Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rumah Adat Jawa Timur dan Filsafat Sikretisme

rumah-joglo-jawa-timur
credit:instagram@gambarkeren

Islam memang menjadi agama sebagian besar warga masyarakat pulau Jawa saat ini. Baik itu Jawa Tengah atau Jawa Timur. Tetapi, keyakinan animisme yang bercampur dengan agama Hindu dan Budha masih mengakar kuat.

Hal tersebut tecermin pada beragam seni atau arsitektur bangunan yang ada di kedua provinsi itu. Salah satu diantaranya adalah rumah adat Jawa Timur yang penuh dengan filosofi (filsafat) sikretismenya.

Filsafat Sikretisme

Beberapa pakar sejarah menulis jika wilayah pesisir barat dan utara Jawa Timur banyak dikuasai oleh nilai - nilai dan budaya Islam. Terutama wilayah Kabupaten Tuban, Lamongan, dan Gresik. Wilayah ini dipandang seperti gerbang masuknya Islam yang diusung oleh walisongo. Hal itu bisa dibuktikan bahwa dari 5 orang walisongo disemayamkan di wilayah itu.

Lewat akultrasi budaya yang serasi,  walisongo menyebarkan ajaran agama Islam yang "ramah" dengan budaya dan adat istiadat setempat. Islam mulai menyebar ke beragam wilayah di Jawa Timur, seperti di Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, dan  Bojonegoro.

Apa lagi saat kerajaan Mataram Islam mulai berkuasa. Berpusat di Surakarta dan Yogyakarta, Mataram Islam jadi motor pendorong diterima secara luasnya agama Islam oleh warga masyarakat Jawa. 

Beragam kota di Jawa tengah dan Timur mengalami percepatan dalam menerima Islam sebagai agama dan budaya mereka yang baru. Islam menggantikan agama Hindu dan Budha yang awalnya diyakini oleh mereka.

Namun, sejak dahulu sampai saat ini warga masyarakat Jawa populer dengan budaya atau filsafat sikretisnya. Budaya ini lahir dari penglihatan hidup yang mengutamakan pada keserasian. Beragam hal yang sekiranya mempunyai potensi menjadi perselisihan, diredam dan dicarikan jalan "damai".

Akibatnya, semua budaya luar diserap dan didefinisikan memakai nilai-nilai Jawa tradisionil yang condong paganis (animisme-dinamisme). Hingga, meskipun misalkan dia memeluk agama islam, nilai-nilai tradisionil Jawa masih jelas. 

Keyakinan yang dipercaya juga terkadang menjadi kabur dilihat dari agama mainstream yang diyakininya. Golongan masyarakat ini selanjutnya dikenal dengan istilah kejawen.

Rumah Joglo

rumah-joglo-jawa-timur
credit:instagram@afryan_sriwongchai

Rumah adat Jawa Timur biasanya mengambil wujud joglo. Ada pula yang berupa limasan (dara gepak), dan wujud srontongan (empyak setangkep). 

Khusus untuk rumah berupa joglo, beberapa kota pada bagian barat Jawa timur mempunyai keserupaan dengan beberapa kota di Jawa tengah. Khususnya Surakarta dan Yogyakarta yang dikatakan sebagai kota pusat peradaban Jawa.

Joglo sendiri secara perancangan arsitekturnya sangatlah unik. Punyai keunikan berbentuk wujud atap yang disebut kombinasi di antara 2 buah sektor atap segi-tiga dengan 2 buah sektor atap trapesium. Masing-masing mempunyai pojok kemiringan yang lain dan berbeda besar. 

Atap joglo selalu berada di tengah dan semakin tinggi dan dijepit oleh atap serambi. Dari wujud atap yang unik berikut bangunannya selanjutnya dikenali bernama rumah joglo.

Rupanya, tidak hanya unik hingga gampang dikenali, joglo menunjukkan keyakinan kejawen warga Jawa yang berdasar sinkretisme. 

Keserasian jalinan di antara manusia dan sesamanya ("kawulo" dan "gusti "), dan jalinan di antara manusia dengan lingkungan alam disekelilingnya ("microcosmos" dan "macrocosmos "), tecermin pada tata bangunan yang membuat rumah joglo. 

Baik itu pada fondasi, jumlah saka guru (tiang utama), bebatur (tanah yang diratakan dan semakin tinggi dari tanah disekelilingnya), dan bermacam ornament penyusun rumah joglo.

Adapun rumah joglo yang memiliki banyak tipe seperti Joglo Lelucon, Joglo Sinom, Joglo Jompongan, Joglo Pangrawit, Joglo Mangkurat, dan beragam tipe joglo yang lain, menunjukkan beberapa pesan kehidupan manusia pada keperluan "papan". 

Jika rumah tidakkah sekedar tempat berlindung, tetapi dia sebagai "peluasan" dari diri manusia tersebut. Bercampur serasi dengan alam disekelilingnya.

Posting Komentar untuk "Rumah Adat Jawa Timur dan Filsafat Sikretisme"