Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benarkah Asal Usul Suku Dayak Berasal dari Keturunan China?

suku-dayak-kalimantan
credit:instagram@dayakviral

Berikut ini adalah penuturan dan kisah yang disampaikan oleh seorang teman saya mengenai asal - usul suku Dayak di Kalimantan.

Sejak aku menginjak remaja dan mulai memperluas pergaulan sosial, banyak yang bertanya apakah aku ini orang Dayak? Pertanyaan yang sama dan berulang-ulang membuatku menjadi penasaran dari mana sebenarnya asal-usul suku Dayak.

Dengan tekad untuk menjawab rasa ingin tahuku yang begitu kuat, akhirnya aku bertanya pada nenekku. Dan benar, ternyata aku adalah keturunan setengah Dayak dan setengah China. Lalu dari mana asal-usul suku Dayak sebenarnya?

Sekitar 3000-1500 SM, benua Asia dan Kalimantan masih menyatu. Pada saat itu terjadi perpindahan penduduk dari Yunan secara besar-besaran. Mereka mengembara melintasi daratan, menjelajah hutan dan pegunungan hingga sampai di daratan Kalimantan.

Bangsa China dari Yunan itu memasuki Kalimantan pada zaman kerajaan Dinasti Ming antara tahun 1368 – 1643. Tujuan utama bangsa China tersebut adalah berdagang. 

Sepanjang perjalanan, di setiap daerah yang mereka lewati, mereka memperdagangkan barang-barang yang mereka bawa seperti candu, sutera, barang pecah belah yang antara lain adalah piring, cangkir, mangkok, guci dan berbagai macam keramik lainnya.

Bersamaan dengan masuknya bangsa China ke daratan Kalimantan, masuk pula kelompok lain yang dikenal sebagai kelompok negroid dan weddid yang belakangan dikenal sebagai suku Melayu.

Kedua kelompok imigran itu akhirnya hidup berdampingan dan menetap di Kalimantan. Dari hanya berdagang akhirnya terjadi percampuran penduduk melalui perkawinan. Anak-anak hasil perkawinan dua kelompok imigran itulah yang akhirnya menjadi suku Dayak.

Asal mula suku Dayak ini diceritakan turun temurun dari mulut ke mulut. Dan karena percampuran dengan Bangsa China itulah banyak anak-anak suku Dayak yang berwajah oriental, sangat mirip dengan anak-anak China. Bermata sipit dan berkulit kuning langsat.

Bahkan, gadis-gadis Dayak terlihat lebih cantik daripada gadis China sebenarnya. Gadis-gadis Dayak tersebut terlihat lebih eksotik. 

Suku Dayak, hasil dari percampuran itu akhirnya menyebar hampir ke seluruh daerah di Kalimantan. Mereka menyisir sungai-sungai, kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan.

Percampuran terus terjadi. Perempuan/ laki-laki suku Dayak generasi berikutnya menikah dengan sesama penduduk setempat yang menciptakan suku Dayak murni atau menikah dengan keturunan bangsa China yang menetap di daerah mereka.

Suku Dayak juga membentuk sebuah kerajaan yang dinamai “Nansarunai Usak Jawa” atau kerajaan Dayak Nansarunai. Namun, kerajaan ini hancur akibat ekspansi kerajaan Majapahit yang ingin memperluas wilayah kekuasaannya.

Dengan masuknya kerajaan Majapahit, persebaran agama Islam mulai merambah ke suku Dayak yang rata-rata masih menganut paham animisme dan dinamisme atau penyembahan terhadap benda-benda dan alam.

Sebagian Masyarakat suku Dayak akhirnya memeluk agama Islam dan sejak itu mereka tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak. 

Karena dunia mistik orang Dayak yang begitu kuat sangat bertentangan dengan agama Islam yang menyembah Allah. Suku Dayak yang memeluk agama Islam ini menyebut diri mereka sebagai orang Melayu atau orang Banjar.

Namun, sebagian lagi masyarakat suku Dayak tetap pada kepercayaan mereka. Mereka tidak mau memeluk agama Islam karena masih memegang teguh adat istiadat, tradisi, dan kepercayaan mereka. 

Sehingga orang-orang Dayak ini akhirnya mengungsi dengan menyusuri sungai-sungai panjang dan masuk ke pedalaman Kalimantan Tengah.

Mereka akhirnya bermukim di daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Lawas dan Watang Balangan. 

Bahkan sebagian orang Dayak yang tidak ingin terpengaruh dengan dunia luar memilih memasuki hutan-hutan rimba dan hidup terpencil jauh dari dunia luar. Sehingga saat ini, orang-orang Dayak yang terpencil itu masih tetap hidup secara primitif.

Dari cerita nenekku itulah akhirnya aku mengetahui asal-usul suku Dayak. Pernikahan salah satu kakek buyutku yang keturunan China dan orang suku Dayak membuat keturunannya termasuk aku mewarisi separuh darah China dan separuh lagi darah Suku Dayak.

Jadi, tidak salah jika sebagian teman-temanku mengira aku keturunan Dayak, namun   sebagian temanku yang lain mengira aku adalah keturunan China. Sekarang, di zaman yang serba modern ini, anggapan termasuk suku mana tidaklah penting.

Suku apa pun yang mengalir dalam tubuhku harusnya tidaklah menjadi perbedaan yang membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak. 

Perbedaan suku dan budaya membuat Bangsa Indonesia menjadi sangat kaya dalam budaya dan istimewa. Dan aku terlahir istimewa!

Posting Komentar untuk " Benarkah Asal Usul Suku Dayak Berasal dari Keturunan China?"