Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian dan Klasifikasi Kelompok Sosial dalam Masyarakat

Pengertian dan Klasifikasi Kelompok Sosial dalam Masyarakat
credit:instagram@_ip3hhhh

Apakah yang dimaksud dengan kelompok sosial? Bagi Anda yang berasal dari latarbelakang pendidikan jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) tentu tidak asing lagi dengan istilah kelompok sosial dalam masyarakat yang terdapat pada pelajaran Sosiologi atau Antropologi. Lalu apa sebenarnya pengertian dari kelompok sosial ini?

Sebelum kita membahas pengertian atau definisi dari kelompok sosial, alangkah baiknya kita ketahui terlebih dahulu pengertian dan definisi dari kata kelompok. 

Menurut ilmu sosiologi dan antropologi, kelompok adalah kumpulan manusia yang memenuhi syarat-syarat tertentu untuk disebut sebagai sebuah kelompok.

Berdasarkan pernyataan tadi, bisa kita ambil kesimpulan bahwa setiap ada sekumpulan manusia atau beberapa manusia yang berkumpul tidak dapat langsung disebut sebagai kelompok, perlu ada syarat tertentu yang harus dipenuhi agar dapat disebut dengan kelompok sosial dalam masyarakat.

Biasanya, jika tidak memiliki atau memenuhi syarat tertentu, kumpulan manusia tidak disebut kelompok, melainkan kerumunan. Perbedaan kelompok dan kerumunan dapat kita lihat dalam penjabaran berikut ini:

a. Kerumunan

  • Kerumunan biasanya hanya bersifat sementara.
  • Orang yang ada didalam kerumunan biasanya memiliki tujuan yang berbeda.
  • Interaksi yang ada pada kerumunan biasanya tidak fokus.
  • Kerumunan tidak mengarah pada pembentukan sesuatu, seperti organisasi misalnya.

b. Kelompok

  • Kelompok biasanya bersifat tetap.
  • Orang atau anggota kelompok memiliki tujuan yang sama.
  • Interaksi dalam kelompok biasanya lebih fokus dan jelas.
  • Kelompok ini biasanya mengarah pada pembentukan sebuah wadah atau organisasi untuk mencapai tujuuan mereka.

Sudah tahukan perbedaan antara kelompok dan kerumunan? Jadi memang tidak semua yang terdiri dari kumpulan orang dapat disebut dengan kelompok. Lalu seperti apa sebenarnya contoh sebuah kelompok?

Misalkan sebuah komunitas motor, ini bisa disebut kelompok karena memenuhi syarat untuk disebut dengan kelompok, seperti memiliki tujuan yang sama, memiliki interaksi yang jelas, bersifat tetap dan sebagainya.

Bagaimana dengan contoh kerumunan? Jika kerumunan, bisa kita lihat ketika ada bazar disebuah lokasi, tentu akan ada banyak orang disana yang memiliki tujuan yang berbeda, terdapat interaksi yang tidak fokus, dan bersifat sementara sehingga ini dapat disebut dengan kerumunan.

Menurut Robert Biersted, kelompok dibagi menjadi empat,  berdasarkan pada kriteria ada atau tidaknya organisasi, ada tidaknya hubungan sosial antara anggota kelompok, dan ada tidaknya kesadaran jenis pada anggota kelompok. 

1. Kelompok Asosiasi

Kelompok asosiasi ini adalah sebuah kasifikasi kelompok yang sesuai dengan analisa kriteria yang diungkapkan oleh Robert Biersted, yakni sebuah kelompok yang memiliki wadah organisasiyang baik, memiliki hubungan sosial yang baik antara anggota kelompok tersebut, dan memiliki kesadaran jenis dalam kelompok tersebut.

2. Kelompok Statistik

Kelompok statistik ini sama sekali berbeda dengan sifat kelompok asosiasi yang telah dijabarkan di atas. Jika kelompok asosiasi memenuhi syarat atau kriteria yang diungkapkan oleh Robert Biersted, maka kelompok statistik ini sama sekali tidak memiliki atau memenuhi syarat atau ketiga kriteria tersebut.

Kelompok statistik ini tak memiliki wadah organisasi, tak memiliki interaksi atau hubungan sosial antar anggotanya, dan tak memiliki kesadaran jenis sebagaimana yang dimiliki oleh kelompok asosiasi.

Kelompok statistik ini hanyalah sebuah kelompok yang memiliki kesamaan tertentu yang bersifat statistik, misal kelompok laki-laki yang sudah berkeluarga atau kelompok perempuan berusia 30 hingga 40 tahun.

3. Kelompok Kemasyarakatan 

Kelompok kemasyarakatan ini sering disebut dengan istilah Societal Groups. Berbeda dengan kelompok Statistik yang sama sekali tak memenuhi kriteria yang diungkapkan oleh Robert Bierstad, maka kelompok kemasyarakatan ini memenuhi satu kriteria yang diungkapkan oleh Robert Bierstad, yakni anggota kelompok ini memiliki kesadaran akan kesamaan jenisnya.

Misalnya kelompok laki-laki atau kelompok banci, karena masing-masing anggota memiliki kesadaran sebagai sesama laki-laki atau sesama banci. Meski demikian, kelompok kemasyarakatan ini tidak memiliki wadah organisasi dan anggota didalamnya tidak memiliki hubungan sosial seperti pada kelompok asosiasi.

4. Kelompok Sosial

Kelompok sosial (social groups) adalah bahasan utama pada artikel ini. Kelompok sosial ini mirip dengan kelompok asosiasi, hanya saja kelompok sosial tidak memiliki wadah atau organisasi formal. 

Kelompok sosial ini memiliki kesadaran jenis dalam anggotanya dan antar anggota kelompok sosial ini memiliki hubungan sosial.

Lalu adakah dampak dari pembentukan kelompok sosial ini? Ya, pembentukan kelompok sosial dalam masyarakat ini membuat masyarakat di dunia menjadi multikultur dan memiliki budaya dan kebiasaan masing-masing.

Masyarakat yang multikultur ini dapat berpotensi terjadinya konflik antar kelompok, sehingga perdamaian dan toleransi harus di jaga agar konflik yang terjadi antar kelompok sosial masyarakat tidak terjadi.

Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

Kelompok sosial yang ada di masyarakat ini tak terbentuk begitu saja di masyarakat, tapi juga diduorong oleh dua faktor utama, yakni kedekatan dan kesamaan.

Faktor kedekataan ini tak hanya semata kedekatan fisik saja atau lingkungan tempat tinggal yang berdekatan, tapi juga kedekatan antara individu-individu dalam masyarakat.

Jika mereka dekat secara fisik atau individu, maka akan terjadi interaksi  sosial yang lebih intensif antar individu yang saling berdekatan tersebut. Artinya, semakin dekat maka akan semakin tinggi potensi dan intensitas terjadinya interaksi sosial.

Interaksi sosial adalah salah satu faktor penting terbentuknya sebuah kelompok sosial yang ada di masyarakat. Selain faktor kedekatan, faktor kesamaan juga menjadi salah satu hal yang mendorong terbentuknya sebuah kelompok sosial.

Kesamaan yang ada dalam individu di masyarakat ini juga menjadi salah satu faktor penting terbentuknya kelompok sosial yang ada di masyarakat.

Kesamaan disini tak hanya kesamaan fisik saja, tapi juga meliputi kesamaan agama, kesamaan ras, kesamaan usia, kesamaan minat, kesamaan hobi, dan kesamaan lainnya. Misalnya terbentuknya kelompok sosial berupa komunitas pengendara sepeda motor X.

Komunitas tersebut terbentuk karena memiliki kesamaan tipe sepeda motor yang dipakai, yakni motor X. Ada lagi contoh yang lain, yaitu komunitas Blogger, yakni komunitas yang terbentuk dari orang-orang yang memiliki hobi yang sama, yakni menulis blog dan tergerak untuk membentuk sebuah kelompok sosial yang beranggotakan sesama blogger.

Klasifikasi Kelompok Sosial

1. Kelompok Primer dan Sekunder

Menurut Cooley Dan Faris, kelompok sosial dibagi menjadi dua, yakni kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah kelompok yang ditandai adamnya interaksi sosial yang berupa pergaulan dan tatap muka dengan keluarga atau orang lain. 

Sedangkan kelompok sekunder adalah interaksi sosial yang bersifat formal atau pergaulan formal dalam sebuah organisasi atau lembaga.

2. In-Group dan Out-Group

In-Group adalah interaksi yang dilakukan oleh anggota yang berasal dari dalam kelompok saja. Sedangkan Out-Group adalah interaksi atau pergaulan dengan orang diluar kelompok.

3. Gemeinschaft dan Gesellsschaft

Gemeinschaft adalah kelompok yang terbentuk karena ada dasar ikatan antar anggitanya, baik berupa ikatan lahir maupun batin. Gemeinschaft dibagi menjadi tiga faktor kedekatan atau ikatan, yakni  kekerabatan, tempat tinggal, dan keinginan atau pandangan yang sama.

Sedangkan Gesellsschaft adalah kelompok sosial yang terbentuk karena ikatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dan kadang terdapat kesamaan kepentingan dalam sebuah kelompok bertipe Gesellsschaft ini.

4. Kelompok Formal dan Informal

Kelompok formal adalah kelompok sosial yang terbentuk karena adanya sebuah wadah atau organisasi resmi yang didalamnya memiliki peraturan tertentu yang sengaja diciptakan berdasarkan kesepakatan anggota.

Sedangkan kelompok informal adalah kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan hubungan atau interkasi yang bersifat personal dan didalamnya tak memiliki aturan-aturan resmi sebagaimana yang terdapat pada kelompok formal.

Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Secara sederhana, kelompok sosial dalam masyarakat multikultural adalah sebagai berikut:

  • Kelompok menengah ke atas.
  • Kelompok menengah ke bawah.

Kelompok masyarakat menengah ke atas adalah kelompok masyarakat dengan status sosial paling tinggi. Boleh dibilang menempati derajat yang “mulia”. Sebaliknya, kelompok menengah ke bawah merupakan kelompok masyarakat dengan status sosial yang paling rendah.

Biasanya, kelompok masyarakat menengah ke atas akan membuat kelompok atau grup mereka sendiri. Dalam sebuah acara arisan, misalnya. Kelompok menengah ke atas akan menentukan “fee” yang tinggi untuk sekadar arisan, misalnya 1 juta rupiah per minggu. Nyatanya, kelompok masyarakat seperti itu memang ada.

Dari segi gaya hidup, tentu gaya hidup mereka sangat tinggi. Mulai dari makan, pakaian, gadget, barang mewah seperti mobil, dan lain-lain, mereka miliki karena "persyaratan" untuk menjadi kelompok masyarakat menengah ke atas memang seperti itu.

Sementara itu, kelompok masyarakat menengah ke bawah adalah sebaliknya. Mereka lebih suka bergaul dengan kelompoknya. Dalam mengadakan acara arisan pun, mereka tidak menentukan jumlah yang tinggi. Mungkin hanya sekitar 10 ribu rupiah sampai 100 ribu rupiah. Gaya hidup? Tentu tak sama dengan gaya hidup masyarakat menengah ke atas.

Jurang Pemisah Kelompok Sosial Masyarakat Multikultural

Adanya perbedaan tersebut kadang membuat jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Ibarat sebuah pertunjukan sandiwara, si miskin memerankan peran yang tak jauh-jauh dari pembantu atau pesuruh, sedangkan si kaya memerankan tokoh bos atau atasan. 

Interaksi antara kedua masyarakat berbeda lapis tersebut tak jarang menemui hambatan. Konflik kepentingan pun kerapkali terjadi di antara mereka. Yang di bawah ingin di atas, yang di atas tidak mau berbagi.

Kembali ke Fitrah

Sebenarnya, bila kita mau kembali ke fitrah bahwa “semua manusia diciptakan sama”, tak akan ada konflik antara kedua kelompok tersebut. 

Posisi di atas, di tengah, atau di bawah, bisa berubah sewaktu-waktu. Bila semua mau sadar dan belajar, tak akan ada yang namanya kecemburuan sosial. Hidup tidaklah statis.

Posting Komentar untuk " Pengertian dan Klasifikasi Kelompok Sosial dalam Masyarakat"