Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sumpah Pemuda, Sumpah Setia Pemuda Indonesia

Sumpah Pemuda, Sumpah Setia Pemuda Indonesia
credit:instagram@pinterpolitik

Mungkin banyak dari pemuda yang tak lagi hafal dengan isi sumpah pemuda. apalagi jika yang ditanyakan adalah isi sumpah Pemuda versi orisinalnya. pasti banyak yang akan bergeleng-geleng kepala tanda tak tahu.

Berikut ini penulis sengaja tampilkan isi sumpah pemuda versi aslinya.

Pertama

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedua

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe, berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda merupakan bukti nyata bahwa pada 28 Oktober 1928, bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu, sudah seharusnya rakyat Indonesia memperingati 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. 

Proses kelahiran bangsa Indonesia merupakan jerih payah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas penjajahan kaum kolonialis saat itu.

Kondisi ketertindasan inilah yang menjadi latar belakang bagi para pemuda saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat rakyat Indonesia. Tekad inilah yang menjadi komitmen dasar rakyat Indonesia dalam berjuang meraih kemerdekaan. 

Akhirnya, kemerdekaan pun dapat diraih setelah 17 tahun peristiwa Sumpah Pemuda, tepatnya pada 17 Agustus 1945.

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh seorang tokoh pemuda saat itu, yaitu Mr. Mohammad Yamin. Rumusan tersebut ditulis pada secarik kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan sedang berpidato pada sesi akhir kongres. Sumpah Pemuda dibacakan oleh Soegondo dan dijelaskan secara panjang lebar oleh Mr. Mohammad Yamin.

Kongres Pemuda Indonesia

Sumpah Pemuda, Sumpah Setia Pemuda Indonesia

Penyelenggaraan Kongres Pemuda Indonesia Kedua digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia ini merupakan organisasi pemuda yang beranggotakan para pelajar dari seluruh pelosok Indonesia.

Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) berinisiatif menyelenggarakan kongres pemuda di tiga gedung yang berbeda. Dan, kongres tersebut dilaksanakan dalam waktu tiga kali rapat.

Rapat pertama kongres dilaksanakan pada 27 Oktober 1928 bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB). Gedung tersebut terletak di Waterlooplein atau sekarang disebut Lapangan Banteng.

Dalam kongres hari pertama, Ketua Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia, Sugondo Djojopuspito menyampaikan sambutannya. Dalam sambutan itu, Ketua PPPI berharap kongres ini dapat memperkuat dan memperkokoh semangat persatuan dalam jiwa para pemuda Indonesia.

Dalam kongres tersebut, Mr. Mohammad yamin pun menyampaikan uraiannya tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurut Mr. Mohammad Yamin, ada lima faktor yang dapat memperkokoh dan memperkuat persatuan Indonesia. Faktor-faktor itu adalah sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua dilaksanakan pada 28 oktober 1928 bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop. Dalam rapat hari kedua itu, dibahas mengenai masalah pendidikan dengan menghadirkan dua pembicara, yaitu Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro.

Kedua pembicara tersebut berpendapat bahwa anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan dan harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan pendidikan di rumah. Selain itu, anak pun harus mendapat pendidikan secara demokratis.

Pada rapat terakhir yang bertempat di Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario, seorang tokoh pemuda saat itu, menyampaikan bahwa pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. 

Sementara, Ramelan, salah satu tokoh pemuda, mengungkapkan bahwa gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari pergerakan nasional.

Sebelum Kongres Pemuda ditutup, lagu Indonesia Raya diperdengarkan untuk pertama kalinya diiringi dengan gesekan biola sang pencipta lagu tersebut, yaitu Wage Rudolf Supratman. Lagu Indonesia Raya tersebut dikumandangkan tanpa syair. Lagu tersebut mendapat sambutan yang meriah dari para peserta kongres.

Peserta Kongres Pemuda II

Peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai perwakilan organisasi kepemudaan, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, dan lain-lain. 

Selain itu, hadir pula tokoh pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjin Djin Kwie.

Posting Komentar untuk " Sumpah Pemuda, Sumpah Setia Pemuda Indonesia"