Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asal - Usul Dan Perkembangan Kesenian Tradisional Dolalak Purworejo


Asal - Usul Dan Perkembangan Kesenian Tradisional Dolalak Purworejo
image : instagram@dolalakputri

Menurut sejarahnya asal muasal tari Dolalak ini berasal dari tari Dansa yakni tari gaul gaya barat dengan iringan lagu yang kemudian membangkitkan inspirasi dari beberapa orang warga pribumi untuk menirunya sehingga akhirnya menjadi tari dolalak. 

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Prihatini, nama- nama orang pribumi tersebut adalah Rejotaruno, Duliyat dan Ronodimejo. 

Menurut hasil survey yang di lakukan oleh jurusan sejarah FKIP IKIP Semarang (tahun 1971) mencatat bahwa akar kesenian Dolalak ini muncul pada masa perang Aceh (antara tahun 1873-tahun 1904). Pada awalnya tari Dolalak ini adalah untuk menghibur serdadu Belanda yang ditugaskan di Aceh kala itu. 

Kemudian ketika Purworejo menjadi basis militer pasukan Belanda, maka  kesenian Dolalak tersebut juga makin berkembang luas. 

Menurut versi yang lain yang di lansir oleh javapromo.com, ada sebuah pendapat yang dikemukakan oleh Tijab yang merupakan pimpinan group kesenian Dolalak dusun Giri Tengah Borobudur yang mengatakan bahwa dolalak berasal dari kata “Duh allah”. 

Adapun munculnya  kesenian Dolalak karena adanya kisah pasukan Srikandi yang membantu Nyai Ageng Serang pada saat berlangsungnya perang Diponegoro di Jawa Tengah. Pasukan wanita tersebut berada di bawah pimpinan Ambarsari dan Roro Ayu Tunggalsari.

Pada awal kemunculannya sampai dengan tahun 1970, Dolalak merupakan sebuah kesenian rakyat yang berfungsi sebagai penghibur pada kegiatan hajatan masyarakat desa. Pada dekade tahun 1970an ketika pemerintah mulai menggalakkan kesenian daerah sebagai salah satu aset pariwisata, maka mulai ada perhatian dan pembinaan yang di lakukan oleh pemerintah. 

Kemudian atas prakarsa dari Bupati Soepanto pada tahun 1975, yang menggagas agar  kaum wanita bisa menjadi penari dolalak mendapat respon yang positif dari masyarakat. Sehingga kemudian mulai bermunculan  group- group Dolalak di tingkat kecamatan dan mencapai puncaknya pada dekade tahun 1980an. 

Pada tahun 1980 an terjadi perubahan yang menonjol dimana para penari yang tadinya laki - laki diganti menjadi penari wanita. Sebagai pelopornya adalah group kesenian Dolalak dari dusun Teneran, desa Kaligono, kecamatan Kaligesing. Dan kemudian perubahan tersebut berkembang sehingga banyak group kesenian Dolalak yang penarinya adalah wanita.

Dengan adanya perubahan penari dari laki - laki menjadi penari wanita membuat  kesenian Dolalak dirasa menjadi lebih menarik dan lebih memiliki daya jual. Terbukti ketika itu Kesenian Dolalak tersebut sering ditampilkan pada acara-acara khusus seperti perayaan hari besar nasional serta penyambutan tamu penting, dan juga acara-acara formal yang diadakan di pendopo Kabupaten Purworejo. 


Asal - Usul Dan Perkembangan Kesenian Tradisional Dolalak Purworejo
image : instagram@dolalakputri

Ada sebuah perubahan dan modifikasi penting yang di lakukan pada tari Doalalak ini yakni sajian tari Dolalak yang dahulu dipentaskan dalam durasi waktu berjam-jam mulai dipadatkan dan di pendekkan waktunya. 

Pada tahun 2000an Kesenian Dolalak mulai sering dipentaskan pada acara-acara penting pemerintahan maupun masyarakat seperti acara hajatan, pernikahan, sunatan, syukuran dan sebagainya.

Kesenian Dolalak telah mengalami pasang surut dalam perjalanannya dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi selanjutnya sampai sekarang ini. Perkembangan tersebut terjadi dalam segala aspek, mulai dari gerak tari, pola lantai, iringan, tata busana dan aksesories, tempat pertunjukan hingga sesaji yang di gunakan. 

Ada dua jenis bentuk penyajian Kesenian Dolalak, yakni Dolalak Tradisi dan Dolalak Garapan. Pada Kesenian Dolalak Tradisi bentuk penyajiannya masih mengikuti pakem atau aturan yang di buat oleh para pendahulu kesenian Dolalak tersebut, lengkap dengan sesaji dan pola lantai berbentuk baris.

Sementara pada Kesenian Dolalak Garapan bentuk sajiannya telah disederhanakan. Pada Dolalak Garapan ini, penari Dolalak tidak mengalami "trance" atau mendem sungguhan. Adegan trance pada kesenian Dolalak Garapan sering disebut dengan Kiprah. 

Adegan "trance" telah digarap berupa gerakan yang dibuat lebih dinamis dan lebih kuat, ditambah dengan pemakaian kacamata untuk membedakan antara penari yang sedang melakukan gerakan kiprah dan yang tidak. 

Pertunjukan Kesenian Dolalak tradisi berdurasi lebih lama yakni sekitar 1 hingga 2 jam, sedangkan untuk Dolalak Garapan lama pementasan berkisar antara 10 hingga 15 menit saja.

Kesenian Dolalak adalah merupakan kesenian tradisional khas dari kabupaten Purworejo, dimana tarian ini merupakan peninggalan pada zaman penjajahan Belanda. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju maka tarian Dolalak kini juga sudah tampil lebih modern dengan iringan alat musik modern seperti misalnya keyboard atau organ tunggal. 


Asal - Usul Dan Perkembangan Kesenian Tradisional Dolalak Purworejo
image : instagram@ragiel_saputra

Kesenian Tradisional Dolalak ini memiliki nilai makna yang sangat berharga baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun budaya. Dari sisi ekonomi, kesenian Dolalak mampu memberikan nilai komersial yang tinggi dengan begitu banyaknya apresiasi yang di berikan baik nasional maupun internasional. 

Sebagai sebuah warisan budaya kesenian Dolalak memiliki arti yang penting bagi kehidupan adat istiadat dan sosial masyarakat Purworejo. 

Dari sisi sosial, kesenian tradisional Dolalak berperan sebagai sarana upacara, seperti pementasan pada acara merti desa. Sebagai pengisi acara hiburan dalam acara hajatan yang di selenggarakan oleh masyarakat, kesenian Dolalak mampu memberikan pengaruh bagi masyarakat sebagai sarana silaturahmi dan juga gotong royong. 

Nilai-nilai silaturahmi tercermin akibat pertemuan antara saudara atau teman yang lama tidak bertemu lalu saling menonton kesenian Dolalak ini. Nilai gotong royong tercermin dalam upaya masyarakat desa setempat untuk saling membantu melengkapi segala kekurangan kebutuhan dalam menyelenggarakan acara tersebut. 

Berikut ini adalah beberapa pengaruh perkembangan kesenian Dolalak terhadap kehidupan masyarakat Purworejo, antara lain :
  • Sebagai ruang ekspresi bagi masyarakat, menjadi sarana untuk mengungkapkan keinginan, perasaan, pikiran melalui berbagai bentuk aktivitas sehingga akan menimbulkan kesenangan dan kepuasan.
  • Mengembangkan Wawasan Budaya Masyarakat. Dengan sikap peduli yang dimiliki maka masyarakat akan mempunyai rasa bangga, cinta, dan gemar untuk melestarikan kesenian tradisional khususnya kesenian Dolalak ini.
  • Meningkatkan Potensi Kreatif Seniman Dolalak
  • Mengembangkan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat. 
Itulah artikel tentang Asal - Usul Dan Perkembangan Kesenian Tradisional Dolalak Purworejo. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan Anda tentang kesenian tradisional di Indonesia.

Posting Komentar untuk "Asal - Usul Dan Perkembangan Kesenian Tradisional Dolalak Purworejo"