Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Panjang Kerajaan Sunda Kuno

Kisah Panjang Kerajaan Sunda Kuno
credit:instagram@kandank_buku

Tahukah Anda sejarah kerajaan Sunda Kuno? Pelajari sejarah, apa lagi sejarah kerajaan yang ada beberapa ratus sampai beberapa ribu tahun kemarin, memang lumayan merepotkan. Apa lagi jika tidak terdapat bukti tercatat atau bukti riil yang memperlihatkan dengan cara tepat jalannya sejarah yang berjalan di saat itu. 

Berlainan dengan sekarang ini, ada banyak langkah untuk tuliskan jalannya sejarah, karena itu jaman dulu hal itu jarang-jarang dilaksanakan. Contoh riil adalah kerajaan Sunda Kuno yang mempunyai beberapa versi cerita.

Asal Muasal Kerajaan Sunda Kuno

Ada yang menjelaskan jika asal mula mulai berdirinya sebuah kerajaan di Sunda adalah dari hadirnya kelompok-kelompok migrasi beberapa orang yang aslinya dari Negeri Yawana, satu negeri di wilayah benua India. 

Mereka tiba ke Nusantara secara bergelombang sekitaran tahun 6000 SM. Alasannya belum diketahui tentu, tetapi diprediksi karena manusia memang mempunyai jiwa bertualang dan mencari daerah baru yang lebih bagus sebagai tempat menetap.

Tapi, sejak dari tahun kehadiran bangsa itu sampai ke tahun 100 M, tidak ada kisah tercatat yang mengatakan jika di wilayah Sunda sudah berdiri sebuah kerajaan. Sampai kehadiran sebuah kelompok ekspedisi yang dari Pallawan, India di tahun 130 M. 

Kelompok tersebut dipimpin oleh seseorang yang bernam Dewawarman dan turun di wilayah Sunda menjumpai penghulu daerah namanya Accu Tirem Mulia Mulya. Diprediksi lokasi daerah tempat warga Sunda ada itu di daerah sekitaran Pandeglang sekarang.

Dewawarman minta kontribusi logistik bekal untuk meneruskan perjalanannya, tetapi Accu Tirem minta kontribusi Dewawarman untuk menangani barisan membajak laut di wilayah Selat Sunda. Dewawarman juga ingin membantu dan mereka sukses menumpas kelompok bajak laut itu.

Hubungan saling tolong menolong itu mengakibatkan Accu Tirem pada akhirnya menawarkan putrinya Pwahaci Larasati untuk dipinang Dewawarman. Pada akhirannya, kelompok Dewawarman tidak lagi melanjutkan perjalannya dan tinggal di wilayah itu.

Kerajaan Salakanagara

Dewawarman selanjutnya membuat sebuah pemerintahan kerajaan di daerah itu setelah Accu Tirem mangkat. Tahunnya adalah 130 M. Artinya Salakanagara adalah Negeri Perak, yang dapat memiliki arti waktu itu mulai ditemukan langkah mendapat dan membuat beragam bahan perak di situ.

Kehadiran kerajaan-kerajaan di daerah Nusantara untuk seterusnya memang tidak bisa dilepaskan dampaknya dari hadirnya beberapa orang dari kerajaan Palawa (India). Sementara di Nusantara sendiri tidak dikenali adakah kerajaan asli Nusantara yang berdiri saat sebelum mereka tiba.

Pada periode pemerintah Dewawarman dan dinastinya, keturunan India kental sekali kelihatan memimpin tahta di kerajaan Sunda Kuno itu. Beberapa turunan murni India jadi ahli waris tahta karena mekanisme kerajaan memang di turunkan lewat garis turunan. 

Tersebut Raja Dewawarman III yang mempunyai ayah India dan ibu India, tidak seperti kakeknya Dewawarman I yang beristri pribumi.

Waktu itu, raja wanita atau ratu juga sudah ada sebagai pimpinan sebuah kerajaan. Misalkan Mahisa Suramardini Warmandewi, istri dari Dewawarman V. Maka, kekuasaan tidak semua dikuasai oleh raja pria, dan wanita sudah dikasih peluang jadi pimpinan. Keturunan kepimpinan Dewawarman di kerajaan Salakanagara berjalan sampai zaman Dewawarman ke IX.

Kerajaan Tarumanegara

prasasti-kerajaan-tarumanegara
credit:instagram@ruberdotid

Pada periode Dewawarman VIII, sebuah kerajaan di India namanya Calakayana kalah oleh kerajaan Magada. Warga Calakayana pindah atau evakuasi besar dengan memakai kapal laut ke daerah Salakanagara. Mereka dipegang Maharesi Calakayana namanya Jayasingawarman.

Maharesi ini lalu menikah dengan anak wanita Dewawarman VIII. Mereka berada tinggal di pinggir sungai Citarum bersama dengan pengungsi dari negeri Calakayana, yang lalu wilayahnya dinamakan Tarumadesya (dusun Taruma).

Perubahan dusun Taruma cepat sekali dalam sisi jumlah warga dan perubahan daerah. Sampai di masa datang, kelihatan kerajaan Salakanagara kalah besar dan berwibawa dibandingkan Tarumadesya yang sudah berganti nama menjadi Tarumanagara (negara Taruma). Salakanagara pada akhirnya menjadi sisi dari negara baru itu, tanpa adanya kisah peperangan antarkedua kerajaan.

Puncak periode keemasan kerajaan Tarumanagara adalah pada periode kepimpinan Purnawarman. Dia membuat suatu ibu-kota kerajaan baru yang namanya Sundapura. Itu adalah pertama kalinya nama Sunda (bersih, bercahaya, suci) dipakai. 

Daerah Tarumanagara mengepalai 47 kerajaan kecil sampai ke wilayah Purbalingga Jawa tengah. Ibu-kota itu diprediksi ada di wilayah di antara Bekasi dan Bogor sekarang ini. Menurut kisah, Tarumanagara sempat dipegang oleh 12 orang raja.

Penurunan terjadi pada periode Linggawarman, yang membuat Tarusbawa, menantu Linggawarman, mengganti nama kerajaan tarumanagara jadi Kerajaan Sunda.

Kerajaan Kendan

Periode kerajaan Salakanagara membuat mekanisme kerajaan menjadi trend yang banyak diikuti oleh pemerintahan masyarakat di beberapa daerah sekitaran. Mereka membuat kerajaan kecil yang berafiliasi ke Salakanagara. 

Saat Tarumanagara tercipta, terdaftar ada 47 kerajaan kecil disekitaran daerah kekuasaannya, satu diantaranya namanya Kerajaan Kendan. Kerajaan Kendan dipegang oleh Manikmaya (536-568 M), seorang brahmana dari warga pengungsi Calakayana yang menikah dengan putri raja Suryawarman 7.

Kerajaan Medang Jati

Ada di bawah kekuasaan Tarumanagara, kerajaan Medang Jati dipimpin oleh Kandiawan. Kandiawan ialah putra dari Manikmaya. Saat Manikmaya mangkat, kerajaan Kendan diturunkan kepadanya hingga dia menjadi raja dari 2 daerah. 

Sayang, Kandiawan tidak tertarik jadi raja dan cenderung memilih menjadi pertapa. Dia mewariskan kerajaannya pada putra bungsunya Wretikandayun. Wretikandayun lalu membangun kerajaan baru yang bernama kerajaan Galuh. Kerajaan ini berkembang cepat hingga menyamai besarnya kerajaan Tarumanagara.

Kerajaan Sunda Galuh

Wretikandayun memerintah kerajaan Galuh sampai umur 110 tahun dan sanggup membawa kerajaan ini pada masa keemasan. Tetapi, dia masih ada di bawah kekuasaan kerajaan Tarumanagara. Dia bahkan juga menyaksikan berlangsungnya penggantian kekuasaan 6 raja Tarumanagara sampai periode kemerosotan kerajaan induk itu.

Saat Tarus mengganti nama kerajaan Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda, karena itu waktu itu juga digunakan oleh Wretikandayun untuk melepas kerajaan Galuh dari kekuasaan Tarumanagara. Tidak ada peperangan yang memberi warna pembelahan atau maklumat pelepasan diri itu. Semua jalan damai, dan hubungan kedua negara besar itu tetap rukun.

Kerajaan Sunda dan Galuh berusia panjang sampai terdaftar sepanjang nyaris 1000 tahun. Sepanjang itu tidak berarti keduanya selalu rukun berbahagia, tetapi ada banyak periode pertentangan dan perseteruan. 

Daerah kedua kerajaan dipisahkan oleh sungai Citarum. Kejadian perang saudara dan persaingan perebutan kekuasaan dan kasus sex sempat memberi warna liku-liku kehadiran kedua kerajaan itu.

Periode Damai Sunda Galuh

Kerajaan Sunda dan Galuh terdaftar alami peperangan saudara sepanjang nyaris 4 angkatan. Tetapi zaman damai pada akhirnya terjadi saat kerajaan Galuh dipegang oleh Ciung Wanara (Manarah) tahun 739-783, dan kerajaan Sunda dipegang Rakeyan Banga.

Perang Bubat

Perang Bubat terjadi pada 1357 M, saat Kerajaan Sunda Galuh dalam periode kejayaan. Kerajaan Majapahit yang dipegang oleh Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada gemar melakukan perluasan kekuasaan, tetapi belum juga sanggup mengalahkan kerajaan Sunda. Hayam Wuruk juga punya niat memperistri Dyah Pitaloka yang disebut putri di kerajaan Sunda.

Salah paham dan rekayasa membuat pecah perang tidak imbang di antara Gajah Mada dan kelompok dari kerajaan Sunda dan si putri Dyah Pitaloka. Diikuti oleh kekalahan kelompok kerajaan Sunda dan si putri yang bunuh diri.

Itu sejarah Kerajaan Sunda Kuno. Mudah-mudahan bermanfaat dan berguna!

Posting Komentar untuk " Kisah Panjang Kerajaan Sunda Kuno"