Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Lagu Daerah dan Penciptanya

Mengenal Lagu Daerah dan Penciptanya
credit:instagram@dgtoys_id

Masih ingatkah ketika duduk di bangku sekolah dasar dan diajarkan macam-macam lagu daerah di sekolah? Sebagian dari kita mungkin masih hafal lagu-lagu daerah tersebut. 

Pada saat SD, ada beberapa guru yang sering meminta murid-muridnya untuk menghafal lagu daerah dan penciptanya. Kemudian, dijadikan ujian keesokan harinya. Pembelajaran yang seperti ini, yang terkadang membuat siswa menjadi ingat sampai sekarang.

Lagu Daerah Indonesia

Lagu daerah hampir sama dengan lagu nasional. Namun, lebih populer di daerahnya masing-masing ketimbang secara nasional dan sifatnya hanya kedaerahan. Tidak wajib diketahui oleh masyarakat luar daerah. 

Lagu daerah ini biasanya diciptakan oleh anak asli daerah tersebut. Lirik serta bahasa yang digunakannya biasanya menggunakan bahasa daerah masing-masing.

Sayangnya, sebagian pencipta lagu daerah sudah tidak diketahui namanya. Mereka sering disebut No Name (NN) dalam lagu yang mereka ciptakan. 

Seharusnya, lagu daerah dan penciptanya ini lebih diapresiasi oleh masyarakat Indonesia karena keberadaan mereka sangatlah membantu memberikan warna yang beragam dalam kebudayaan Indonesia.

Memang lagu daerah tidak hilang tanpa bekas, kita masih bisa menemukan lagu-lagu daerah ini dinyanyikan atau dimainkan di acara-acara tertentu. Biasanya, di hari raya suatu daerah. 

Misalnya kita sering mendengar lagu kicir-kicir di hari ulang tahun Jakarta. Namun, sepertinya hal itu tidak benar-benar mengangkat kembali lagu daerah ke telinga masyarakat Indonesia. 

Hampir Punahnya Lagu Kedaerahan

Dengan masuknya budaya barat di negara kita, seolah-olah membuat lagu daerah tersisihkan. Kini, lagu daerah jarang dikumandangkan lagi. Anak-anak generasi sekarang lebih kenal dan paham dengan lagu-lagu barat, korea, dan lagu melayu percintaan yang mendayu-dayu. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? 

Generasi-generasi muda tidak tahu dan tidak paham jika ada lagu daerah yang bisa mereka dengarkan dan nyanyikan, di samping lagu-lagu barat tersebut. Miris memang, mengetahui lagu daerah kini sudah jarang sekali terdengar di telinga masyarakat kita. Lagu daerah seolah-olah seperti pepatah “hidup segan mati tak mau”. 

Warisan nenek moyang kita ini seharusnya dijadikan lagu wajib yang didendangkan tiap-tiap upacara atau minimal seminggu sekali di setiap daerahnya masing-masing. 

Mengapa? Agar kita kembali perhatian dengan lagu daerah. Jangan cuma ketika ada negara tetangga yang mengklaim lagu daerah kita adalah lagu daerah mereka, rakyat Indonesia baru bertindak dan merasa peduli.

Masih ingat kan dengan kejadian pengklaiman lagu ‘Rasa Sayange’ yang dilakukan Malaysia? Saat itu, masyarakat Indonesia terlihat sangat menjunjung tinggi lagu daerah dan tidak ingin lagu tersebut diambil oleh negara tetangga. Mengapa harus ada kejadian seperti itu dulu, baru masyarakat lebih peduli dengan lagu daerahnya sendiri.

Hal seperti ini tak luput dari kurangnya perhatian pemerintah Indonesia terhadap lagu-lagu dan musik daerah. Apresiasi yang diberikan kepada lagu daerah sangatlah kurang jika dibandingkan dengan lagu-lagu pop Indonesia.

Lebih sedihnya lagi, pemerintah kita tidak memiliki data pasti tentang jumlah lagu-lagu daerah di negara ini. Padahal, jika dilihat dari jumlah suku dan bahasa daerah di Indonesia, sudah pasti ada banyak lagu daerah yang bisa dinikmati masyarakat Indonesia. 

Beberapa Kemungkinan Mengapa Lagu Daerah Hampir Punah

Selain kurangnya perhatian dari pemerintah, lagu daerah banyak ditinggalkan masyarakat generasi sekarang karena dianggap tidak hits, jadul, dan tidak gaul. Karena alasan itu, tidak heran mereka lebih memilih mendengarkan musik kontemporer yang menyuguhkan cerita cinta dan patah hati melulu. 

Padahal jika dilihat-lihat ke dalam makna lirik, lagu daerah memiliki lirik yang jauh lebih bermakna dibandingkan lagu-lagu kontemporer tersebut.

Contohnya adalah lagu ‘Tangianmi da Inangi’, lagu daerah Sumatera Barat karya Victor Hutabarat. Lagu dengan lirik menyentuh ini jauh lebih bermakna dari lagu cinta-cintaan tanpa makna. Berikut ini adalah liriknya.

Tangiang ni … Dainang i namaparorot tondiki

Manang di dia peau-manang di dia peau

Tontong diramoti

Nang sipata salah au, tartutuk au dilangkahi

Diboanho di tagiangmu-diboan ho ditangiangmu

Inangku naburju

Hudai natonggi dipargoluonon

Upah ni lojami humongkop gellengmon

Mauliate ma inang … disude panbaenanmi

Penggeng sari matua-penggeng saor matua

Paihut-ihut hami

Lagu berbahasa Batak ini menceritakan tentang cinta kasih dan doa yang tulus dari seorang ibu untuk anak-anaknya tercinta. Lagu ini sangat pas jika didengarkan oleh mereka yang sedang berada di perantauan dan sedang merindukan ibunya.

Liriknya sangat sederhana tetapi memiliki arti yang besar dan dalam. Lalu, sekarang coba bandingkan dengan lagu band-band masa kini yang hampir kebanyakan isinya sama, mengumbar kesedihan. Selain itu, masyarakat muda Indonesia pun kini tertarik dengan lagu-lagu karya bangsa lain dan fasih menghafalnya, seperti lagu Korea.

Miris ya, mereka lebih hapal dan tahu lagu Korea dibandingkan lagu daerah tempat mereka tinggal. Padahal, yang bisa mengharumkan kembali musik daerah, yaitu masyarakat mudanya sendiri.

Usaha Pelestarian Lagu Daerah

Usaha yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk pelestarian lagu daerah tentulah dengan terus mengupayakan eksistensinya di dunia hiburan Indonesia. Negara kita pernah hampir kecolongan salah satu lagu daerah yang sering terdengar dan termasuk lagu daerah yang populer di Indonesia, ‘Rasa Sayange’ yang berasal dari Maluku.

Ini salah satu pengingat bahwa sudah seharusnya kita menjaga dan tidak melupakan bahwa lagu daerah itu berharga untuk tetap membuat Indonesia beragam dan berbudaya. Tentu kita tidak ingin pengklaiman oleh negara lain itu terjadi lagi. 

Mungkin hanya beberapa saja lagu daerah yang sering kita dengar. ‘Rasa Sayange’ termasuk lagu daerah yang mungkin hampir seluruh masyarakat Indonesia mengetahuinya sehingga ketika negara lain berupaya mengklaim kepemilikan lagu tersebut, rakyat Indonesia menjadi sangat marah dan berontak.

Namun, bagaimana jika yang diklaim itu adalah lagu-lagu daerah yang kurang terkenal? Yang tidak pernah didengar oleh kuping kita. Apakah kita akan membiarkannya begitu saja? Padahal, menurut beberapa data, lagu daerah itu jumlahnya bisa lebih dari 200 lagu.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk tetap membuat lagu daerah dikenal sebagai lagu asli Indonesia adalah dengan pemetaan lagu. Ini telah berhasil dilakukan oleh Hokky Situngkit. Dia melakukan pemetaan terhadap lagu-lagu daerah yang ada dan melakukan bedah lagu.

Di dalam peta tersebut, lagu-lagu daerah terbagi menjadi beberapa kluster menurut asalnya. Ada kluster Sumatra, Maluku, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Melayu. Lagu ‘Rasa Sayange’ adalah salah satu lagu daerah yang berhasil dipetakan. Dari sini, kita bisa mengetahui bahwa lagu ‘Rasa Sayange’ memang berasal dari kluster Maluku bukan Melayu.

Sehingga, ini membuktikan bahwa, lagu ‘Rasa Sayange’ memang asli Indonesia bukan Malaysia. Dengan adanya konsep pemetaan seperti ini, diharapkan lagu-lagu daerah kita tidak akan mudah untuk diakui kepemilikannya oleh negara lain. 

Selain pemetaan seperti itu, upaya yang bisa dilakukan pemerintah maupun rakyat Indonesia adalah dengan dilakukannya pelacakan lagu-lagu daerah dari Sabang sampai Merauke.

Kemudian, hasilnya bisa langsung dibukukan menjadi sebuah kumpulan lagu-lagu daerah yang diakui dan memiliki hak paten. 

Hal ini sangat perlu untuk membuktikan bahwa lagu-lagu daerah tersebut memang ada dan dimiliki oleh negara kita. Jika sudah dibukukan, tentu generasi-generasi setelah kita juga akan terus mengetahui tentang keberadaan lagu daerah.

Upaya lainnya adalah dengan menggiatkan festival-festival lagu daerah setiap tahunnya. Semua daerah dari Sabang sampai Merauke harus melaksanakannya demi melestarikan budaya daerah dan memperkenalkan lagu-lagu daerah kepada masyarakatnya. 

Jika hal-hal tersebut telah dilakukan, niscaya lagu daerah akan kembali terdengar di telinga masyarakat Indonesia, terutama generasi-generasi mudanya.

Ini adalah kewajiban kita sebagai warga negara untuk melestarikan budaya yang ada. Jika bukan rakyatnya sendiri, lalu siapa yang akan menghargai kebudayaan negara ini?

Beberapa Lagu Daerah dan Penciptanya

Mengenal Lagu Daerah dan Penciptanya
credit:instagram@motifbudayaindonesia

Lagu daerah di Indonesia memang banyak sekali tetapi sayangnya tidak semua lagu daerah diketahui siapa penciptanya. Hanya beberapa lagu saja yang bisa dilacak penciptanya. 

Berikut ini adalah contoh lagu-lagu daerah beserta liriknya serta nama penciptanya.

1. Ampar Ampar Pisang 

Provinsi Kalimantan Selatan/Kalsel

Pencipta: Hamiedan AC

Ampar ampar pisang

Pisangku balum masak

Masak sabigi dihurung bari-bari

Masak sabigi dihurung bari-bari


Mangga lepak mangga lepok

Patah kayu bengkok

Bengkok dimakan api

apinya canculupan

Patah kayu bengkok

Bengkok dimakan api

Apinya canculupan

Jari kaki sintak dahuluakan masak


Ampar ampar pisang

Pisangku balum masak

Masak sabigi dihurung bari-bari

Masak sabigi dihurung bari-bari

Mangga ricak mangga ricak

Patah kayu bengkok

Tanduk sapi tanduk sapi kulibir bawang

Nang mana batis kutung dikitip bidawang

2. Bubuy Bulan 

Provinsi: Jawa Barat

Pencipta: Benny Korda

Bubuy bulan

Bubuy bulan sangray bentang

Panon poe

Panon poe disasate

Unggal bulan

Unggal bulan abdi teang

Unggal poe

Unggal poe oge hade

Situ Ciburuy

Laukna hese dipancing

Nyeredet hate

Ningali ngeplak caina

Duh eta saha

Nu ngalangkung unggal enjing

Nyeredet hate

Ningali sorot socana

3. Gundul - Gundul Pacul 

Provinsi: Jawa Tengah

Pencipta: R.C. Hardjosubroto

Gundul gundul pacul cul gelelengan

Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan

Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

Wakul ngglimpang segane dadi sak rattan

4. Paris Barantai

Provinsi: Kalimantan Selatan/Kalsel

Pencipta: H. Anang Ardiansyah

Wayah pang sudah hari baganti musim

Wayah pang sudah

Kotabaru gunungnya Bamega

Bamega umbak manampur di sala karang

Umbak manampur di sala karang

Batamu lawanlah adinda

Sebagai rakyat yang baik dan cinta akan kebudayaan Indonesia, sudah seharusnya kita membantu pelestarian budaya yang ada, salah satunya dengan mengapresiasi lagu daerah dan penciptanya.

Posting Komentar untuk " Mengenal Lagu Daerah dan Penciptanya"