Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa itu Gegar Budaya?

credit:instagram@muslimah_timur_jauh

Apakah Anda suka berpetualang? Hidup dan membaur dengan masyarakat yang berbeda tradisi dan kebudayaan dengan Anda? Jika iya, maka Anda tentunya pernah mengalami suatu perasaan yang dikenal dengan gegar budaya (culture shock).

Kondisi ini lazim menghinggapi seseorang ketika dia hidup dalam waktu yang relatif lama di suatu tempat yang memiliki kebudayaan berbeda. 

Beberapa gejala yang terjadi ada yang bersifat sesaat. Tetapi, ada juga yang menetap dan berlangsung secara terus - menerus sehingga menimbulkan perasaan tidak menyenangkan. Hal ini tentunya dapat merusak kebahagiaan.

Gejala Gegar Budaya

Jika Anda merasa depresi, tertolak oleh lingkungan sekitar atau berbagai emosi negatif lainnya, hati-hati! Besar kemungkinan Anda sedang mengalami gejala akibat gegar budaya. 

Coba cermati beberapa gejala berikut ini. Apabila salah satu atau semua gejala ini Anda rasakan, segeralah bertindak untuk mengatasinya.

  • Ingin pulang ke tanah air (homesick).
  • Bosan dengan kehidupan yang monoton.
  • Menyendiri atau banyak beraktivitas di dunia maya (internet, email, chatting, game on-line).
  • Menangis tiba-tiba tanpa ada sebab yang jelas (sentimentil).
  • Makan banyak dari biasanya.
  • Tidur kurang atau sebaliknya, banyak tidur. 
  • Menjelek-jelekkan orang setempat dan membuat stereotype aneh tentang mereka tanpa didasari hal yang rasional. 
  • Menghindari kontak dengan orang-orang setempat.
  • Sering jengkel dan kesal tanpa alasan (moody).
  • Stres.
  • Lebih banyak berkumpul dengan orang-orang dari daerah asal. 

Cara Mengatasi Gegar Budaya

Gegar budaya adalah hal yang tidak bisa dihindari. Semakin berbeda budayanya, maka akan semakin parah efek yang ditimbulkan. 

Sebagai pemicu awal dari timbulnya stres, gegar budaya bersifat spesifik pada setiap orang. Untuk itu, cara mengatasinya pun berbeda-beda. Disesuaikan dengan karakteristik individu masing-masing.

Gegar budaya pada umumnya dapat diatasi atau dikelola dengan berusaha tidak terjebak dalam emosi-emosi negatif tersebut. Sibukkan diri dengan berbagai kegiatan sosial yang melibatkan orang banyak. Bisa juga dengan memiliki kenalan orang setempat.

Akan lebih baik lagi jika kenalan itu dapat menjadi sahabat. Tidak hanya sekedar teman. Dengan ikatan emosi yang kuat hasil dari persahabatan, terbukti manjur mengikis rasa terasing atau perasaan sendiri di “negeri orang”.

Gegar budaya juga bisa dikurangi jika Anda mau mempelajari lebih dalam tentang budaya setempat sebelumnya. Bahkan gegar budaya dapat hilang sama sekali jika Anda mulai mencintai budaya tersebut. 

Seperti pepatah yang menyebutkan “tak kenal maka tak sayang”, begitulah Anda harus bersikap. Kenali budaya setempat dan berusahalah untuk mencintainya.

Re-Enter Shock

Selain gegar budaya atau culture shock, ada lagi yang namanya re-enter shock. Ini merupakan kebalikan dari culture shock. 

Ciri-cirinya adalah seorang yang telah lama hidup di “negeri orang”, ketika dia kembali ke negeri asal, dia merasakan hal yang dialami oleh mereka yang hidup di negeri asing.

Seseorang yang mengalami re-enter shock menjadi tidak betah di negerinya sendiri. Malah timbul perasaan terasing. Yang diinginkan hanya pulang kembali ke “negeri orang” tempat ia telah lama menetap.

Demikianlah ulasan singkat tentang apa itu gegar budaya, semoga berguna dan bermanfaat untuk Anda.

Posting Komentar untuk " Apa itu Gegar Budaya?"