Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Jatuh Bangunnya Kerajaan Majapahit

Raja Hayam Wuruk
credit:instagram@nikeputri123

Kerajaan Majapahit berdiri sejak tahun 1293 M sampai dengan 1500 M, yang pusatnya berada di Jawa Timur sekarang ini. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Budha generasi terakhir ini mencapai puncaknya antara tahun 1350-1389 M ketika Raja Hayam Wuruk berkuasa. 

Daerah kekuasaannya tidak saja di pulau Jawa, tapi juga pulau Sumatera, Kalimantan, sebagian Indonesia Timur, dan Semenanjung Malaya. Para sejarawan modern masih memperdebatkan apakah benar Kerajaan Majapahit memiliki kekuasaan sedemikian luas.

Perluasan kekuasan ini terjadi ketika Raja Hayam Wuruk dibantu seorang mahapatih yang gila kekuasaan, yaitu Patih Gajah Mada. Duet Hayam Wuruk dan Gajah Mada membentuk sebuah kekuataan, sehingga dipercaya memperluas daerah kekuasaanya secara mencengangkan. 

Dalam naskah Negarakertagama, terutama pada pupuh XIII-XV dilukiskan bagaimana kekuasaan kerajaan ini ketika tampuk kekuasaan dipegang Raja Hayam Wuruk dan mahapatih Gajah Mada.

Ada yang berpendapat, yang dimaksud dengan penaklukan sebagai daerah kekuasaan tersebut tidak dalam arti sesungguhnya, melainkan penguasaan monopoli ekonomi melalui hubungan perdagangan. 

Sebuah sumber sejarah primer membuktikan bagaimana Kerajaan Majapahit pernah menjalin hubungan dagang sampai ke Kamboja, Birma, Campa, Siam, Vietnam, bahkan pernah pula mengirim utusan perdagangannya sampai ke Tiongkok. 

Tentu saja, daerah kekuasaan yang meliputi Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan sebagian wilayah Indonesia Timur tersebut bukan dalam kondisi seperti masa modern. Boleh jadi, kekuasaan tersebut hanya dipegang oleh sebuah kerajaan kecil yang menguasai daerah yang tidak terlalu luas.

Namun demikian, perluasaan kekuasaan yang dilakukan oleh Hayam Wuruk dan Gajah Mada tersebut merupakan satu bukti bahwa abad ke-12, sebuah kerajaan di Jawa telah memiliki armada angkatan bersenjata yang hebat, didukung para pelaut ulung, sehingga memungkinkan pengiriman armada untuk menaklukkan kerajaan dan daerah lain, tanpa meninggalkan kerajaan dalam keadaan kosong.

Masih dalam buku Negarakertagama, disebutkan bagaimana budaya keraton Majapahit waktu itu sebagai daerah yang memiliki nilai sastra tinggi, adiluhung, dan tentu saja canggih untuk masanya. 

Demikian pula ada sebuah catatan yang menyebutkan bagaimana pada masa itu telah dikenal sebuah ritual agama yang rumit.

Pujangga yang mengarang buku tersebut pada tahun 1365 M menggambarkan kerajaan ini menjadi pusat mandala atau pusat sesembahan raksasa, yang luasnya membentang dari ujung Sumatera sampai dengan Papua. 

Majapahit juga diyakini memonopoli perdagangan waktu itu di seluruh Nusantara, yang menjadi modal penting penguasaan wilayah lain. Tidak mengherankan sekalipun Raja Hayam Wuruk telah meninggal, armada Majapahit masih bisa melancarkan serangan bersenjatan ke Palembang.

Berdirinya Kerajaan Majapahit

Majapahit
credit:instagram@geograafia

Tanggal yang dianggap sebagai titik awal berdirinya Kerajaan Majapahit yaitu hari ketika Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja, yakni 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka yang apabila dikonversi pada tanggal Masehi jatuh pada tanggal 10 November 1293 M. 

Kenapa tanggal penobatan Raden Wijaya menjadi raja dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana, yang dijadikan titik awal berdirinya Majapahit ? Siapa sebenarnya Raden Wijaya? Raden Wijaya adalah menantu Raja Kertanegara, penguasa Kerajaan Singosari, yang pada waktu itu merupakan kerajaan paling kuat di pulau Jawa.

Nama Kerajaan Singosari telah termasyhur sampai ke negeri Tiongkok. Sehingga suatu hari Kubilai Khan pernah mengutus Meng Chi ke tanah Jawa untuk meminta upeti. Tentu saja Kertanegara menolaknya, bahkan mempermalukan utusan itu yang menyulut amarah Kubilai Khan.

Penguasa kerajaan Singosari itu akhirnya dapat digulingkan sekaligus dibunuh oleh adipati Kediri, yakni Jayakatwang. Raden Wijaya menyerahkan diri dan berjanji akan mengabdi kepada Jayakatwang. 

Tentu saja keinginan Raden Wijaya tersebut disambut dengan gembira, sehingga diberikan hutan sebagai hadiah atas penyerahan dan rencana pengabdian dirinya tersebut. Hutan tersebut kemudian dibabad oleh Raden Wijaya dan pengikutnya, kemudian berubah menjadi sebuah desa yang makmur. 

Desa tersebut diberi nama Majapahit. Majapahit sendiri berasal dari dua kata yaitu “maja” yakni sejenis buah yang banyak ditemukan di hutan yang dibabad oleh Raden Wijaya, dan “pahit” yakni rasanya buah Maja tersebut memang pahit.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa Kubilai Khan marah kepada Kertarajasa karena menolak memberi upeti serta mempermalukan utusannya, kemudian mengirim armada untuk membalas dendam. 

Nah, pada saat pasukan Mongol tiba di pulau Jawa, Raden Wijaya “menikam” dari belakang Jayakatwang dengan cara bersekutu dengan pasukan Mongol untuk menjatuhkan Jayakatwang. Setelah Raja Singosari berhasil dikalahkan, giliran Raden Wijaya yang menyerang balik pasukan Mongol.

Dalam suasana kalut seperti itulah akhirnya Raden Wijaya mendirikan kerajaan baru yang kelak bernama Majapahit, karena ibu kotanya terletak di Desa Majapahit yang baru dibangun. 

Namun, kerajaan baru tersebut di awal pendiriannya sudah mendapat serangan dari orang-orang kepercayaan Kertarajasa sendiri seperti Nambi, Ranggalawe, dan Sora. Sekalipun pada akhirnya para pemberontak tersebut dapat dilumpuhkan.

Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit mencapai titik balik kekuasaannya setelah Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389 M. Kemunduran kekuasaan Majapahit terutama karena rebutan tahta di dalam kerajaan itu. 

Penerus Majapahit sebenarnya ada pada Kusumawardhani, yakni putri sah dari Hayam Wuruk, yang kemudian menikah dengan Pangeran Wikramawardhana yang tak lain sepupunya sendiri.

Sementara itu, dari seorang selirnya, Hayam Wuruk mempunyai seorang putra bernama Wirabhumi. Nah, perebutan kekuasaan antara putri dari istri sah dan pura istri selir inilah yang akhirnya menimbulkan perang saudara yang dikenal dengan Perang Paregreg. Perang saudara ini berlangsung dari 1405-1406 M.

Perang saudara tersebut dimenangkan oleh Pangeran Wikramawardhana, yang kemudian meneruskan menduduki tahta Majapahit. Namun, akibat perang saudara dalam kurun hampir dua tahun tersebut, membuat kendali Majapahit terhadap daerah taklukan, semakin melemah. Tentu saja akibat melemahnya pengawasan inilah yang menimbulkan berbagai pemberontakan.

Bahkan, pada kurun kekuasaan Pangeran Wikramawardhana ini pula beberapa kali ekspedisi dari Tiongkok dibawa komando Laksamana Cheng Ho mendarat di Jawa. 

Salah satu dampak penting dari ekspedisi ini adalah munculnya komunitas muslim baik keturunan Arab maupun Tiongkok, yang bermukim di pantai utara Jawa. 

Dari pesisir utara Jawa ini pula kelak Islam mendapat titik pijakan sebelum menguasai Jawa, yang sekaligus semakin menurunnya pamor Majapahit dan kerajaan Hindu-Budha penerusnya.

Penerus selanjutnya dari kerajaan Majapahit adalah Kertawijaya, adik Ratu Suhita yang menjadi penerus kekuasaan Majapahit dari tangan ayahandanya, Pangeran Wikramawardhana. Raja Kertawijaya memerintah sampai dengan tahun 1451 M.

Saat Raja Kertawijaya meninggal, yang naik tahta berikut adalah Bhre Pamotan, lalu dilanjutkan oleh Girisawardhana, kemudian setelah meninggal dunia digantikan oleh Singhawikramawardhana. 

Pada saat pemerintahan Singhawikramawardhana inilah Pangeran Kertabhumi memberontak dan menjatuhkan Singhawikramawardhana, kemudian menobatkan dirinya sendiri sebagai Raja Majapahit selanjutnya.

Demikianlah tentang berdiri dan runtuhnya kekuasaan Majapahit sejarah, sebuah kerajaan Hindu-Budha yang telah menguasai nusantara dengan armada angkat perangnya yang hebat. 

Kerajaan ini semakin merosot setelah munculnya kekuasaan Islam, yang bermula dari pesisir di pantai utara Jawa, sebagai dampak dari terjadinya hubungan perdagangan dengan negara lain. 

Tentu saja kekuasaan Majapahit yang fenomenal tersebut merupakan satu bukti bahwa obsesi dan keseriusan menjalankan obsesi tersebut, bisa menembus batas kemustahilan.

Posting Komentar untuk " Sejarah Jatuh Bangunnya Kerajaan Majapahit"