Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Komunikasi Lintas Budaya yang Lucu

komunikasi-lintas-budaya
credit:instagram@kuliahsilvi_09

Apa itu komunikasi? Komunikasi merupakan unsur yang sangat penting dalam masyarakat karena dengan komunikasi, masyarakat akan dapat saling berinteraksi dalam lingkungan sosialnya. Selain itu, komunikasi akan sangat dibutuhkan dalam pengembangan diri setiap individu. Di Indonesia, komunikasi yang dibutuhkan bukan sekadar komunikasi seadanya.

Percampuran budaya yang beragam terkadang menyebabkan komunikasi yang dilakukan ‘seperti biasa’ seharusnya ‘disempurnakan’ karena pertemuan-pertemuan budaya tersebut, komunikasi lintas budaya menjadi sangat penting untuk dikembangkan.

Komunikasi adalah sebuah keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, dan merupakan unsur yang sangat penting dalam terciptanya sebuah interaksi. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki ketergantungan dengan anggota-anggota masyarakat di lingkungannya, dimana komunikasi adalah hal yang akan mempersatukannya.

Komunikasi yang terbentuk dalam hubungan-hubungan sosial diantara mereka dapat berupa hubungan komunikasi verbal maupun nonverbal, yaitu bahasa tubuh atau yang sering dikenal dengan istilah isyarat. 

Inilah yang menjadi pembeda antara manusia dengan hewan, di mana manusia menyampaikan ide-idenya melalui komunikasi yang dapat diungkapkan dalam budaya tutur (bicara, tulisan, maupun syair), lengkap dengan kemampuan menyampaikan dengan bahasa tubuh (isyarat).

Sementara itu, hewan hanya memiliki kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol visual dan kadangkala verbal (berupa teriakan, lolongan, atau suara-suara khas) yang lebih tepat disebut isyarat. Terlihat perbedaannya, bukan?

Komunikasi berasal dari bahasa Latin dengan padanan kata communicare atau communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi juga diartikan dalam beberapa definisi yang disampaikan oleh tokoh-tokoh komunikasi, antara lain sebagai berikut:

Astrid menyampaikan bahwa komunikasi adalah sebuah kegiatan perpindahan simbol-simbol antaranggota masyarakat dengan makna/ arti yang telah diketahui dan disepakati oleh bersama.

Roben J. G. mendefinisikan komunikasi sebagai sebuah kegiatan atau perilaku yang didalamnya mengandung unsur-unsur pertukaran informasi dan pesan yang berasal dari ide-ide atau perasaan masing-masing individu.

Davis (1981) menyebutkan bahwa komunikasi merupakan alur pemindahan informasi, dan pemaknaan informasi tersebut dari individu yang satu ke individu yang lain.

Kemudian, W. Schramm menyampaikan bahwa komunikasi ialah usaha-usaha yang dilakukan oleh anggota-anggota dalam masyarakat untuk menyamakan persepsi, maupun makna-makna yang terdapat dalam ide.

Komunikasi akan dilakukan oleh semua individu dengan lawan komunikasinya dalam tujuannya masing-masing. Untuk itu, usaha-usaha komunikasi yang dilakukan oleh seorang individu akan berbeda dengan individu lain, tergantung dengan ide dan kesepakatannya masing-masing.

Untuk mencapai keberhasilan komunikasi, baik pelaku komunikasi maupun lawan komunikasinya harus memiliki kesepakatan bersama atas hal-hal yang disampaikan. Namun, bagaimana pun cara individu berkomunikasi dengan yang lainnya akan melalui proses-proses berikut.

Adanya pengirim pesan yang membawa materi-materi informasi atau ide yang tentunya akan disampaikan kepada lawan komunikasinya berupa ungkapan ekspresif baik dalam bentuk verbal, maupun nonverbal.

Selain pengirim pesan, salah satu unsur penting lainnya ialah penerima pesan, yaitu sebagai sasaran komunikasi yang dituju oleh pengirim pesan tersebut.

Komunikasi yang disampaikan berupa simbol atau isyarat yang dapat saling dimengerti oleh lawan komunikasinya dengan tujuan tertentu (sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan oleh komunikan), termasuk melalui kata-kata dan gerakan anggota badan.

Komunikasi yang baik pun dapat diperoleh dari media-media yang dapat digunakan sebagai perantara yang baik dalam komunikasi. Alat-alat tersebut berupa TV, radio, surat kabar, papan pengumuman, pesawat telepon, ponsel, serta sarana-sarana, seperti media internet.

Setelah pesan-pesan dalam informasi tersebut tersampaikan kepada sasaran komunikasinya maka komunikasi akan melalui proses abstraksi kode atau isyarat yang terdapat dalam pesan. Abstraksi tersebut bertujuan agar sasaran komunikasi dapat memahami maksud dari pesan tersebut secara pasti.

Lalu, ada proses penyampaian kembali oleh sasaran komunikasi yang kini perannya berubah menjadi pengirim pesan, sebagai balasan (feedback) dari proses penyampaian yang dilakukan sebelumnya. 

Balasan (feedback) ini merupakan alur komunikasi lanjutan sebagai reaksi atas pesan-pesan yang telah berhasil disampaikan oleh komunikan sebelumnya. Hal ini merupakan bagian yang tidak kalah penting dari proses penyampaian pesan yang sebelumnya.

Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pesan yang akan disampaikan sebelumnya telah berhasil. Hal ini pun memberikan respektasi baik antara komunikan untuk memberikan kesan kepercayaan dan untuk kepentingan memperjelas persepsi.

Dalam proses komunikasi juga seringkali ditemukan hambatan. Meskipun bukan merupakan bagian dari proses komunikasi, namun hambatan ini juga akan dapat mengganggu proses penyampaian pesan yang dilakukan dalam komunikasi.

Hambatan yang terjadi dalam suatu komunikasi akan membuat kelancaran komunikasi, begitupun dengan hasil penyampaian yang dapat berupa penyampaian yang tidak sempurna, atau kesalahpahaman dalam komunikasi.

Hal ini pula yang akan dibahas dalam wacana tentang komunikasi lintas budaya ini. Ya, hambatan memang kerap kali terjadi, penyebabnya antara lain adalah ketidakcocokkan budaya antarkomunikan yang berada dalam proses komunikasi tersebut.

Berbagai dampak dapat terjadi dari kesalahpahaman dalam komunikasi lintas budaya ini, dari komunikasi yang terkesan jenaka karena ketidakpahaman satu sama lain, hingga berujung konflik.

Komunikasi Lintas Budaya dalam Kekayaan Etnis di Indonesia

komunikasi-lintas-budaya
credit:instagram@dinie_wardani

Percampuran budaya di Indonesia bukan lagi berasal dari etnis-etnis yang terdapat di tanah air tercinta ini. Dibukanya jalur perdagangan ekonomi dan pariwisata global secara besar-besaran di awal tahun 2000 menyebabkan banyak pendatang yang berasal dari luar Indonesia bermukim di suatu tempat.

Mereka membawa kebudayaan dari daerah asalnya, serta turut mempengaruhi budaya yang sudah ada di Indonesia. Untuk itu, demi kepentingan integrasi,  diperlukan adanya komunikasi lintas budaya yang efektif.

Adapun komunikasi lintas budaya adalah komunikasi yang dilakukan antar anggota masyarakat, tetapi di antara para komunikannya memiliki perbedaan latar belakang kebudayaan. 

Dalam komunikasi, terdapat unsur-unsur kebudayaan lain, seperti bahasa, nilai, dan norma yang diajarkan pada masing-masing anggota masyarakat dalam setiap kebudayaan. Untuk itu, dalam komunikasi lintas budaya yang efektif, setiap komunikan harus saling memahami.

Namun, yang menjadi masalah adalah seringkali para komunikan yang melakukan komunikasi tersebut memiliki pemahaman yang terbatas sehingga komunikasi yang disampaikan tidak sempurna.

Apalagi jika berhubungan dengan ketidaksepakatan di bidang nilai dan norma. Mengapa demikian? Hal itu bersifat sangat mengikat pada masing-masing budaya. Komunikasi lintas budaya yang efektif dijalankan dengan tujuan-tujuan berikut.

Komunikasi lintas budaya yang efektif dilakukan untuk menghindari shock culture (gegar budaya) pada sebuah percampuran budaya.

Dalam konteks komunikasi lintas budaya ini, yang dimaksud dengan budaya ialah sebuah bentukan kehidupan sosial pada masyarakat tertentu yang diajarkan dari generasi ke generasi. Namun, untuk mencapai komunikasi yang efektif, budaya dapat dipelajari sebagai pengetahuan pengantar.

Budaya merupakan simbol-simbol yang bersifat dinamis, artinya dapat mengalami perubahan, disesuaikan dengan ruang dan waktu. Budaya merepresentasikan pola-pola perilaku dan pengalaman manusia dalam jumlah terbatas.

Bagaimanapun bentuknya, komunikasi akan berhubungan dengan perilaku yang dilakukan oleh masing-masing individu untuk mencapai kepuasan dalam usaha-usaha pemenuhan kebutuhan. 

Kemudian, komunikasi lintas budaya yang efektif dalam hal ini dilakukan untuk menghindari resiko-resiko fatal akibat kesalahan masing-masing komunikan dalam menginterpretasikan budaya lawan interaksinya.

Perbedaan ekspektasi budaya dalam pemikiran masing-masing komunikan akan menimbulkan perasaan tidak nyaman satu sama lain, bahkan secara ekstrim akan memunculkan paham-paham etnosentris yang fatal, hingga berujung konflik.

Komunikasi lintas budaya yang efektif dalam kebudayaan Indonesia tentunya sebagai langkah untuk meminimalisir permasalahan yang seringkali muncul akibat kesalahpahaman dalam hubungan antarbudaya. Pelajarilah keragaman budaya yang ada di lingkungan agar Anda mampu membangun komunikasi yang efektif.

Komunikasi Lintas Budaya yang Lucu

Beragam keunikan sangat mungkin terjadi dalam keberlangsungan pola komunikasi, termasuk dalam komunikasi lintas budaya ini. Salah satu contoh komunikasi tersebut akan saya sampaikan melalui sebuah cerita yang sebelumnya telah diceritakan oleh Deddy Mulyana dalam bukunya Komunikasi Jenaka (2006).

Ayo Main Ke Lamin Saya

Dua orang pemuda dari Jawa datang ke Kalimantan untuk mengunjungi teman lamanya, sesampainya di Tenggarong, Kalimantan Timur, mereka berkenalan dengan seorang wanita Dayak. 

Setelah ngobrol ngalor ngidul, wanita itu berkata,”Ayo main ke lamin saya!”. Dengan perasaan tidak karuan, kedua pemuda itu mengikuti sang wanita.

Setelah sampai di tempat tujuan, wanita itu berkata,”Ini lamin saya.” Ternyata yang dimaksud wanita itu adalah rumahnya. Kedua pemuda itu pun tersenyum malu karena sudah berpikir yang tidak-tidak. Dalam bahasa Dayak, lamin memang berarti rumah.

Posting Komentar untuk " Komunikasi Lintas Budaya yang Lucu"