anda terlihat mudah didekati dalam lingkungan sosial yang baru.

Demikianlah uraian artikel tentang 10 Cara Bersosialisasi Dalam Masyarakat. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi untuk Anda.

referensi: https://www.thoughtco.com/

Posting Komentar untuk "10 Cara Bersosialisasi Dalam Masyarakat"