Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis Musik Tradisional Jawa Barat yang Mendunia

alat-musik-jentreng
credit:instagram@napakjagatpasundan

Tahukah Anda jenis-jenis musik tradisional dari Jawa Barat? Sebelum mengulas tentang jenis musik tradisional Jawa Barat, ada baiknya kita bahas sedikit tentang Jawa Barat. 

Siapa sih tidak mengenal Jawa Barat? Provinsi ni memiliki histori penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Tak hanya karena Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung, ibukota Jawa Barat, tetapi juga karena Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia merupakan orang Bandung.

Terlepas dari nilai sejarahnya, Jawa Barat yang memiliki alam memesona juga memiliki keragaman budaya khas. Berbagai jenis ritual dan juga kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan setiap hari, banyak diadaptasi dari budaya Sunda. 

Alat musiknya pun ada yang sudah melanglang buana ke berbagai penjuru dunia seperti angklung. Berikut ulasan lengkap seputar angklung.

Mengenal Musik Tradisional dan Jenis Musik Tradisional Jawa Barat

Angklung sebagai musik tradisional Jawa Barat memang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Namun, belum banyak yang mengetahui alat musik ini secara lebih detail. Sebelum membahas tentang angklung, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang disebut musik tradisional.

Musik Tradisional - Pengertian dan Fungsinya

Musik tradisional adalah musik yang berkembang di satu daerah tertentu dalam kurun waktu relatif lama. Musik tradisional suatu daerah merupakan musik yang tercipta dari budaya daerah tersebut. Oleh karena itu, setiap daerah pasti memiliki ciri khas nya tersendiri. 

Seperti sunda, mayoritas alat musiknya terbuat dari bambu yang memang banyak ditemui di Jawa Barat. Setiap musik daerah memiliki kekentalan dengan akar budaya daerahnya tersebut, sehingga musik tradisional merupakan sebuah identitas dan kekayaan etnik suatu daerah.

Berdasarkan hal tersebut di ataslah, musik tradisional dapat dibagi atas dua fungsi, yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi Individual

Sebagaimana layaknya seorang seniman yang menggubah sebuah lagu/lirik demi mengekspresikan diri, demikian pula dengan musik tradisional. Banyak seniman yang melestarikan musik daerah dengan menggunakannya sebagai sarana untuk mengeksplorasi estetika keseniannya terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya.

2. Fungsi Sosial

Musik merupakan bahasa universal. Tak hanya digunakan untuk mengekspresikan diri, tetapi juga menjadi salah satu alat penunjang dalam berbagai kegiatan sosial maupun adat istiadat. 

Dalam berbagai upacara adat, kegiatan-kegiatan keagamaan sampai kepada acara-acara resmi instansi pemerintahan, musik merupakan unsur esensial yang mutlak ada. Berdasarkan hal tersebutlah, musik tradisional memiliki fungsi sosial. 

Berdasarkan fungsi sosial, musik tradisional dapat dibagi sebagai berikut:

  • Sebagai media rekreasi/hiburan
  • Media komunikasi
  • Media pendidikan
  • Media pemujaan

Musik Tradisional di Jawa Barat

Musik tradisional Jawa Barat  di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Gamelan Degung

Degung merupakan sekumpulan alat musik gamelan yang dimainkan secara bersamaan sehingga menghasilkan suatu harmoni yang enak didengar. Degung kerap digunakan dalam berbagai  acara keagamaan juga di berbagai acara-acara adat. 

Degung terdiri atas beberapa alat musik seperti bonang, saron, rincik, rebab, gendang, kecapi, suling, jengglong, dan gong.

2. Tarling.

Tarling adalah musik tradisional yang hanya menggunakan dua alat musik, yaitu gitar dan suling. Tarling berasal dari daerah Cirebon.

3. Calempungan. 

Calempungan mirip dengan degung, namun menggunakan alat musik yang lebih sedikit. Calempungan itu sendiri sebetulnya alat musik yang terbuat dari bambu besar yang diberi senar. Alat musik yang digunakan dalam calempungan diantaranya rebab, kecapi, gendang, dan gong.

4. Kliningan. 

Bedanya dengan degung, kliningan menggunakan vokal atau nyanyian sebagai pelengkap.

5. Gending Cianjuran

Sementara alat musik Jawa Barat itu sendiri dibagi berdasarkan cara memainkannya, yaitu sebagai berikut:

Alat Musik Pukul 

1. Kendang.

Kendang di Jawa Barat terdiri dari 3 alat,1 kendang yang berukuran besar dan 2 kendang yang berukuran kecil yang disebut kulantir.

2. Gong. 

Gong merupakan alat musik yang terbuat dari logam berbentuk bulat besar dan digantung pada dua tiang kayu.

3. Jengglong. 

Jengglong seperti gong namun ukurannya lebih kecil,sehingga dalam sepasang tiang kayubiasanya terdapat 5 jengglong.

4. Bonang. 

Bonang terbuat dari logam, berbentuk bulat kecil dan diletakkan sejajar.

Alat Musik Tiup 

Suling adalah alat musik tiup khas dari Jawa Barat. Suling terbuat dari bambu ramping yang diberi lubang 5 buah dan jika dimainkan sedemikian rupa akan menghasilkan alunan melodi sangat merdu.

Alat Musik Gesek

1. Rebab. 

Rebab merupakan alat musik yang menggunakan dawai/senar dan berbentuk seperti busur panah.

2. Tarawangsa. 

Tarawangsa memiliki fungsi yang sama dengan rebab namun berbentuk persegi panjang.

Alat Musik Petik

alat-musik-kecapi
credit:instagram@sonymulyadi93

Kecapi adalah alat musik petik dari Sunda. Kecapi terbuat dari kayu persegi panjang yang diberi lubang bulat di tengah dan dawai/senar yang diletakkan di atasnya.

Alat Musik Getar

1. Karinding. 

Karinding terbuat dari bambu atau pohon aren. Ukurannya relatif lebih kecil sehingga banyak orang mengasosiasikannya dengan harmonika.

2. Angklung. 

Angklung terbuat dari bambu dan memiliki ukuran yang berbeda-beda. Suara yang dikeluarkan sebetulnya adalah suara benturan antara berbagai jenis bambu yang berbeda ukuran, karena cara memainkan alat musik ini adalah dengan digoyang. 

Mengenal Angklung Lebih Dekat

Ketenaran angklung di mata dunia sudah tidak diragukan lagi. Berbagai pertunjukan angklung sering diselenggarakan di berbagai negara di dunia. Ini dikarenakan keunikan angklung sebagai alat musik yang memiliki nada ganda atau multitonal.

Angklung terbuat dari dua jenis bambu, yatu bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Awi wulung merupakan varian bambu yang paling sering digunakan untuk pembuatan angklung. 

Awi yang baik adalah awi yang berumur setidaknya 4 tahun. Penebangan awi untuk angklung pun harus memilih waktu yang baik, yaitu ketika musim kemarau. Hal ini dikarenakan angklung yang dibuat dari awi dari musim kemarau akan menghasilkan komposisi nada yang baik.

Angklung sudah dikenal dari semenjak zaman kerajaan Sunda. Saat itu, angklung digunakan sebagai alat pemompa semangat dalam peperangan. Hal ini berlanjut sampai masa penjajahan Belanda, saat itu pemerintah kolonial Belanda sempat melarang angklung dimainkan di mana pun.

Angklung sebagai alat musik tradisional Sunda terbagi atas beberapa jenis didasarkan pada tempat asalnya, antara lain:

Angklung Dogdog Lojor
credit:instagram@infoangklungindonesia

1. Angklung Kanekes. 

Angklung di Kanekes (Baduy) hanya boleh digunakan ketika musim tanam padi. Selain dari masa itu, angklung dilarang untuk digunakan, karena angklung kanekes tidak memiliki fungsi untuk menghibur.

2. Angklung Dogdog Lojor. 

Angklung dogdog lojor terdapat di kesatuan adat Banten Timur yang tersebar di kaki Gunung Halimun. Diberi nama dogdog lojor karena hampir mirip dengan angklung Kanekes, angklung di sini pun digunakan untuk ritual tanam padi.

3. Angklung Gubrag. 

Angklung gubrag adalah angklung yang dahulu kala sengaja dibuat agar Dewi Sri (ratu padi) mau turun (ngagubrag) ke bumi dan memberi padi yang berlimpah. Sekarang, angklung gubrag dimainkan di acara-acara besar pada akhir panen padi.

4. Angklung Badeng. 

Berbeda dengan jenis angklung yang lain, angklung badeng digunakan untuk sarana dakwah Islam di daerah Malangbong, Garut.

5. Angklung Buncis

Angklung Buncis merupakan angklung yang berasal dari daerah Arjasari, Bandung. Dahulu kala, masih sering digunakan sebagai pelengkap dalam ritual tanam padi. Namun seiring perkembangan zaman, angklung Buncis lebih sering digunakan sebagai sarana hiburan.

Angklung Masa Kini

Angklung sebagai alat musik tradisional telah mengalami modernisasi yang awalnya dipelopori oleh seorang guru HIS di Kab Kuningan Jawa Barat pada 1938. 

Pak Daeng (angklungnya kemudian dikenal sebagai angklung padaeng) mengubah angklung yang bernada lima (salendro) menjadi solmisasi /diatonik yang memungkinkan angklung dapat memainkan lagu-lagu umum selain lagu Sunda.

Pada 1966, Udjo Ngalagena mengembangkan teknik permainan angklung dan mengajarkannya ke berbagai kalangan, termasuk orang asing. Hal ini tentu saja membuktikan kecintaan orang Sunda terhadap musik tradisionalnya. 

Tentu saja hal ini harus dijadikan teladan bagi kaum muda, bahwa ada potensi yang dapat digali dalam tiap jenis musik tradisional, sehingga anggapan musik tradisional adalah kuno dapat diregenerasi.

Semoga ulasan tentang Jenis Musik Tradisional Jawa Barat yang Mendunia ini berguna dan bermanfaat.

Posting Komentar untuk " Jenis Musik Tradisional Jawa Barat yang Mendunia"