Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wayang Kulit Kebudayaan Asli Bangsa Indonesia


Wayang Kulit Kebudayaan Asli Bangsa Indonesia
image : flickr.com

Salah satu warisan kebudayaan nenek moyang bangsa Indonesia yang keberadaanya tetap terjaga hingga sekarang ini adalah wayang kulit. Budaya wayang kulit ini terutama tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Tengah sejak zaman dahulu kala, bahkan sejak masa kejayaan kerajaan - kerajaan Nusantara di masa lalu.

Eksistensi dan keberadaan budaya wayang kulit ini bahkan telah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional melalui lembaga di Dewan Perserikatan Bangsa- Bangsa yang menangani tentang kebudayaan yakni UNESCO. 

Pihak UNESCO secara resmi mengakui bahwa wayang kulit adalah sebuah maha karya kebudayaan yang sangat mengagumkan dalam kategori narasi cerita dan warisan budaya yang indah dan berharga atau dalam bahasa inggris di sebut Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada tanggal 7 November tahun 2003.

Bila kita kaji lebih dalam lagi, Wayang Kulit bisa kita katakan sebagai sebuah kesenian tradisional yang paling lengkap. Mengapa demikian ?  Karena didalam budaya wayang kulit sendiri terdiri dari berbagai macam kesenian yang lain seperti seni peran,, seni tutur, seni sastra, seni suara, seni musik seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang.

Semua unsur kesenian tersebut menyatu sebagai sebuah media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan serta pemahaman tentang filsafat kehidupan. 

Pagelaran wayang sejatinya adalah sebuah penampilan adegan drama bayangan boneka dari kulit binatang, berwarna dan bertangkat yang secara umum menghadirkan kisah-kisah zaman dahulu atau cerita-cerita klasik yang sarat dengan makna dan filosofi kehidupan. 

Seiring perkembangan zaman, maka sekarang ini cerita - cerita dalam pagelaran wayang kulit kadang - kadang juga di selingi dengan peristiwa dan cerita yang sedang hangat di masyarakat.

Kesenian Wayang kulit ini  sangat populer terutama di wilayah Jawa Timur dan wilayah  Jawa Tengah. Wayang Kulit ini dimainkan oleh seorang Dalang yang berperan sebagai seorang narator dialog dari tokoh-tokoh wayang yang berada dibalik sebuah layar yang biasanya berwarna  putih atau di sebut sebagai kelir. 

Sementara di bagian belakangnya disorotkan sebuah lampu minyak ( biasa di sebut sebagai blencong) atau di zaman modern sekarang menggunakan lampu sorot listrik. Fungsi dari lampu tersebut adalah untuk menghasilkan bayangan dari tokoh - tokoh wayang yang sedang di mainkan oleh Dalang. Seorang 

Dalang bisa memainkan banyak karakter tokoh yang yang di mainkan dan bisa melakukan improvisasi suara yang berbeda - beda di antara satu tokoh dengan tokoh wayang yang lainnya.

Wayang Kulit Kebudayaan Asli Bangsa Indonesia
image : flickr.com

Dalam budaya wayang kulit dikenal istilah pakem, yakni sebuah narasi cerita yang tidak boleh di langgar oleh seorang Dalang ketika memainkan sebuah pertunjukan atau pentas. Dan untuk bisa menjadi seorang 

Dalang wayang kulit sangatlah sulit dan tidak semua orang bisa melakukannya. Pemahaman akan cerita yang di bawakan, pemahaman terhadap karakter setiap tokoh wayang yang di mainkan dan sebagainya.

Seorang Dalang wayang kulit di tuntut memiliki kemampuan bahasa Jawa dalam tingkatan yang paling tinggi, melebihi tingkatan tertinggi pada umumnya yakni kromo inggil. 

Bahasa Pewayangan yang di mainkan oleh seorang Dalang biasanya memakai bahasa jawa kuno atau keraton. Itu semua karena tingginya nilai kebudayaan wayang tersebut.

Pagelaran atau pertunjukan Wayang Kulit berlangsung dalam iringan musik gamelan jawa yang di mainkan  oleh sekelompok Nayaga (yaitu orang atau sekelompok orang yang mempunyai keahlian khusus menabuh gamelan.) bersama dengan beberapa orang Pesinden atau seorang penyanyi wanita jawa yang membawakan tembang mengiringi tabuhan  gamelan tersebut.

Wayang Kulit Kebudayaan Asli Bangsa Indonesia
image : flickr.com

Sejarah Asal Usul Istilah Wayang Kulit

Istilah penyebutan Wayang sebenarnya ada beberapa versi yang berbeda - beda. Versi pertama menyebutkan  bahwa kata Wayang berasal dari sebuah kalimat yang berbunyi “Ma Hyang”, yang artinya berjalan menuju ke yang maha tinggi (di aartikan Tuhan, ataupun Dewa).
Versi yang lain mengatakan bahwa  kata wayang berasal dari bahasa Jawa yang berarti bayangan.

Hipotesa bahwa kata wayang ini berasal dari kata-kata bayang ini didapat dari bukti bahwa para penonton dapat menyaksikan pertunjukkan wayang dengan hanya melihat bayangan dalam sebuah layar, dimana wayang - wayang tersebut digerakkan oleh sang dalang yang merangkap tugasnya sebagai narator atau penutur ceritanya.

Lakon dalam Pertunjukan Wayang Kulit

Secara umum pertunjukan Wayang Kulit biasanya membawakan tentang kisah-kisah Ramayana dan Mahabarata yang mana cerita - cerita tersebut sangat kental dengan nuansa budaya Hindu yang diadaptasi oleh budaya Jawa. 

Namun cerita - cerita  tersebut bukanlah sebuah  pakem atau standar cerita dalam sebuah Pagelaran Wayang Kulit, karena banyak juga Dalang yang membawakan cerita - cerita tentang kepahlawanan dan juga cerita tentang Jawa klasik tempo dulu. Bahkan sekarang ini juga banyak membawakan cerita - cerita yang bernafaskan keagamaan seperti agama Islam.

Cerita wayang tentang Panji biasanya berpusat pada dua orang tokoh utamanya, yakni Raden Inu Kertapati ( Panji Asmarabangun) dan Dewi Sekartaji (Galuh Candrakirana). Selain dari cerita - cerita tersebut sebuah pagelaran atau pertunjukan  Wayang Kulit juga sering kita lihat membawakan lakon - lakon carangan (gubahan).

Sejarah Tentang Wayang Kulit

Sejarah panjang tentang asal - usul wayang kulit ini sangatlah panjang dan pelik untuk di pelajari karena banyak sekali pendapat dari para ahli sejarah budaya yang kadang berbeda pendapat. Salah satu pendapat tersebut ada yang mengatakan bahwa Wayang Kulit adalah berasal dari India. 

Para ahli yang berpendapat seperti itu antara lain adalah Pischel, Krom, Poensen, Goslings, Hidding dan Rassers. Mereka ini rata - rata adalah para sarjana budaya yang berasal dari Inggris.

Sementara di sisi yang lain banyak juga para ahli sejarah dan budaya yang berpendapat bahwa Wayang Kulit adalah kebudayaan asli bangsa Indonesia yang asalnya adalah dari pulau Jawa atau lebih tepatnya dari Jawa Timur. Beberapa ahli yang berpendapat seperti itu antara lain adalah Hazeu, Brandes, Kats, Rentse dan juga Kruyt.

Kelompok Sarjana yang berpendapat bahwa Wayang Kulit adalah berasal dari pulau Jawa di kuatkan lagi melalui sebuah penelitian dan penyelidikan yang dilakukan oleh Dr. G.A.J. Hazeu. 

Peneliti kebudayaan yang berasal dari Belanda ini mengatakan bahwa petunjukan Wayang Kulit dan juga adanya istilah-istilah yang ada dalam wayang  tersebut seperti Kelir, Blencong, Kepyak, Kotak dan Cempala hanya  dapat di temukan di Pulau Jawa saja dan tidak di temukan di tempat lain.

Pendapat dari Hazeu, di dukung oleh ahli sejarah yang lain yakni Brandes. Brandes berpendapat bahwa Wayang kulit adalah kebudayaan asli Jawa. Brandes  beralasan bahwa Wayang kulit sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan  dan pranata sosial, budaya dan kerohanian masyarakat Jawa.

Demikianlah artikel tentang Wayang Kulit, asal usul, sejarah dan pendapat dari beberpa ahli mengenai Wayang Kulit tersebut. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kebudayaan kita dan membuat kita semakin mencintai budaya bangsa Indonesia tercinta.

Terima kasih telah mampir ke blog saya, silahkan membaca lanjutan artikel mengenai wayang dan juga artikel - artikel yang lain di blog ini.

Posting Komentar untuk "Wayang Kulit Kebudayaan Asli Bangsa Indonesia"