Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ragam Manusia dan Budaya Indonesia

Ragam Manusia dan Budaya Indonesia
credit:instagram@budayanusantara_

Ragam Manusia dan Budaya IndonesiaIndonesia terkenal dengan ragam budayanya. Budaya lokal, daerah, hingga nasional, menyatu hingga menjadi budaya Indonesia yang beragam dan penuh warna. 

Tidak hanya budaya, masyarakatnya pun beraneka ragam. Dari jenis kulit, bahasa, kebiasaan, kesenian, hingga sejarah daerah masing-masing. Manusia dan budaya, meski telah tertelan oleh berjalannya waktu, akan selalu bersinggungan. Begitupun, dengan manusia dan budaya Indonesia.

Perubahan Manusia Akibat Perubahan Zaman

Perubahan zaman bisa membuat apapun berubah, termasuk manusia. Namun, dengan adanya budaya, manusia bisa becermin bagaimana asal-usul hidupnya. 

Seorang anak yang hidup di perkotaan dan tidak pernah bersentuhan dengan budaya aslinya, tetap saja berarti bahwa anak tersebut memiliki budaya. 

Tarian, pakaian, makanan, kerajinan, kesenian, dan lain-lain, semuanya telah dimiliki tiap-tiap daerah di Indonesia sebelum Indonesia bersatu.

Pengaruh Budaya Asing Terhadap Budaya Indonesia

Kebudayaan di Indonesia dipengaruhi pula oleh kebudayaan asing. Oleh karena itu, banyak percampuran antara budaya Indonesia dengan budaya asing. Namun, pada akhirnya mendarah daging menjadi budaya Indonesia. 

Misalnya, pakaian adat Betawi yang digunakan saat pernikahan. Pakaian tersebut merupakan campuran budaya Tionghoa dan Arab.

Pakaian pengantin wanita terpengaruh budaya Tionghoa, sedangkan pakaian pengantin laki-laki terpengaruh budaya Arab. Dari warna pakaiannya pun, bisa terlihat. Merah dan emas adalah warna yang identik dengan masyarakat Tionghoa. 

Campuran seperti ini tentunya sudah terjadi sejak dulu, saat Indonesia didatangi negara lain. Budaya pun ikut memberi pengaruh terhadap budaya daerah dan masyarakatnya.

Selain pakaian pengantin, ada tarian yang merupakan hasil akulturasi atau percampuran budaya. Tari seudati yang berasal dari Aceh merupakan tari yang terpengaruh oleh budaya Melayu dan Arab, khususnya budaya Islam. Saat agama Islam masuk ke Aceh, budayanya ikut mempengaruhi tarian, termasuk tari seudati.

Tari seudati sendiri berasal dari kata syahadat yang berarti 'pengakuan terhadap Allah dan Nabi Muhammad'. 

Syair-syair yang dibawakan dalam tarian ini pun menggunakan bahasa Arab dan Melayu. Dengan dialek Aceh yang khas saat mendendangkan syair tersebut, tarian ini menjadi budaya akulturasi yang indah.

Bahasa juga tidak terlepas dari kekayaan budaya Indonesia. Pada 2009, disebutkan ada sekitar 750 bahasa daerah di Indonesia. Namun, dari banyaknya bahasa daerah di Indonesia, belum semuanya diteliti. 

Mungkin masih ada lagi bahasa daerah di Indonesia, mengingat banyaknya suku pedalaman yang tidak terjangkau dunia luar. Untuk menyatukan perbedaan tersebut, terbentuklah bahasa Indonesia yang diakui pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Indonesia Bersatu

Meski kaya dengan budaya daerah, Indonesia berhasil bersatu, termasuk dari segi bahasa. Dengan Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia menjadi penghubung masyarakat Indonesia. Selain pakaian adat, tarian, dan bahasa, masih banyak ragam budaya Indonesia.

Berbagai daerah yang ada di Indonesia pun ikut membedakan manusia-manusianya. Tiap-tiap individu di setiap daerah memiliki sejarah nenek moyangnya. Meski keragaman tersebut ikut membedakan manusianya, Indonesia tetap satu. 

Seperti semboyan Bhineka Tunggal Ika, meski berbeda tetapi satu jua. Semboyan ini sangat tepat dan harus selalu diingat oleh masyarakat Indonesia. Kalau tidak, bagaimana Indonesia bisa bersatu?

Posting Komentar untuk " Ragam Manusia dan Budaya Indonesia"