Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Peninggalan Kerajaan Budha di Indonesia

7-peninggalan-kerajaan-budha-di-indonesia
credit:instagram@pinterpandai

Kerajaan - kerajaan Budha berdiri di Nusantara bersamaan dengan masuknya agama Budha. Agama Budha masuk ke Nusantara sekitar awal tarikh masehi, dan tidak berselang lama agama Hindu juga mulai masuk ke Nusantara. 

Penyebaran agama Hindu lebih luas dibandingkan dengan agama Budha. Hal ini dapat di lihat dengan adanya banyak bangunan kerajaan Hindu dari pada kerajaan agama Budha. Penyebaran agama Budha lebih banyak terjadi di pulau sumatera dan beberapa wilayah di pulau jawa, begitupun dengan bangunan kerajaannya.

Kerajaan Budha di Nusantara

Berikut di antara kerajaan bercorak Budha yang ada di Nusantara:

1. Kerajaan Kalingga

Kerajaan kalingga yang berlokasi di Jawa Tengah di bangun pada sekitar abad ke 6 Mahesi. Kerajaan Kalingga di pimpin oleh seorang Ratu yakni Ratu Shima. Ratu Shima dikenal sebagai seorang Ratu yang jujur, bijaksana, dan tegas dalam menjalankan roda pemerintahannya.

Di antara peninggalan kerajaan Kalingga adalah prasasti Tukmas yang ditemukan di desa Dakwu, daerah Grobogan yakni di lereng Gunung Merbabu Jawa Tengah. Dalam prasasti tersebut terdapat huruf pallawa dan bahasa sansekerta. 

Prasasti itu menyebutkan tentang adanya aliran sungai yang jernih seperti sungai Gangga yang ada di India. Pada prasasti juga terdapat gambar-gambar seperti kendi, kapak, trisula, cakra, kelasangka, dan bunga teratai.

2. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan agama Budha yang terdapat di Palembang, Sumatera Selatan adalah kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya dibangun pada sekitar abad VII Masehi dengan Raja yang memimpin adalah Raja Sri Jaya Naga. 

Sriwijaya mengalami masa keemasan pada saat di pimpin oleh Raja Bala Putra Dewa, yang merupakan anak dari Raja Samaratungga yang berasal dari Kerajaan Mataram di Pulau Jawa.

Bala Putra Dewa memimpin kerajaan Sriwijaya mulai abad ke 9. Hampir semua wilayah pulau Sumatera, Kalimantan barat, Semenanjung Melayu, dan Jawa Barat di kuasai oleh kerajaan Srwijaya. Hal ini menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan Nusantara yang pertama di Indonesia.

Kerajaan Sriwijaya meninggalkan banyak sekali peninggalan sejarah di antaranya bangunan Candi, dan prasasti-prasasti. Candi yang di bangun pada masa itu adalah Candi Muara Takus dan Biara Bakal. 

Peninggalan lainnya adalah prasasti-prasasti kerajaan yaitu:

  • Prasasti Kedukan Bukit (605 M)
  • Prasasti Kota Kapur (686 M)
  • Prasasti Karang Berahi (686 M)
  • Prasasti Talang Tuo (648 M)
  • Prasasti Telaga Batu
  • Prasasti Palas Pasemah
  • Prasasti Nalanda
  • Prasasti Ligor

3. Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram adalah kerajan Budha yang berlokasi di Jawa Tengah pada abad 750 Masehi dan diperintah oleh dinasti Syailendra. Walaupun Raja memerintah adalah Raja Sanjaya dan Raja Sanna yang beragama hindu tetapi Kerajaan Mataram berubah menjadi Kerajaan Budha mulai Dinasti Syailendra.

Bukti dari sejarah kerajaan Mataram adalah di temukan banyak prasasti-prasasti dan Candi yang masih ada sampai sekarang. 

Diantara prasasti dari Kerajaan Mataram adalah sebagai berikut:

1. Prasasti Canggal

Prasasti Canggal di temukan di Candi Gunung Wukir. Dinamakan prasati Canggal karena ditemukan di desa Canggal pada tahun 732 M.

2. Prasasti Kalasan

Seperti halnya prasasti Canggal, Prasasti Kalasan dinamakan sesuai dengan tempat ditemukannya yakni di desa Kalasan Yogyakarta pada tahun 778 M. Prasasti ini ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pranagari dari India Utara.

3. Prasasti Mantyasih

Ditemukan pada tahun 907 M di desa Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berisi bahasa Jawa Kuno tentang silsilah keluarga Kerajaan Mataram.

4. Prasasti Klurak

Ditemukan di deerah Prambanan tahun 782 M dalam huruf Pranagari juga menggunakan bahasa Sansekerta menceritakan tentang pembangunan arca Manjusri yang dibangun oleh Raja Indrayang.

sedangkan beberapa Candi yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit adalah Candi yang berada di pegunungan Dieng, Candi Gedong Songo di Ungaran Jawa Tengah, Candi Borobudur di Magelang, Candi Plaosan, Candi Prambanan, dan Candi Sambi Sari.

candi-plaosan
credit:instagram@capturedby_la

4. Kerajaan Negara Dipa

Kerajaan Negara Dipa berdiri pada tahun 1387-1495 Masehi di Kalimantan Selatan. Kerajaan Negara Dipa adalah salah satu kerajaan Budha yang ada di pulau Kalimantan. Raja yang pertama kali memerintah adalah Mpu Jatmaka. 

Mpu Jatmika adalah panglima perang dari kerajaan Mataram yang diperintah untuk melakukan penyerangan di Kerajaan Nan Sarunai pada tahun 1355 M.

Pada saat itu Mpu Jatmika dapat mengalahkan kerajaan Nan Seruai sehingga menjadikannya sebagai bagian dari Kerajaan Majapahit. Kemudian Mpu Jatmika membangun Kerajaan Negara Dipa yang di ambil dari bahasa Dayak Manyaan berarti “Dipa Teh” yaitu kerajaan yang terletak di seberang.

Raja Mpu Jatmika mempunya dua orang anak yaitu Lambung Mangkurat dan Mandastana. Pada akhirnya anak pertama Raja Mpu Jatmika yaitu Lambung Mangkurat yang mewarisi kerajaan Negara Dipa. Saat itulah Kerajaan Dipa mengalami masa kejayaan.

Beberapa peninggalan dari Kerajaan Negara Dipa adalah bangunan Candi Agung yang terdapat di Desa Sungai Malang, Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sekarang Candi Agung dijadikan sebagai tempat wisata bagi warga kota Amuntai Tengah.

5. Kerajaan Melayu

Kerajaan Melayu berlokasi di daerah sungai Batang Hari, Jambi, Sumatra ini dibangun pada tahun 1183 M dan berakhir pada tahun 1347 M dengan raja yang berkuasa Raja Srimat Trailokyaraja. 

Kerajaan Melayu Sempat di kalahkan oleh Sriwijaya pada abad ke 7 M sehingga Kerajaan Melayu mempunyai corak Kerajaan Budha dalam agama dan budayanya. 

Setelah beberapa abad Kerajaan melayu menghilang dan baru kembali muncul setelah abad ke 12 M ketika Kerajaan Singosari melakukan perjalanan ke Melayu.

Kerajaan Melayu Mengalami masa Keemasan saat pemerintahan Raja Aditya Warman. Seorang Kerabat yang berasal dari dinasti Majapahit. 

Dari peninggalan arja Manjusti di candi Jago, Jawa timur dikatakan bahwa Raja Aditya Warman telah membantu Gajah Mada untuk menaklukkan pulau Bali, akan tetapi setelah kejadian itu Kerajaan Melayu tenggelam kembali.

6. Kerajaan Talaga Sunda

Awal mula berdirinya kerajaan Telaga Sunda ini adalah dari sebuah padepokan agama Budha. Padepokan ini didirikan oleh Sudayosa yang merupakan anak dari Prabu Ajiguna Linggawisesa yakni Raja Sunda ke 29. Padepokan ini terletak di Gunung Bitung di sekitar Majalengka, karena itu Sudayosa dikenal sebagai Batara Gunung Bitung.

Kemajuan padepokan Budha ini semakin terlihat ketika dipimpin oleh anak kelimanya yaitu Darmasuci. Pada saat itu penganut agama Budha sangat banyak maka didirikanlah kerajaan bercorak Budha bernama Kerajaan Talaga.

Kerajaan ini berdiri pada abad ke 14 dengan daerah yang di kuasainya meliputi Talaga, Cikijing, Lemahsugih, Maja, Bantarujeg, dan sebagian Majalengka. 

Pada saat dominasi banten dan Cirebon dibantu oleh Demak menguasai Jawa Barat, Kerajaan Talaga yang beraliran Budha menjadi Kerajaan Islam dibawah Kesultanan Cirebon mulai 1528 M.

Peninggalan dari Kerajaan Talaga ini dapat dilihat di rumah tua dekat kantor kecamatan Talaga. Peninggalan lainnya berupa hiasan keramik, gamelan, perkakas rumag, dan atribut kerajaan seperti tombak, keris, senapan, pistol, baju besi, meriam serta silsilah kerajaan dari awal hingga akhir disimpan dan dirawat oleh keluarga dan keturunan.

7. Kerajaan Sri Bangun

Kota bangun berada di kabupaten Kutai kartanegara atau sekitar 88 Km dari Tenggarong yang terletak di Sungai Mahakam. Diperkirakan Kerajaan Sri Bangun merupakan bawahan dari kerajaan Martadipura yang menganut ajaran agama Hindu, tetapi Kerajaan Sri Bangun merupakan kerajaan bercorak Budha.

Dengan banyaknya corak yang menunjukkannya seperti Arca Budha Pengemabara yang terbuat sari Perunggu, patung Lembu Nandi yang oleh masyarakat sekitar di sebut sebagai Singa Noleh. Kerajaan Sri Bangun dipimpin dengan Rajanya yang terkenal dengan nama Qeva.

Situs Sri Bangun juga dimanfaatkan oleh Sultan Kutai Kartanegara Aji Muhammad Salehuddin, sebagai tempat pengungsian ketika kalah dalam perang melawan Pasukan Belanda tahun 1844 M. 

Ditempat ini Sultan berserta keluarga dan para menterinya dan Ratusan Pengawal membangun pertahanan serta sebagai istana sementara.

Itulah peninggalan kerajaan Budha yang ada di Indonesia. Sebagai warga Negara Indonesia kita tidak seharusnya melupakan sejarah kita, karena sejarah merupakan identitas bangsa kita. 

Dan sejarah merupakan hal harus dilestarikan agar kita dapat mengenang dan mengambil pelajaran dari sejarah-sejarah tersebut.

Posting Komentar untuk " 7 Peninggalan Kerajaan Budha di Indonesia"