Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seniman dan Pribadi Yang Kreatif

 

Seniman dan Pribadi Yang Kreatif
credit:instagram@budayainyong

Seniman dan Pribadi Yang Kreatif - Karya seni adalah salah satu produk budaya yang terwujud dalam bentuk lakuan (presentasi) atau material. Tetapi wujud eksitensialnya tidak sekadar suatu lakuan material (benda) yang hanya dapat ditangkap oleh pancaindra. 

Karya seni tidak hanya sebagai benda produk yang ditujukan untuk yang menimbulkan dinamika perasaan, yaitu memiliki sentuhan yang membuat perasaan tergerak, menimbulkan rasa senang, rasa haru, rasa takut, rasa ngeri, atau kedongkolan, tetapi suatu produk yang hadir karena getaran manusiawi dari kesadaran seniman sebagai pribadi yang hidup di tengah masyarakat.

Sudah merupakan sesuatu yang wajar apabila seorang seniman berkeinginan untuk mengadakan komunikasi dengan orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka dia harus memiliki alat atau sarana komunikasi, yaitu karya seni. 

Secara teoritis tampaknya sederhana, yaitu sejauh mana dia berhasil memberikan keyakinan kepada penikmat seni dengan suatu cara tertentu, sehingga karya yang dia hasilkan bisa diterima oleh para penikmat seni tersebut. Bisa dikatakan hubungan yang terjadi antara dia dengan penikmat seni merupakan sesuatu yang esensial dalam kehidupan keseniannya.

Salah satu pengertian dari karya seni adalah ungkapan emosi dari seorang seniman. Namun, seni dapat juga diartikan sebagai bahasa. Van Porsen menyatakan hal itu sebagai berikut:

Pengertian bahasa mencakup bentuk simbol dan lambang (kata, tarian, gambar, isyarat) yang membuka kesempatan untuk membungkus titipan generasi yang satu kepada yang lain. Dengan karyanya itulah seorang seniman selain mengungkapkan pengalamannya atau emosinya, juga untuk mengadakan komunikasi dengan orang lain. 

Karena komunikasi menitikberatkan segi sosialnya, yaitu usaha menjadikan sesuatu menjadi milik bersama, demikian ditulis Astrit S Susanto, sehingga seni yang diciptakan seniman akan bergantung kepada penghayatnya. 

Akan tetapi, dalam proses komunikasi ini, apabila penghayat menerima atau tidak, tidak akan mengubah bahasa seniman tersebut.masksudnya, Apabila karya seni tidak diterima masyarakat lalu nilainya rendah atau kalau diterima nilainya menjadi tinggi.

Persoalan yang sebenarnya adalah bahwa seniman bermaksud agar penikmat seni dapat merasa dan menikmati pengalaman estetik yang dia temukan. Jadi, persoalannya bukan persoalan estetik yang harus dapat persetujuan penikmat seni, melainkan lebih pada persoalan moral. Oleh karena itulah ada orang yang beranggapan bahwa seniman disebut sebagai misionaris estetik.

Bila persoalan di atas dikaitkan dengan teori, tampaknya tidak konsisten, sebab yang diberikan seniman bukanlah pengalaman estetik, melainkan suatu benda yang dapat ditangkap panca indra. Memang benda tersebut bukanlah pengalaman estetik, tetapi justeru dengan benda tersebut, yang memiliki potensi tertentu, mampu membangkitkan pengalaman estetik pada diri penikmat seni.

Suatu pengalaman estetik yang telah diserahkan kepada penghayat, dan masyarakat umumnya akan disusul oleh pengalaman estetik yang baru; karena dalam hal ini seniman selain berkomunikasi juga bermaksud meningkatkan pengalaman estetik penikmat seni.

Sejalan dengan itu, maka suasana yang menyangkut nilai-nilai keindahan pada masyarakat penikmat seni tidak akan berhenti. Apabila suasana ini yang menjadi tuntutan, dengan sendirinya dibutuhkan kreativitas. 

Dengan kata lain, seorang seniman haruslah menjadi seorang pribadi yang kreatif, seorang yang selalu mencari kebaharuan untuk diteruskan kepada masyarakat sebagai penikmat dari karya seni yang dia hasilkan.

Terima kasih telah meluangkan waktu Anda untuk membaca artikel doi blog saya. Dukung terus blog ini agar dapat menuliskan artikel - artikel lain yang bermanfaat untuk para pembacanya.

Posting Komentar untuk " Seniman dan Pribadi Yang Kreatif"