Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aryo Penangsang: Kisah Misteri Penguasa Jipang yang Menghebohkan

 

Aryo Penangsang: Kisah Misteri Penguasa Jipang yang Menghebohkan

Kali ini, kita akan membahas kisah menarik seputar Aryo Penangsang, penguasa Jipang yang terkenal di Jawa Tengah. Namun, ada banyak versi cerita yang berbeda-beda. Apakah Aryo Penangsang benar-benar tewas dibunuh oleh utusan Sultan Hadiwijaya alias Joko Tingkir? Atau mungkin ia meninggal secara wajar di usia 99 tahun di Palembang? Yuk, mari kita simak ulasannya berikut ini.

Kisah Penguasa Jipang yang Misterius

Aryo Penangsang merupakan cucu pendiri Kerajaan Demak, Bintoro Raden Patah. Ia adalah putra Pangeran Surowiyoto atau yang sering disebut juga Pangeran Sekar Seda Lepen. Setelah kematian Raden Patah pada tahun 1518, tahta Kerajaan Demak diberikan kepada putra tertuanya, Pati Unus. Namun, Pati Unus gugur saat menyerbu Portugis di Malaka pada tahun 1521. Di sinilah dimulai konflik di Kerajaan Demak antara dua adik Pati Unus, yaitu Sultan Trenggono dan Pangeran Surowiyoto.

Putra Sultan Trenggono, Sunan Prawoto, membunuh Pangeran Surowiyoto, yang juga merupakan ayah dari Aryo Penangsang. Sultan Trenggono kemudian menjadi Raja Demak dan tewas dalam ekspedisi ke panarukan pada tahun 1546. Tahta kemudian diteruskan oleh putranya, Sunan Prawoto.

Setelah Sunan Prawoto berkuasa, Aryo Penangsang memutuskan untuk membalas kematian ayahnya. Pada tahun 1549, ia mengirim utusannya bernama Rungkut untuk membunuh Sunan Prawoto, dan misi tersebut berhasil. 

Tidak hanya itu, Aryo Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiwijaya, suami Ratu Kalinyamat yang merupakan adik Sunan Prawoto. Ia bahkan mengirim utusan untuk membunuh Adipati Pajang, Joko Tingkir alias Sultan Hadiwijaya, yang juga merupakan menantu Sultan Trenggono, namun usahanya gagal.

Konflik dan Tragedi di Palembang

Tindakan Aryo Penangsang memicu reaksi cepat dari Ratu Kalinyamat. Ratu Kalinyamat meminta adik iparnya, Joko Tingkir, untuk membunuh Aryo Penangsang. Sebagai imbalan nya, ia berjanji akan memberikan Kerajaan Demak kepada Joko Tingkir jika berhasil. Permintaan tersebut pun dipenuhi oleh Joko Tingkir. Ia menyuruh Ki Romawi, Ki Ageng Pamanahan, dan putranya, Sutawijaya, serta Juru Martani untuk melaksanakan misi membunuh Aryo Penangsang.

Singkatnya, Aryo Penangsang berhasil jebak dalam siasat Ki Ageng Pemanahan dan kawan-kawan di Bengawan Sore. Dalam keadaan emosional, Aryo Penangsang tewas tertusuk tombak oleh Kyai Plered yang dibawa oleh Sutowijoyo. Sebelumnya, adik Aryo Penangsang, Ario Mataram, diminta untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dengan mengungsi ke Palembang. Ia pun melaksanakan perintah Aryo Penangsang.

Jejak Langkah Aryo Penangsang di Palembang

Palembang menjadi tempat persembunyian terakhir Aryo Penangsang dan keluarganya. Tidaklah mengherankan jika ia memilih Palembang sebagai tempat berlindung, karena kota tersebut merupakan tanah leluhur Aryo Penangsang dan trah raja-raja Demak. 

Raden Patah, sang pendiri Kerajaan Demak, adalah putra Brawijaya 5 dari istri Siu Banci. Namun, permaisuri Brawijaya 5, Putri Dorowati, selalu cemburu terhadap Si Uban saat Siu Banci hamil. Atas perintah Brawijaya 5, Raden Patah dikirim ke Palembang dan diserahkan kepada Adipati di sana, yaitu Aryo Damar.

Setelah Aryo Penangsang meninggalkan Jipang, ia pun menjalani perjalanan hijrah menuju Palembang bersama keluarganya. Menurut cerita lisan masyarakat Ogan Ilir, perjalanan ini dimulai dari Kadipaten Jipang, lalu singgah di Kerajaan Banten, dan melanjutkan perjalanan ke Skala Berat, sebuah daerah di Lampung. Setelah itu, perjalanan Aryo Penangsang dilanjutkan ke Desa Tanjung Kemala, sebuah kerajaan apung di Lampung.

Aryo Penangsang dan keluarganya menetap di Desa Tanjung Kemala sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Ogan Komering Ulu. Mereka menetap cukup lama di sana. Aryo Penangsang bahkan menanam 40 pohon kelapa dan meninggalkan batu lesung serta membangun perkampungan yang dikenal dengan sebutan Gunung Batu. Setelah cukup lama di Desa Gunung Batu, Aryo Penangsang pindah ke Desa Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, sebagai tempat tinggal terakhirnya.

Kisah Menarik dari Perspektif Palembang

Menurut versi kisah dari Palembang, Aryo Penangsang tidak pernah dibunuh oleh utusan Joko Tingkir seperti yang dikisahkan di Jawa. Ia selamat dan memilih untuk pindah ke Palembang, meninggalkan segala kekuasaan dan ambisi politik di Jawa. 

Aryo Penangsang menjalani kehidupan barunya sebagai seorang pendakwah di Desa Indralaya, Palembang. Ia mengubah namanya menjadi Putu Indra atau Sariman Raden Kuning. Bahkan, ia dianggap sebagai buyut leluhur masyarakat Desa Indralaya.

Berdasarkan cerita yang turun-temurun di kalangan masyarakat Ogan Ilir, perjalanan hijrah Aryo Penangsang dimulai dari Kadipaten Jipang, singgah di Kerajaan Banten, dan melanjutkan perjalanan ke Skala Berat di Lampung. 

Kemudian, mereka menetap sejenak di Desa Tanjung Kemala sebelum melanjutkan perjalanan ke Ogan Komering Ulu. Di Desa Gunung Batu, Aryo Penangsang menetap cukup lama sebelum akhirnya menetap di Desa Indralaya, tempat ia tutup usia pada tahun 1611 dalam usia 99 tahun.

Misteri dalam Kisah Aryo Penangsang

Sejarah selalu menyimpan misteri, teman-teman. Terdapat dua kisah yang bertentangan tentang Aryo Penangsang, baik dari versi Jawa maupun versi Palembang. Sayangnya, catatan-catatan sejarah yang bisa memverifikasi kisah tersebut tidak banyak tersedia. 

Utusan Portugis pada masa itu, seperti Diogo do Couto, Manuel Pinto, dan Tomé Pires, tidak membuat catatan atau kesaksian tentang periode Aryo Penangsang. Oleh karena itu, kisah Aryo Penangsang lebih banyak bergantung pada cerita dalam babad, serat, dan tradisi tutur di Jawa, serta cerita turun-temurun dari masyarakat Palembang.

Entah versi mana yang lebih benar antara versi Palembang dan Jawa. Apakah Aryo Penangsang tewas oleh utusan Joko Tingkir pada tahun 1549, seperti yang dikisahkan di Jawa selama ini? Atau justru ia selamat dan pindah ke Palembang, hidup di sana hingga berumur 99 tahun, dan baru wafat pada tahun 1611? Misteri ini tetap menjadi tanda tanya yang menarik untuk diselidiki lebih lanjut.

Nah, demikianlah kisah misteri Aryo Penangsang, penguasa Jipang yang menghebohkan. Meskipun terdapat beberapa versi cerita yang berbeda, kisah ini tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Nusantara. 

Posting Komentar untuk "Aryo Penangsang: Kisah Misteri Penguasa Jipang yang Menghebohkan"