Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tradisi Upacara Adat Mappanretasi: Persembahan Kepada Laut yang Penuh Makna

Tradisi Upacara Adat Mappanretasi
credit: https://mc.tanahbumbukab.go.id/

Dalam khazanah budaya Indonesia, tersembunyi kekayaan tradisi yang kaya akan makna. Salah satu yang menarik perhatian adalah Upacara Adat Mappanretasi, sebuah persembahan unik kepada laut yang dilakukan oleh masyarakat Pantai Pagatan, Kalimantan Selatan. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang Upacara Adat Mappanretasi, sejarahnya, makna-makna yang terkandung, dan bagaimana ia tetap bertahan sebagai warisan budaya yang berharga.

Sejarah dan Tradisi

Konon, jejak Upacara Adat Mappanretasi telah ada sejak tahun 1901. Pada saat itu, Kepala Toa (Kepala Desa) pertama di Desa Pejala, La Muhamma, menjadi pelopor pelaksanaan upacara ini. Dari generasi ke generasi, upacara ini diwariskan dan menjadi perayaan tahunan yang rutin diselenggarakan pada minggu pertama bulan April. 

Pada tahun 1969, tanggal 6 April resmi ditetapkan sebagai Hari Nelayan, dan sejak saat itu, Upacara Mappanretasi diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Hari Nelayan. Namun, ketika bulan April bersamaan dengan bulan suci Ramadhan, upacara ini diundur hingga bulan berikutnya. Seiring berjalannya waktu, persembahan ini terus diperkaya dengan tradisi dan nilai-nilai yang mendalam.

Persembahan dan Rangkaian Upacara

Upacara Mappanretasi, sebagai suatu perayaan laut, dirangkaikan dengan serangkaian persembahan sesajen. Telur, ayam, pisang, ketan, dan berbagai peralatan upacara dihaturkan dengan tulus. Pesta laut ini biasanya dimulai pagi hari sekitar pukul 09.00 WIT, ketika Rombongan Sanro, para dukun adat, memasuki tempat upacara diiringi oleh tabuhan rebana (tarbang). Mereka memimpin Tarian Tapung Tawar, tarian selamat datang yang juga sebagai penghormatan kepada para tamu dan undangan yang hadir.

Ritual Puncak di Lautan

Setelah tarian, para tetua adat atau sesepuh menyerahkan makanan dan peralatan upacara kepada Sanro yang memimpin. Kemudian, Sanro dan para pengikutnya melakukan perjalanan menuju laut dengan perahu gandeng yang telah dihias indah. Di tengah laut yang biru luas, ritual menyentuh hati dimulai. Sesampainya di lokasi yang ditentukan, mereka menyalakan dupa sebagai tanda sakral.

Petasan berkumandang tiga kali untuk memulai upacara. Para peserta yang berada di perahu lain mengelilingi perahu Sanro tiga kali, sebagai bagian dari tradisi. Di tengah lautan yang tenang, terdapat penyembelihan ayam hitam, dengan darahnya mengalir ke permukaan laut. Simbol penyerahan diri juga terlihat dalam nasi ketan yang diletakkan di atas air laut.

Transformasi dan Keharmonisan

Namun, pada tahun 1990, beberapa elemen ritual mengalami penyesuaian karena dianggap bertentangan dengan keyakinan Islam, agama mayoritas di wilayah tersebut. Transformasi ini dilakukan dengan tetap menghormati nilai-nilai tradisional sambil menjaga akidah agama. Pada akhirnya, Upacara Mappanretasi tetap hidup, berubah sebagai perwujudan rasa syukur dan budaya lokal yang tumbuh bersama.

Pesan Kehidupan dari Upacara Adat Mappanretasi

Upacara Adat Mappanretasi mengandung banyak pesan berharga yang dapat menginspirasi kita dalam kehidupan sehari-hari. Pertama-tama, ia mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan menjaga alam. Laut adalah sumber rezeki bagi masyarakat Pantai Pagatan, dan persembahan yang diberikan dalam upacara ini mengajarkan tentang keseimbangan antara manusia dan alam.

Kemudian, nilai kearifan lokal tercermin dalam penggabungan elemen tradisional dengan penyesuaian yang sensitif terhadap perkembangan zaman. Transformasi dalam upacara ini menggarisbawahi kekuatan budaya yang mampu beradaptasi sambil tetap memegang teguh akar-akarnya.

Selain itu, Upacara Mappanretasi juga mencerminkan rasa syukur yang mendalam. Melalui persembahan dan ritual, masyarakat mengungkapkan terima kasih kepada laut dan pencipta atas segala yang diberikan. Ini mengajarkan pentingnya bersyukur dan menghargai setiap anugerah dalam hidup, bahkan yang terlihat sepele.

Melangkah Menuju Masa Depan

Sebagai bagian dari warisan budaya yang tak ternilai, Upacara Adat Mappanretasi perlu terus diperjuangkan agar tetap hidup dan berkembang. Pendidikan tentang pentingnya melestarikan budaya dan nilai-nilai lokal kepada generasi muda harus ditingkatkan. Ini akan membantu menjaga identitas dan warisan yang diwariskan oleh para leluhur.

Kita dapat belajar dari kebijaksanaan Upacara Mappanretasi dalam menghadapi perubahan. Transformasi yang dijalani mengingatkan kita bahwa dalam menjalani hidup, kita harus mampu beradaptasi tanpa kehilangan esensi dan nilai yang menjadi dasar keberadaan kita.

Kesimpulan

Upacara Adat Mappanretasi bukan sekadar persembahan untuk laut, tetapi juga perwujudan nilai-nilai yang diberikan oleh alam dan kearifan lokal. Melalui perayaan ini, kita dapat memetik pelajaran tentang rasa syukur, keseimbangan antara manusia dan alam, serta pentingnya menjaga akar budaya sambil tetap bergerak maju. 

Sebagai cerminan kearifan lokal, Upacara Mappanretasi mengajarkan kita untuk tetap bersatu dalam keberagaman, menghormati alam, dan melangkah menuju masa depan dengan penuh harapan.

FAQs (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

Apa Tujuan Utama dari Upacara Adat Mappanretasi?

Upacara ini bertujuan untuk memberikan persembahan kepada laut sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan oleh laut kepada masyarakat Pantai Pagatan.

Bagaimana Pengaruh Agama dalam Perjalanan Upacara Ini?

Meskipun mengalami penyesuaian untuk menghormati nilai-nilai Islam, Upacara Mappanretasi tetap menjadi perwujudan kearifan lokal dan hubungan spiritual dengan laut.

Apakah Tarian Tapung Tawar Hanya Sebagai Hiburan?

Tarian ini lebih dari sekadar hiburan. Ia adalah ungkapan selamat datang kepada tamu dan ucapan terima kasih kepada laut yang memberi rezeki.

Apa yang Menandai Selesainya Upacara Mappanretasi?

Ketika ayam hitam yang disembelih muncul dan mengapung di permukaan laut, ini menandai akhirnya upacara, dan peserta dapat mengambilnya sebagai bagian dari simbolisme.

Apa Pesan Yang Dapat Kita Ambil Dari Upacara Ini?

Upacara Adat Mappanretasi mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati alam, menjaga nilai-nilai tradisi, dan beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan akar budaya.

Posting Komentar untuk " Tradisi Upacara Adat Mappanretasi: Persembahan Kepada Laut yang Penuh Makna"