Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Sejarah Bangsa Dravida

credit:instagram@gouderism

Tahukan Anda mengenai masa bangsa Dravida, yang telah tercatat sebagai salah satu sejarah peradaban kuno pra-Hindu? Dravida merupakan bangsa yang dikenal sebagai warisan kota yang berbasis dengan kebudayaan Harappa.

Kebudayaan Harappa telah ada sejak 3000-1500 SM yang terdapat pada Lembah Sungai Indus di India, tepatnya terletak pada Harappa dan Mohenjo Daro. Negara India merupakan salah satu tonggak peradaban tertua di dunia yang telah ditemukan pada daerah Sungai Indus.

Kebudayaan Bangsa Dravida

Negara India terletak seolah-olah terpisah dengan benua Asia. Hal ini menyebabkan negara India memiliki sebutan dengan anak benua Asia. Jika Anda berjalan-jalan di negara India, Anda akan menemukan pegunungan yang indah yang disebut dengan gunung Himalaya.

Gunung Himalaya terletak di bagian utara negara India. Gunung ini, yang telah memisahkan antara negara-negara lain yang terdapat di benua Asia dengan negara India. 

Sedangkan pada sisi sebelah barat gunung Himalaya, Anda akan menemukan celah yang disebut dengan Celah Khaibar. Selanjutnya, dari Celah Khaibar ini yang nantinya dapat menghubungkan antara daerah-daerah yang terdapat di sebelah utara dengan negara India.

Peradaban orang Dravida, dimulai dari lembah sungai yang dikenal dengan lembah Sungai Indus. Air yang mengalir pada Sungai Indus, merupakan aliran sungai yang berasal dari mata air Tibet, yang mengalir deras melalui pegunungan Himalaya.

Sungai Indus merupakan sungai yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 2900 kilometer. Sungai Indus merupakan sungai yang mengalir panjang, dan terdapat pada negara India. 

Jika ditelusuri, aliran dari sungai Indus ini nanti akan bertemu dengan aliran sungai yang lain dan pada akhirnya akan bermuara pada laut Arab. Atas kesuburan yang terdapat di daerah sekitar sungai Indus, terjadilah sebuah kehidupan baru, yang memiliki peradaban dan kebudayaan yang luar biasa.

Peradaban Bangsa Dravida

Peradaban yang terdapat pada sungai Indus, tidak lain adalah suku dari orang Dravida yang lebih tepatnya terletak pada kota Mohenjo Daro dan Harappa. Peradaban dari orang Dravida memiliki kemiripan dengan kebudayaan dari bangsa Sumeria, yang terletak pada sekitar sungai Eufrat dan Tigris.

Peradaban orang Dravida telah meninggalkan bukti-bukti kehidupan dan ternyata mereka sudah mengenal tulisan dan lukisan. 

Hal ini berdasarkan atas penemuan-penemuan peninggalan yang berasal dari peradaban orang Dravida. Peninggalan-peninggalan tersebut, berupa lukisan-lukisan binatang, tembikar yang ada tanda-tanda tulisannya dan berbagai cap dari gading.

Kota Harappa yang terletak di Punjab dan sebelah utara Karachi, merupakan kota yang merupakan sisa-sisa dari kebudayaan di lembah Sungai Indus. 

Orang India pada zaman itu, disebut dengan orang Dravida. Orang Dravida yang hidup pada zaman tersebut merupakan orang asli dari negara India dan sudah memiliki rumah yang cukup lumayan untuk dihuni.

Rumah yang mereka bangun memiliki ciri-ciri, yaitu rumahnya sudah memiliki tangga dan berdinding tebal. Orang Harappa pada saat itu, juga sudah mengenal tentang sesembahan.

Orang Harappa, sangat mementingkan kesuburan wanita karena pada saat itu banyak sekali orang Harappa yang membuat patung-patung dewi serta menyembah simbol-simbol kesuburan, seperti hewan sapi, Dewi Ibu, pohon keramat, dan lain sebagainya.

Penduduk Dravida merupakan penduduk asli dari negara India pada saat itu, yang memiliki ciri-ciri fisik, seperti, berhidung pipih dan pesek, berkulit hitam, bibir tebal menonjol, berambut keriting berwarna hitam, dan berperawakan kecil atau tubuhnya pendek.

Pada saat itu, orang Harappa atau orang Dravida sudah merancang dan membangun kota-kota yang cukup canggih di zaman tersebut. Hal ini yang telah menjadikan orang Harappa menjadi orang India sejak saat itu.

Awal mulanya, orang Harappa atau orang Dravida telah tinggal tersebar di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, pada akhirnya, mereka memerintah negara sendiri dan hanya tinggal di sebelah selatan.

Hal ini disebabkan karena ketika mereka tinggal di daerah bagian utara, mereka harus bekerja pada negara yang sudah merebut daerah tersebut, sehingga orang Dravida hanya menjadi orang taklukan saja.

Penduduk yang menempati Lembah Sungai Indus pada saat itu terdiri atas dua tipe penduduk. Hal ini, berdasarkan dengan ditemukannya fosil-fosil dari penduduk tersebut.

Penduduk yang pertama adalah penduduk orang Dravida asli yang memiliki ciri-ciri berhidung pipih dan pesek, berkulit hitam, bibir tebal menonjol, berambut keriting berwarna hitam dan berperawakan kecil atau tubuhnya pendek.

Penduduk asli orang India, sampai saat ini masih ada, yang terdapat di antara kasta rendah. Penduduk yang kedua, yaitu penduduk yang berasal dari pendatang,  keturunan suku Mediterania yang hidup pada masa pra dinasti di Arab, Mesir, dan Afrika Utara.

Suku Mediterania memiliki ciri-ciri fisik dengan memiliki kulit yang lebih terang, hidung mancung, memiliki mata yang lebar, dan bertubuh langsing. Setelah kedatangan suku Mediterania, berlanjut dengan kedatangan bangsa Arya dari Iran, di antara 2000 dan 1000 tahun Sebelum Masehi.

Kedatangan Bangsa Arya

Bangsa Arya merupakan bangsa yang tergolong dari bangsa Indo Jerman karena masih sama dengan bangsa orang-orang Yunani, Eropa, Romawi, dan Asia. Mereka memiliki ciri-ciri dengan kulit berwarna putih, bentuk hidung yang melengkung, dan memiliki badan yang tegap.

Bangsa Arya datang melalui jurang-jurang pegunungan Hindu Kush kemudian menetap di dataran Sungai Indus dan menjelajahi India hingga sampai bagian selatan, serta sampai pada sungai Gangga.

Sebelumnya, bangsa Arya merupakan bangsa yang suka mengembara atau istilahnya disebut dengan setengah nomaden. 

Perpaduan antara kebudayaan orang Dravida dan kebudayaan bangsa Arya yang akhirnya membentuk kebudayaan baru, yang disebut dengan kebudayaan India. Bangsa Arya, yang datang di daratan sungai Indus ternyata telah menaklukkan orang Dravida.

Kekalahan orang Dravida dengan Bangsa Arya, dikarenakan bangsa Arya  memiliki keunggulan dalam hal berperang. Bangsa Arya lebih menyukai peternakan dibandingkan dengan pertanian.

Padahal orang Dravida sebagian besar sangat mementingkan hal pertanian dan sering menyelenggarakan perniagaan di daerah sepanjang pantai. Bangsa Arya menganggap lembu dan kuda sebagai binatang yang suci.

Hal ini sebagai bukti bahwa pada saat itu orang Dravida lebih unggul peradabannya, dibandingkan dengan bangsa Arya. Buktinya saja, orang Dravida pada saat itu sudah mengenal ilmu pertanian dan perniagaan.

Orang Dravida pun sudah bisa merancang dan membangun kotanya sendiri, kemudian orang Dravida juga sudah mengenal untuk menyembah patung-patung dewa yang sudah dibuat. Sehingga hal ini menandakan bahwa gejala-gejala agama Hindu berasal dari orang Dravida.

Gejala-gejala agama Hindu ditandai dengan adanya pengakuan dewa-dewa induk. Sedangkan bangsa Arya masih dalam kategori primitif, namun ilmu perjuangannya lebih baik dibandingkan orang Dravida.

Demikianlah asal mula peradaban dari orang Dravida yang terdapat pada Lembah Sungai Indus, hingga sampai kedatangan bangsa Mediterania, serta bangsa Arya yang telah menaklukkan orang Dravida.

Peninggalan Peradaban di India

Peradaban kebudayaan orang Dravida memang cukup pesat. Menurut para arkeolog, zaman terbentuknya peradaban Dravida, yaitu pada  zaman Chalcolithic.

Pada masa di bawah kekuasaan pemerintah Inggris, telah dilakukan perintisan penggalian kota terpendam di kota Harappa dan Mohenjo daro yang terletak pada tepi Sungai Indus.

Hingga pada tahun 1925 dengan dipimpin oleh Sir John Marshall, mereka telah menggali bekas kota Mohenjo Daro. Penggalian tersebut membuahkan hasil, yaitu telah ditemukannya bukti peradaban Dravida sebagai berikut

Telah ditemukan materai-materai yang digunakan untuk sarana dalam menghindari bahaya.

Ditemukan perhiasan barang mewah yang terbuat dari emas dan perak, perhiasan tersebut seperti gelang, anting-anting, dan kalung. Alat-alat rumah tangga dan permainan anak yang memiliki daya seni yang tinggi dan  indah karena sudah dihiasi dengan gambar dan ukiran.

Telah ditemukan bangunan bekas rumah dan pendopo. Di mana, bangunan rumah tersebut sudah dilengkapi dengan pintu dan memiliki ukuran batu bata yang sama. 

Selain itu, telah ditemukan bangunan bekas perairan yang tertata rapi dan kolam pemandian dewa dewi, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa orang Dravida sudah menggunakan api.

Orang Dravida sudah mengenal binatang peliharaan berupa unta, gajah, anjing, dan kerbau.

Penggalian yang dilakukan di kota Harappa telah ditemukan bukti peradaban orang Dravida, yaitu sebagai berikut:

  • Ditemukan arca-arca bernilai seni tinggi.
  • Ditemukannya peralatan dapur yang terbuat dari tanah liat, pembakaran batu bara, dan periuk-periuk.
  • Ditemukan ukiran-ukiran kecil yang berbentuk wanita telanjang dengan dada terbuka dan terbuat dari Terracotta.
  • Telah ditemukan arca-arca yang melukiskan lembu menyerang harimau, lembu bertanduk satu, melukiskan binatang angan-angan yang disucikan, dan melukiskan manusia.
  • Bangunan perkotaan tertata rapi.
  • Sudah mengenal agama keibuan.
  • Orang Dravida sudah hidup menetap.
  • Peradaban orang Dravida merupakan peradaban pra-Hindu.

Orang Dravida telah memuja tokoh yang menggambarkan tentang semacam ibu pertiwi yang ternyata banyak dipuja oleh orang di daerah Asia kecil yang disebut dengan Mother Goddes.

Tokoh Mother Goddes banyak digambarkan pada lukisan kecil di periuk belanga, jimat-jimat, dan materai. Selain itu, mereka telah menggambarkan dewi-dewi lainnya dengan bentuk tokoh yang memiliki tanduk serta berpaduan dengan pohon suci pipala.

Selain itu, telah ditemukan materai batu yang menggambarkan seorang dewa bertanduk dan bermuka tiga dengan posisi duduk dikelilingi binatang. 

Pada zaman berikutnya, dewa bertanduk dan bermuka tiga yang berposisi duduk dengan dikelilingi binatang disamakan dengan tokoh Siwa-Mahadewa.

Dugaan tersebut juga diperkuat dengan ditemukannya lambang siwa yang dinamakan dengan lingam. Dalam hal ini, masih ada keraguan tentang ada tidaknya objek pemujaan pada materai yang sudah ditemukan tadi.

Peradaban orang Dravida juga sudah mengenal tentang cara pemakaman pada jenazah. Misalnya, cara pemakaman di Mohenjo Daro, yaitu kebiasaan dalam melakukan pembakaran jenazah.

Selanjutnya, abu dari jenazah tersebut akan diletakkan pada tempayan khusus. Sedangkan tulang belulang yang tidak dibakar, juga akan diletakkan dan disimpan pada tempayan.   

Orang Dravida mengalami keruntuhan, akibat adanya faktor kekeringan, gempa bumi, gunung meletus, kebanjiran, wabah penyakit, dan karena kedatangan bangsa Arya yang telah memporak-porandakan ketenangan orang Dravida, sehingga mengakibatkan jatuhnya peradaban lembah sungai Indus.  

Demikian sejarah mengenai masa peradaban bangsa Dravida yang terletak pada Lembah Sungai Indus. Semoga informasi ini, dapat menambah wawasan Anda serta  bermanfaat bagi Anda.

Posting Komentar untuk " Mengenal Sejarah Bangsa Dravida"