Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kutai, Saksi Sejarah Kuno Kerajaan Tertua Nusantara

Kutai, Saksi Sejarah Kuno Kerajaan Tertua Nusantara
credit:instagram@cpns_zmart

Tahukah Anda kerajaan apa yang pertama kali berdiri di Indonesia? Ya, kerajaan itu adalah Kerajaan Kutai. Kerajaan Hindu inilah yang merupakan kerajaan tertua di Nusantara. Maka, ketika kita hendak menelusuri sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara, kita akan berpangkal pada sejarah kuno kerajaan Kutai.

Kutai adalah nama sebuah daerah di Kalimantan Timur, tepatnya di sekitar sungai Mahakam. Saat ini, Kutai adalah nama kabupaten di bawah provinsi Kalimantan Timur.

Ada beberapa bukti sejarah yang menunjukkan pernah berdirinya sebuah kerajaan kuno di daerah tersebut, yaitu tujuh buah yupa atau prasasti yang memuat tulisan kuno berbahasa sansekerta yang ditulis dengan menggunakan huruf palawa. 

Setelah diteliti, diperkirakan yupa tersebut dibuat pada abad ke-5 masehi. Itu berarti tahun 400-an masehi, atau sekitar 1.600 tahun yang lalu!

Dari tulisan dalam prasasti tersebut, diketahui akan adanya sebuah kerajaan yang berdiri di tanah Kutai, yang diperintah oleh seorang raja bernama Mulawarman, putra dari Raja Aswawarman. Kerajaan yang dinamai Kutai Martadipura ini terletak di seberang sebuah kota bernama Muara Kaman. 

Pada awal abad 13, kerajaan lain berdiri di Tepian Batu atau Kutai Lama, yang kemudian diketahui bernama Kutai Kartanegara. Raja pertama dari kerajaan ini adalah Aji Batara Agung Dewa Sakti.

Pada abad ke-16, kerajaan Kutai Kartanegara menyerang dan berhasil menaklukan kerajaan Kutai Martadipura. Sebagai simbol penyatuan dua kerajaan ini, Raja yang sedang memerintah lalu mengganti nama kerajaannya menjadi kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Masuknya Pengaruh Agama Islam 

Pada abad ke-17, seorang pendakwah bernama Tuan Tunggang Parangan menyebarkan agama Islam di kawasan Kutai. Lingkungan kerajaan menerima dengan baik agama tersebut.

Sejak saat itu, banyak dari keluarga kerajaan yang memeluk agama Islam. Sebutan raja berganti menjadi sultan. Nama kerajaan Kutai pun berubah menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Raja yang pertama kali menggunakan gelar sultan saat itu adalah Sultan Aji Muhammad Idris.

Sultan Aji Muhammad Idris gugur ketika berperang pada tahun 1979. Takhta kerajaan pun bergulir ke Sultan Aji Muhammad Aliyeddin. Ia lalu digantikan oleh Sultan Muhammad Muslihuddin yang memindahkan ibu kota kesultanan ke Tepian Pandan pada tahun 1782.

Melawan Penjajah

Pada tahun 1844, pasukan kolonial Inggris menyerang Kutai. Sultan yang berkuasa saat itu, Sultan Aji Muhammad Solehuddin, menolak takluk pada Inggris. Perlawanan sengit dari pasukan kerajaan memukul mundur pasukan Inggris.

Inggris melaporkan hal ini pada Belanda. Maka pemerintah kolonial Hindia Belanda pun mengerahkan pasukannya untuk menyerang Kutai. Sultan Aji Muhammad Salehuddin pun diungsikan ke Kota Bangun. 

Awang Long, panglima perang Kesultanan Kutai yang bergelar Pangeran Senopati, memimpin perlawanan mempertahankan Kutai dari serangan Belanda.

Namun, pertempuran berjalan tidak seimbang. Awang Long gugur dalam peperangan dan Kutai pun harus takluk di bawah pasukan penjajah. Akhirnya, pada tanggal 11 Oktober 1844, Sultan Aji Muhammad Solehuddin harus menandatangani perjanjian yang menyatakan pengakuan terhadap kekuasaan Hindia Belanda di Kalimantan.

Kekuasaan Belanda baru hengkang dari Kalimantan setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Dua tahun setelah itu, Kutai menjadi bagian dari Federasi Kalimantan Timur. 

Baru pada tahun 1949, Kutai masuk ke dalam Republik Indonesia Serikat. Pada tahun 1960, status Kutai sebagai kerajaan/kesultanan berakhir, berganti menjadi kabupaten hingga kini.

Posting Komentar untuk " Kutai, Saksi Sejarah Kuno Kerajaan Tertua Nusantara"