Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Dan Ragam Batik Indonesia Berdasarkan Asal Daerahnya



Sejarah Dan Ragam Batik Indonesia Berdasarkan Asal Daerahnya

Batik merupakan salah satu budaya yang sudah sejak dahulu kala berkembang di Indonesia. Kata batik sendiri memiliki banyak pengertian. 

Menurut pendapat dari Hamzuri dalam bukunya yang berjudul "Batik Klasik", batik adalah sebuah cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. 

Zat perintang yang sering digunakan adalah lilin atau malam. Kain yang sudah digambar dengan menggunakan lilin atau malam tersebut kemudian diberi warna dengan cara di celup ke pewarna yang sudah disediakan. 

Kemudian lilin atau malam tersebut dihilangkan dengan cara merebus kain tersebut. Dan sebagai hasilnya maka tercipta sehelai kain yang disebut batik dengan motif - motif khusus.

Menurut etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, ykni kata ”tik” yang berarti titik atau matik yang kemudian berkembang menjadi istilah ”batik”. Selain itu batik juga mengandung pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau meneteskan malam pada kain mori. 

Menurut pendapat KRT.DR. HC. Kalinggo Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan mengatakan, para penulis terdahulu menggunakan istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” yang seharusnya adalah ”Bathik”. 

Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah. Kalinggo Honggopuro sendiri adalah pencetus dari batik kalinggo yang masih tetap eksis sampai sekarang.

Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik lebih identik jika dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodan. 

Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman yakni mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama canting dan cap.

Sejarah Perkembangan Batik

Batik telah mulai dikenal sejak Zaman Kerajaan Majapahit dan pada masa penyebaran agama Islam di Indonesia.  Batik pada mulanya hanya dibuat secara terbatas dan hanya boleh dipakai oleh kalangan keraton saja.  

Jadi, batik pada saat itu hanya boleh dikenakan oleh para raja dan keluarga serta pengikutnya. Kemudian oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. 

Perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Zaman Kerajaan Majapahit

Daerah Mojokerto merupakan pusat dari kerajaan Majapahit dimana batik telah mulai dikenal pada saat itu. Tulung Agung yang merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. 

Pada saat itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dan dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit sehingga kemudian diserang oleh kerajaan Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung kemudian berhasil dikuasai oleh Majapahit. 

Kemudian banyak anggita pasukan Majapahit yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik tersebut. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. 

Hal ini terjadi karena pada waktu terjadi peperangan antara tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. 

Oleh karena itu, maka ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.

Zaman Penyebaran Islam

Adalah Batoro Katong yang merupakan seorang Pangeran keturunan kerajaan Majapahit yang membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang dipimpin oleh seorang kyai yang bernama Kyai Hasan Basri. 

Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya dibawa keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik santrinya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. 

Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan hingga ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.

Jenis Batik Indonesia sangat bervariasi dan sangat tergantung berasal dari berbagai daerah mana batik tersebut. Batik memang sangat identik dengan Kota Solo, Yogyakarta dan juga Pekalongan, akan tetapi saat ini sudah dikenal batik yang berasal dari daerah lainnya. 

Dewasa ini dikenal pula batik yang berasal dari luar Pulau Jawa, seperti misalnya Batik Bali dan Minangkabau, bahkan ada pula Batik dari luar Indonesia seperti Batik Jepang dan Belanda. 

Berikut ini adalah jenis Batik Indonesia berdasarkan daerah asalnya antara lain :

1. Batik Solo

Batik Solo
image via instagram@_widyaayu

Kota Solo merupakan daerah yang dikenal secara luas dengan hasil kerajinannya, salah satunya adalah kain batik. Batik Solo sudah dikenal masyarakat Indonesia bahkan hingga sampai ke mancanegara. 

Batik Solo memiliki lima motif yang paling populer, yakni  motif sido asih, motif ratu ratih, motif parang kusuma, motif bokor kencana, dan motif sekar jagad. Daerah yang menjadi sentral  pengrajin batik di Kota Solo berada di kampung Laweyan.

2. Batik Yogya

Batik Yogya
image via instagram@soganbatikjogja

Kota Yogyakarta juga dikenal dengan hasil kerajinan batiknya. Dahulu batik ini hanya digunakan oleh kalangan tertentu saja di Yogyakarta, yakni keluarga keraton dan para abdi dalemnya, akan tetapi sekarang ini siapa saja bisa menggunakan Batik Yogya. 

Ada lima jenis motif Batik Yogya yang paling populer yakni motif kawung, motif parang kusumo, motif truntum, motif tambal, dan motif pamiluto.

3. Batik Pekalongan

Batik Pekalongan

Selain Kota Solo dan Yogya, Kota Pekalongan juga sangat terkenal dengan hasil kerajinan Batik Pekalongannya. Batik Pekalongan ini  merupakan batik dari daerah pesisir yang kaya akan warna, bahkan dalam satu Batik Pekalongan kadang terdapat kombinasi sekitar 10 warna sehingga terkesan sangat  atraktif dan dinamis.

4. Batik Madura

Batik Madura
image via instagram@yudhatw

Mungkin diantara Anda belum mengetahui kalau Madura juga terkenal dengan kerajinan batiknya yang bercita rasa dan bernilai tinggi. Selama ini kita mengenal pulau Madura dengan tradisi Karapan Sapi dan pembuatan garamnya saja. Batik Madura memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan batik kebanyakan, sehingga tampak lebih berani dan tegas.

5. Batik Cirebon

Batik Cirebon
image via instagram@batikcirebon_aira

Batik Cirebon disebut juga dengan nama Batik Megamendung merupakan karya seni batik yang berasal dari daerah Cirebon, Jawa Barat. Batik ini unik sekali dan berbeda dengan batik pada umumnya, oleh karena itu Pemerintah  kemudian berusaha agar Batik Cirebon mendapatkan pengakuan sebagai salah satu World Heritage dari Indonesia dengan mendaftarkannya ke lembaga PPB, yaitu UNESCO.

6. Batik Jakarta

Batik Betawi
image via instagram@auliiaaaf

Batik Jakarta merupakan batik asli suku Betawi. Memang saat ini eksistensi batik betawi ini sudah jarang kita temui, akan tetapi dulu batik betawi ini pernah jadi idola dikalangan masyarakat ibukota. Saat ini, pamor Batik Betawi kalah jauh dengan Batik Solo dan Pekalongan.

7. Batik Bali

Batik Bali
image via instagram@capbali

Ternyata pulau Bali juga mempunya kerajinan batik. Batik Bali terlihat sangat indah karena terinspirasi oleh pesona keindahan alam Pulau Dewata tersebut.

8. Batik Tasik

Batik Tasik
image via instagram@rizkibatiktasikmalaya

Selain Kota Cirebon, kota lain di Jawa Barat juga memiliki daerah sentra produksi batik lainnya, adalah Kota Tasikmalaya. Batik tersebut dikenal dengan nama Batik Tasik, yang memiliki daya tarik tersendiri dan cukup digemari dikalangan masyarakat. Ciri khas dari Batik Tasik adalah warna-warnanya yang cerah dengan gambar flora-fauna yang ada disekitar Tasikmalaya seperti burung, bunga, dan lain-lain.

9. Batik Banten

Batik Banten
image via instagram@lisbon_alfian

Provinsi Banten juga memiliki kerajinan batik yang sudah dikenal masyarakat luas, khususnya dikalangan masyarakat Banten, yakni Batik Banten. Batik Banten merupakan salah satu batik terbaik didunia dan telah mendapatakan pengakuan dari dunia internasional. 

Salah satu keunikan Batik Banten yang tidak dijumpai pada batik-batik dari daerah lainnya adalah Batik Banten ini di kenal sebagai media yang menceritakan sejarah.

10. Batik Minangkabau

Batik Minangkabau
image via instagram@batiktanahliek_original

Pulau Sumatera juga memiliki kerajinan batik tersendiri yakni Batik Minangkabau yang berasal dari Padang, Sumatera Barat. Batik Minangkabau disebut juga Batik Tanah Liek atau dalam bahasa Indonesia Batik Tanah liat, karena salah satu pewarna dalam batik tersebut adalah tanah liat. Batik ini sangat indah sekali namun sayangnya akan sulit untuk kita temui sekarang ini.

Selain dari daerah - daerah di atas masih banyak daerah lainnya yang juga memiliki kerajinan Batik  seperti Batik Malang, Batik Aceh, Batik Jombang, Batik Pekalongan, Batik Tulungagung, Batik Kediri, Batik Kudus, Batik Jepara, Batik Brebes, dan batik-batik lainnya yang tetap eksis hingga sekarang ini.

Itulah uraian tentang Sejarah Dan Ragam Batik Indonesia Berdasarkan Asal Daerahnya. Semoga bisa menambah wawasan pengetahuan Anda semua.

Posting Komentar untuk "Sejarah Dan Ragam Batik Indonesia Berdasarkan Asal Daerahnya"