Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengintip Aneka Ragam Budaya Indonesia

Mengintip Aneka Ragam Budaya Indonesia
credit:instagram@ar_rahmah

Seperti apa aneka ragam budaya Indonesia? Indonesia tergolong negara paling kaya dalam hal kebudayaan. Mengupas aneka ragam budaya Indonesia kiranya tak akan cukup dalam satu buku. Sebab, ditilik dari luas geografisnya saja, Indonesia termasuk negara terbesar ke-15 di dunia dengan populasi sekitar 273 juta jiwa. 

Dari Sabang sampai Merauke membentang belasan ribu pulau, baik yang besar maupun kecil. Bahkan, sedikitnya ada sekitar 6 ribu pulau yang tak berpenghuni. Dengan luas daratan hampir 2 juta km dan luas perairan lebih dari 3 juta km, Indonesia tentu memiliki bermacam kebudayaan.

UNESCO pun menetapkan 11 situs budaya Indonesia sebagai warisan budaya dunia, di antaranya batik, wayang, keris, angklung, serta situs manusia purba Sangiran. Dengan bermacam suku, ras, dan agama yang ada di Indonesia, tentu saja menciptakan kebudayaan yang berbeda.

Kebudayaan bisa diinterpretasikan sebagai salah satu manifes atau aset berharga dalam kehidupan bangsa. Di beberapa literatur kebudayaan Indonesia, secara sederhana, budaya juga bisa diartikan sebagai hasil karya manusia berupa rasa, cipta dan karsa. 

Di dalamnya ada unsur-unsur yang melingkupinya. Unsur kebudayaan tersebut terlihat jelas dalam sistem organisasi, sistem pengetahuan, agama, bahasa, kesenian, sistem peralatan, teknologi, dan sistem mata pencaharian. Setiap daerah memiliki corak budaya berbeda.

Aneka ragam kebudayaan Indonesia melingkupi bangunan, tarian, pakaian, senjata khas daerah, model transportasi, upacara adat, sampai boga. Ini menjadi kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. 

Kekayaan yang harganya tak ternilai. Kebudayaan yang ada selama ini bergantung pada cara hidup, asal, dan sudut pandang masyarakatnya. Budaya itu ada sejak zaman nenek moyang hingga saat ini dan cenderung menjadi ciri khas suatu daerah.

Budaya Indonesia cenderung dipengaruhi tiga hal mendasar, yakni sisi sosial, kesenian, dan teknologi. Perubahan budaya bisa saja terjadi. Artinya, budaya itu bersifat dinamis, tidak statis. Budaya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

Struktur kependudukan di suatu daerah. Setiap daerah kerap mengalami fluktuasi pertumbuhan dan pengurangan penduduknya. Ini akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan mati layunya suatu budaya tertentu.

Adanya inovasi dan kemajuan zaman. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan akan tercipta alat-alat canggih yang bisa menghasilkan atau menemukan hal baru dan berkaitan dengan perubahan budaya.

Minat generasi terkini. Besar kecilnya minat suatu generasi terhadap budaya ikut mempengaruhi perubahan budaya. Lihat saja, generasi terkini terutama di kota-kota besar mulai melupakan atau meninggalkan budaya nenek moyang. Mereka lebih memilih budaya Barat yang banyak bertolak belakang dengan budaya ketimuran.

Budaya sebagai Identitas Nasional

Lantaran banyak budaya yang dimiliki bangsa ini, secara legalitas formal, macam-macam kebudayaan itu diakui sebagai identitas nasional dan disederhanakan dengan istilah Kebudayaan Nasional. Ini tercatat dalam TAP MPR II/1998. 

Penjabarannya, kebudayaan nasional berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya, dan karsa bangsa Indonesia merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia guna mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa. 

Diarahkan untuk memberi wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Selain sebagai identitas nasional, kebudayaan nasional turut membawa nama harum bangsa. Buktinya, ada sejumlah budaya Indonesia yang diakui dunia.

Mengenal Keragaman Budaya Kita

Bermacam kehidupan sosial akan menciptakan budaya yang berbeda. Ini mempengaruhi bertambahnya aneka budaya Indonesia. Bahkan, aspek kesenian daerah turut memberi andil dalam mengkayakan budaya. Sebabnya, kesenian selalu berkaitan erat dengan budaya. 

Bangsa ini memiliki banyak kebudayaan yang menarik. Selain menjadi kekayaan bangsa, budaya bisa pula dioptimalkan sebagai satu alat pemersatu bangsa, pengenalan jati diri bangsa, dan hiburan masyarakat. Apa saja budaya yang ada?

1. Rumah atau Bangunan (Arsitektur)

kampung-bena-bajawa-flores
credit:instagram@irawatisutanto

Jika berjalan-jalan ke sejumlah kota di Indonesia, kita akan menemui bangunan-bangunan unik, mulai dari rumah adat, rumah singgah sampai tempat ibadah. Rumah-rumah adat di Padang, Sumatera Barat (rumah gadang) pasti berbeda dengan rumah adat di Papua (rumah honai). 

Lihat juga perbedaan antara rumah adat di Bangka Belitung (rumah rakit), Aceh (rumah krong bade), dan sebagainya.

Bahkan, meski sama-sama terletak di Kalimantan, misalnya, tetap saja antara satu daerah dengan daerah lainnya juga berbeda. Seperti Kalimantan Timur memiliki rumah lamin, Kalimantan Barat (rumah panjang), Kalimantan Selatan (rumah banjar), Kalteng (rumah betang), dan Kalut (rumah baloy). Miniatur rumah adat yang ada di Indonesia bisa dijumpai di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Beragam bentuk dan nama rumah di setiap daerah melambangkan betapa banyaknya budaya rumah adat di Indonesia. Keragaman itu dipengaruhi budaya sosial, letak geografis, dan kepercayaan suatu daerah.

2. Alat Transportasi

bajay

Di sejumlah daerah juga memiliki alat transportasi yang melambangkan sebuah identitas budaya di daerah itu. Misalnya, di Jawa ada delman yang ditarik dengan kuda. 

Di Jabodetabek, dulu, banyak becak yang mengandalkan tenaga manusia. Kalimantan memiliki tongkang dan tersebar di Sungai Mahakam. Siti di Padang, angkot roda tiga, hampir serupa dengan bemo dan bajaj di Jakarta.

3. Boga atau Makanan

rawon-jawa-timur
credit:instagram@darwistriadischool

Makanan dan masakan, terutama makanan pokok suatu daerah, merupakan potret kekayaan budaya di Indonesia. 

Contohnya, masyarakat Jawa dan wilayah Indonesia barat lebih senang memilih nasi menjadi makanan pokoknya. Sementara di wilayah Indonesia timur, cenderung memilih makanan pokok berupa sagu, jagung, dan selain nasi.

Selain makanan pokok, di setiap daerah juga memiliki ciri khas makanan utama yang melambangkan daerah itu. 

Sebut saja seperti kerak telor dan nasi uduk (Jakarta), nasi ala warteg (Tegal), nasi kucing (Jogja), nasi Padang (Sumbar). Bahkan, rendang yang terkenal sebagai ciri khas masakan Padang, dengan bumbu khasnya, telah dinobatkan menjadi salah satu makanan terlezat di dunia.

4. Senjata

keris-jawa-tengah
credit:instagram@tosanajipusaka

Senjata khas di setiap daerah ikut memberi andil dalam memperkaya budaya kita. Seperti rencong dari Aceh, di Kalimantan ada mandau, Betawi punya senjata golok, clurit khas Madura, Jawa terkenal dengan keris, dan sebagainya. 

Senjata ini berfungsi sebagai alat membela diri dan digolongkan sebagai budaya daerah tertentu. Bahkan, seiring zaman, senjata khas masing-masing daerah kini juga difungsikan sebagai aksesori, hadiah, dan salah satu aset bagi kolektor.

Keris sendiri telah dinobatkan sebagai salah satu ragam budaya Indonesia yang diakui dunia. Harganya luar biasa. Begitu pun dengan harga clurit yang bisa mencapai puluhan juta, tergantung usianya, bahan dasar, dan tingkat kesulitan pembuatannya. Para kolektor masih banyak yang memburu senjata-senjata khas daerah ini.

5. Budaya dan Seni

jaranan
credit:instagram@javanese-culture

Seperti disinggung di atas, kesenian suatu daerah berkaitan dengan budaya. Indonesia juga memiliki kekayaan dalam kesenian daerah seperti tarian, alat musik, lagu, seni patung, seni gambar, dan sejenisnya. 

Macam-macam kesenian ini tergantung dengan budaya yang berlaku di daerah terkait. Misalnya, budaya tari di Aceh berbeda dengan Bali. Nama, gerakan, tujuan, dan pesan tarian itu juga berbeda.

Dari Kartini sampai Jokowi

Mengenal aneka budaya Indonesia memantik rasa kagum akan bangsa ini. Betapa luar biasanya kekayaan yang diwariskan nenek moyang kita. Selain item budaya di atas, ada satu lagi kekayaan budaya yang sampai kini masih melekat di masyarakat, yakni busana atau pakaian adat. 

Jenis budaya satu ini masih sering kita jumpai di hari-hari besar nasional. Hari Kartini, misalnya. Setiap peringatan Hari Kartini, mulai sekolah sampai instansi pemerintah dan swasta, menggunakan kebaya. Ini simbol untuk mengenang sosok Kartini.

Bahkan, untuk melestarikan pakaian adat, Jokowi yang pernah memimpin Solo dan saat ini menjadi Gubernur Ibu Kota Jakarta menginstruksikan jajaran dibawahnya agar menggunakan pakaian adat di hari tertentu, baik pegawai pria maupun wanita. Instruksi itu dikeluarkan Jokowi baik saat memimpin Solo maupun Jakarta seperti sekarang ini.

Di Jawa, kita bisa temui pakaian adat berupa kebaya. Ada pakaian adat lain di Sulawesi yang terkenal dengan baju bodo. 

Selain pakaian adat yang khas, di sejumlah daerah juga memiliki kain khas yang menambah koleksi kekayaan budaya negara ini seperti kain songket dan kain batik yang terkenal di seluruh dunia juga menjadi salah satu warisan dunia. Daerah pengrajin batik didominasi wilayah Jawa, misalnya Yogya, Pekalongan, Tasik, Garut, dan lainnya.

Tanggung Jawab Bersama

Kekayaan budaya ini akan sia-sia jika para generasi muda enggan melestarikannya. Faktanya, beberapa budaya mulai tergerus zaman dan terkontaminasi budaya barat yang mengakibatkan mulai pudarnya budaya kita. 

Hal itu bisa dilihat dari budaya busana. Dominannya pakaian ala barat perlahan-lahan menyingkirkan budaya daerah. Atas nama mode dan tren, generasi sekarang seolah merasa lebih percaya diri memakai celana ketat dibanding kebaya. Fakta ini tentu menyedihkan. 

Bahkan, fenomena lainnya kita temui juga banyaknya generasi saat ini yang lebih memilih dance dibandingkan tarian warisan budaya bangsa. Padahal budaya nenek moyang kita, budaya ketimuran, cenderung lebih santun dibandingkan apa yang dibawa dari luar. 

Karena itu, melestarikan budaya yang dimiliki Indonesia menjadi tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab segelintir orang. Bersediakah Anda melestarikan aneka ragam budaya Indonesia?

Posting Komentar untuk " Mengintip Aneka Ragam Budaya Indonesia"