Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar Tentang Budaya Bali

Belajar Tentang Budaya Bali
credit image:pixabay

 Belajar Tentang Budaya Bali - Provinsi Bali adalah salah satu provinsi yang mayoritas di huni oleh penduduk yang beragama Hindu. Oleh karena itu tidak mengherankan, jika dalam setiap nafas kehidupan masyarakat di pulau ini sangat kental dengan nuansa tradisi dan budaya agama Hindu.

Masyarakat pulau Bali, atau yang kita kenal sebagai pulau dewata sangat menjunjung tinggi budaya yang merupakan warisan dari nenek moyang mereka hingga sekarang. Hal tersebut semakin  di perkuat dengan peran serta dari pemerintah daerah setempat yang mendukung upaya pelestarian tradisi dan sosial budaya masyarakat Bali itu sendiri.

Budaya Bali dan Hindu mempengaruhi hampir di setiap aspek kehidupan msyarakat yang ada di pulau Bali tersebut. Perpaduan unik antara Hindu-Dharma yang sakral dengan adat istiadat setempat yang canggih telah menjadikan Bali menjadi daerah yang unik dan istimewa seperti saat ini. 

Di tengah modernisasi zaman dan kunjungan wisatawan modern dari seluruh mancanegara, msyarakat Bali tidak terpengaruh untuk ikut dengan budaya modern tersebut. Mereka justru semakin kuat untuk untuk tetap melestarikan tradisi dan budaya yang di wariskan oleh nenek moyang mereka. 

Bagi masyarakat Bali terutama yang tinggal di wilayah pedesaan, budaya asli mereka adalah salah satu bentuk kearifan lokal yang harus di jaga kelestariannya. Karena kuatnya tekad masyarakat pulau Bali dalam menjaga dan melestarikan warisan tradisi dan budaya tersebut, maka hingga sekarang ini kita masih menjumpai tradisi - tradisi unik masyarakat yang di jalankan secara turun temuurun dan lintas generasi.

Tidak jarang penyelenggaraan acara - acara tradisi dan budaya tersebut justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung ke pulau Bali tersebut. Mereka rata - rata sangat kagum dan takjub dengan tradisi masyarakat Bali tersebut, karena mereka tidak pernah menjumpainya di tempat atau di negara lain yang mereka kunjungi.

Karya seni dapat dengan mudah ditemukan hampir di setiap sudut pulau Bali. Budaya Bali masih terasa dimana-mana, mulai dari museum, lobi hotel, hingga kuil suci. Orang Bali sangat menghormati leluhur mereka dan dunia roh, dan mereka selalu melakukan ritual keagamaan berdasarkan kalender Bali kuno. Orang-orang yang mengenakan pakaian seremonial adalah pemandangan umum yang dapat kita jumpai ketika kita berkunjung di pulau Bali ini.

Pertunjukan musik yang megah dan pertunjukan tari tradisional juga menjadi salah satu hal yang dapat kita jumpai di pulau Bali. Dalam semua bentuk upacara yang diadakan pada hari-hari istimewa di Bali, Gamelan (musik tradisional Bali) dan tarian daerah akan menjadi salah satu elemen terpenting agar bisa terhubung dengan Dewa, dan  para leluhur sebagai cara untuk menghormati peran mereka di alam semesta ini.

Seni Tradisional Di Ubud Dan Sukawati

Pada awal tahun 1930-an, banyak orang asing yang mengunjungi pulau Bali, terutama di daerah Ubud. Salah satu faktor penyebabnya adalah kemampuan dari Raja Ubud saat itu yang bernama Tjokorde Gede Agung Sukawati dalam berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan Belanda. 

Kemampuan dan juga ilmunya sebagai seorang pebisnis dan negosiator yang cerdas, telah mendorong berkembangnya daerah Ubud sebagai tujuan wisata saat itu, dan ketika itu dia juga menginstruksikan untuk di bangunnya beberapa home stay atau hotel  untuk wisatawan menginap di Ubud.

Perkembangan pariwisata di daerah Ubud juga tidak lepas dari peran Raja Sukawati, yang merupakan saudara dari Raja Ubud yang mengundang seniman lukis asal Jerman yang bernama Walter Spies untuk tinggal dan melukis di Ubud. 

Melalui Walter Spies, daerah Ubud menjadi tempat eksplorasi bagi para pelukis dan seniman asing. Lukisan Spies diterima dengan baik oleh pecinta seni dari seluruh dunia dan memiliki pengaruh yang abadi pada gaya lukisan seniman lokal saat ini.

Oleh karena itu, tidak heran jika banyak museum dan galeri yang ada di daerah Ubud, seperti Museum Rudana, Arma, Blanco dan Puri Lukisan. Selain seni lukis, seni pertunjukan tari tradisional Bali juga banyak ditemui di seluruh pelosok Ubud. Puluhan sakaa (kelompok tari) menampilkan tarian tradisional seperti Tari Legong, Tari Barong, dan Tari Kebyar.

Sejarah Sukawati

Ketika kerajaan Majapahit yang menguasai Asia Tenggara kemudian runtuh pada abad ke-15, terjadi migrasi besar-besaran bangsawan Majapahit dari pulau Jawa ke pulau Bali yang akhirnya mendirikan kerajaan Gelgel di wilayah Klungkung. 

Suatu hari seorang pangeran dari kerajaan Gelgel Klungkung yang sedang merantau ke wilayah desa Sukawati bermaksud untuk membangun istana sendiri. Karena dia adalah orang yang pandai seni, maka kemudian banyak seniman Bali dari berbagai daerah dikirim ke daerah Sukawati untuk membantunya membangun istana. 

Ketika keraton telah selesai dibangun, banyak seniman yang memilih untuk tetap tinggal di Sukawati dan tidak mau kembali ke tempat asalnya. Karenanya hingga saat ini kawasan Sukawati masih dikenal sebagai salah satu pusat seni dan budaya terbaik di pulau Bali.

Keajaiban Ubud

Wilayah Ubud telah menarik orang-orang dari seluruh dunia sejak dulu kala. Di sinilah wisatawan mulai berwisata ke Bali pada tahun  1920-an. Mayoritas dari mereka merasa jatuh cinta dengan budaya dan suasana di wilayah Ubud, bahkan ada yang memutuskan untuk tetap tinggal disana.

Wilayah Ubud memang dikenal sebagai Jantung dan Pusat Budaya di pulau Bali. Walaupun pernyataan ini bisa menjadi sedikit kontroversial, karena pulau Bali memiliki banyak tempat di mana seni dan ritual spiritual tertentu sangat kuat dan mengakar di masyarakat. Akan tetapi satu hal yang pasti bahwa tempat ini adalah nomor satu di mana budaya dan seni mudah diakses oleh pengunjung biasa.

Saat ini wilayah Ubud semakin sibuk dan ramai dengan banyak orang pergi ke sana untuk melakukan perjalanan wisata sehari dan banyak kelompok turis dari wilayah Asia yang datang dengan bus, masuk dan keluar dari toko-toko kecil yang tak terhitung jumlahnya yang berjejer di jalan-jalan wilayah Ubud.

Meski demikian, wilayah Ubud tetap mengusung suasana relaksasi, di mana gaya hidup sehat, yoga, dan spiritualitas menguasai hari-hari yang menarik para backpacker dan penjelajah spiritual romantis dari seluruh dunia. 

Latar Belakang Sejarah Ubud

Sejarah Ubud dapat kita telusuri kembali ke abad ke-8 yang lalu, dimana hal ini berdasarkan pada literatur kuno yang ditulis di atas daun lontar. 

Adalah seorang pendeta suci agama Hindu dari India bernama Rsi Markandeya diyakini sebagai salah satu leluhur yang memprakarsai peradaban di pulau Bali. 

Dia mendirikan berbagai tatanan hidup dan ritual, untuk para pengikutnya saat itu. Beberapa di antaranya masih digunakan sampai dengan sekarang, seperti pada arsitektur pura di pulau Bali.

Menurut kepercayaan masyarakat Bali, kawasan Ubud sangat menarik perhatiannya, karena dia merasakan getaran energi yang sangat besar yang berasal dari desa setempat ketika itu. 

Sesampainya di tempat itu dia menemukan lahan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, meski prosesnya sulit karena merupakan daerah perbukitan dan medan yang terjal.

Rsi Markandeya kemudian memperkenalkan penduduk setempat pada sistem pertanian terasering, yang hingga saat ini sangat menarik perhatian bagi setiap orang yang datang berkunjung. Bahkan sebelum dikenal sebagai daerah penghasil beras, 

Campuhan Ubud terkenal sebagai penghasil tanaman obat (ubad) yang konon menjadi asal muasal nama Ubud.

Itulah ulasan artikel mengenai Belajar Tentang Budaya Bali. Semoga ulasan artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan Anda semua.

Referensi : https://www.bali.com/

Posting Komentar untuk " Belajar Tentang Budaya Bali"