Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri Dan Klasifikasi Kebudayaan

 

Ciri Dan Klasifikasi Kebudayaan
credit image:pixabay

Ciri Dan Klasifikasi Kebudayaan - Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya dengan keanekaragaman budaya masyarakatnya. Di Indonesia, seperti yang kita ketahui di huni oleh ratusan suku bangsa yang berbeda - beda dengan ciri khas berupa tradisi dan budaya yang berbeda - beda pula. 

Perbedaan tradisi dan budaya tersebut telah menjadi perekat dari rasa persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa yang besar yakni bangsa Indonesia.

Pada artikel kali ini, aneka budaya akan mengulas sebuah topik yang berkaitan dengan budaya, yakni Ciri Dan Klasifikasi Kebudayaan untuk menambah wawasan kita terkait dengan budaya.

Beberapa karakteristik dan klasifikasi penting dari budaya, antara lain:

1. Seperti kebanyakan konsep sosiologis, budaya adalah sebuah kata yang memiliki arti populer dan sosiologis. Manusia adalah mahluk sosial, dan pada saat yang sama manusia adalah mahluk yang berbudaya. 

Kebudayaan adalah salah satu pencapaian terpenting dari peradaban manusia. Menjadi manusia berarti memiliki sebuah budaya. Kebudayaanlah yang kemudian membuat hidup manusia menjadi lebih bermakna. 

Manusia dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan budaya masyarakat. Budaya adalah hal yang membedakan antara manusia dan hewan atau binatang.

2. Manusia disebut sebagai mahluk sosial pembawa budaya. Oleh karenanya, pemahaman tentang masyarakat (sekelompok manusia) membutuhkan pemahaman tentang budaya mereka. Karena setiap masyarakat pasti memiliki budaya dan tradisi yang hanya berkembang dalam kerangka budaya.

Sosiolog telah mengembangkan dua buah konsep terkait dengan budaya, yaitu budaya dan masyarakat untuk mendefinisikan dan menjelaskan keteraturan dalam tindakan manusia dan esensi kehidupan sosial mereka. Selain itu pemahaman tentang makna budaya sangat penting untuk memahami hakikat dari masyarakat itu sendiri.

3. Istilah budaya untuk pertama kalinya di cetuskan pada abad kedelapan belas. Aadalah seorang Antropolog yang berasal dari Inggris yang cukup terkenal menggunakan istilah budaya tersebut untuk pertama kalinya dalam Antropologi. 

Akan tetapi makna sosiologis dari kata budaya sangat berbeda dari makna biasa, umum, atau bahkan sastra. Pada umumnya, istilah budaya ini mengacu pada ciri-ciri dan sistem perilaku tertentu yang dianggap sebagai pembaruan seperti musik, puisi, seni, lukisan, dan sebagainya. 

Istilah ini mengacu pada kualitas khusus seperti ini dan orang yang telah memperoleh kualitas ini dianggap sebagai orang yang berbudaya dan orang yang tidak memperolehnya disebut sebagai "Tidak berbudaya". 

Tetapi ini adalah pandangan yang sangat sempit terkait dengan budaya dan Sosiolog serta Antropolog tidak memahami budaya dengan cara ini.

4. Dalam pengertian sosiologis yang ketat, budaya mengacu pada totalitas dari semua yang dipelajari oleh individu sebagai anggota masyarakat. Budaya sosiologis mengacu pada perilaku yang diperoleh dan dibagikan serta ditularkan di antara anggota masyarakat. 

Budaya adalah cara hidup, cara berpikir, cara bertindak, dan cara merasakan. Itu adalah warisan di mana seorang anak dilahirkan ke dunia ini.  Dengan kata lain, budaya merupakan buatan manusia. 

Budaya diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya dapat digunakan baik untuk mereka yang terpelajar maupun mereka yang buta huruf karena mereka mungkin memiliki budaya sendiri.

5. Budaya juga mengacu pada seperangkat aturan dan prosedur bersama dengan seperangkat ide dan nilai pendukungnya. Budaya mengacu pada cara hidup khas dari sekelompok orang yang kemudian membentuk sebuah masyarakat. Dan perolehan cara hidup tertentu tersebut itulah yang kemudian di kenal sebagai budaya. 

Jadi, budaya adalah sebuah perilaku yang dipelajari. Sebagai warisan sosial, budaya adalah super organik dan itu adalah keputusan untuk hidup. Ini adalah empat dimensi budaya yang berbeda, karenanya budaya merupakan sebuah fenomena yang sangat kompleks. 

Dan untuk memahami fenomena kompleks tersebut dengan lebih tepat dan lebih akurat, maka kita harus menganalisis beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli terkait dengan definisi budaya yang berbeda - beda.

Berikut ini adalah beberapa pendapat dari para ahli tentang budaya, antara lain:

1. Menurut pendapat dari EB Tylor, "Budaya adalah keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat."

2. Menurut pendapat dari B. Malinowski, "Budaya adalah hasil karya manusia dan media yang digunakan untuk mencapai tujuannya."

3. Menurut pendapat dari HT Mazumdar, "Kebudayaan adalah penjumlahan dari prestasi manusia baik materiil maupun non materi, yang mampu ditularkan, secara sosiologis yaitu melalui tradisi dan komunikasi, baik secara vertikal maupun horizontal."

4. Menurut pendapat dari Maclver, "Budaya adalah ekspresi sifat kita dalam cara hidup kita dan cara berpikir kita, hubungan seksual, dalam literatur kita, dalam agama, dalam rekreasi dan kesenangan."

5. Menurut pendapat Lundberg, Budaya mengacu pada "Mekanisme sosial dari perilaku dan produk fisik dan simbolik dari perilaku ini."

6. Menurut pendapat dari S. Koening, "Budaya adalah keseluruhan upaya manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan meningkatkan cara hidupnya."

Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa budaya adalah buatan manusia. Ini adalah sistem norma dan nilai yang dianut oleh orang-orang dalam suatu kelompok masyarakat. Budaya adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dimiliki secara sosial oleh anggota masyarakat. 

Individu akan menerima budaya sebagai bagian dari warisan sosial dan pada gilirannya membentuk kembali budaya dan memperkenalkan perubahan yang terjadi kemudian menjadi bagian dari warisan bagi generasi penerusnya. 

Ini adalah tanggapan terhadap kebutuhan manusia dan merupakan realitas instrumental dan alat untuk kepuasan kebutuhan yang diturunkan secara biologis.

Dan itulah sebabnya mengapa David Bidney berpendapat bahwa, "Budaya adalah produk agrofak, (budidaya), artefak (industri), fakta sosial dan fakta mental (seni, agama, bahasa, dan sebagainya.).

Selaras dengan pemikiran itu, HM Johnson berpendapat bahwa budaya memiliki dua aspek yaitu Eksplisit dan Implisit. 

Aspek eksplisit budaya terdiri dari aspek-aspek yang disadari sepenuhnya oleh para pengusungnya, contohnya adalah bahasa. Di sisi yang lain, aspek implisit budaya terdiri dari aspek-aspek yang para pengusungnya tidak dapat menggambarkan hal tersebut dengan tepat. 

Namun makna budaya akan lebih jelas jika kita mengenali dan kemudian menganalisis ciri-cirinya.

Ciri Dan Klasifikasi Kebudayaan
credit image:pixabay

Karakteristik Penting Dari Budaya, Antara Lain:

a.  Budaya Yang Di Dapatkan

Budaya adalah kualitas atau perilaku yang diperoleh atau di dapatkan oleh manusia. Itu tidak diwariskan secara biologis tetapi dipelajari secara sosial oleh masing - masing individu. Dengan kata lain setiap perilaku atau kualitas yang diperoleh atau dipelajari secara sosial disebut sebagai budaya. 

Perilaku yang dipelajari melalui sosialisasi kebiasaan dan pemikiran juga disebut sebagai budaya. Manusia belajar atau memperoleh budaya dengan cara hidup secara berkelompok. Mereka mempelajarinya dari masyarakat melalui pendidikan, baik formal maupun non-formal.

b. Budaya Adalah Sosial

Budaya bukanlah sebuah hal yang bersifat individu melainkan bersifat sosial. Sebagai produk sosial, maka kemudian budaya berkembang melalui interaksi sosial yang dimiliki oleh semua orang. Tanpa interaksi sosial atau relasi sosial, akan sangat sulit dan hampir tidak mungkin untuk menjadi manusia atau masyarakat yang berbudaya. 

Kebudayaan termasuk harapan anggota kelompok masyarakat, karena budaya tersebut dibuat atau berasal dari masyarakat. Dan itulah sebabnya, maka budaya bersifat sosial.

c. Budaya Itu Transmisif

Budaya ditularkan dan kemudian di wariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya di wariskan dari orang tua kepada anak-anak dan seterusnya. Transmisi ini adalah proses yang terus menerus dan berlangsung secara spontan dan Itu tidak pernah bersifat konstan. 

Manusia mewarisi atau mempelajari budaya dari nenek moyang mereka dan kemudian meneruskannya kepada generasi penerusnya. Dengan cara ini, maka kemudian budaya terus bertumpuk.

d. Budaya Memenuhi Beberapa Kebutuhan

Budaya memenuhi banyak kebutuhan sosial psikologis, moral dan sebagainya dari setiap individu. Budaya diciptakan dan dipertahankan karena kebutuhan yang berbeda - beda. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun individu. 

Sebagai contoh misalnya, agama digunakan untuk memenuhi kebutuhan solidaritas dan integratif masyarakat. Kebutuhan kita akan makanan, pakaian, tempat tinggal, nama, ketenaran, status dan posisi terpenuhi sesuai dengan cara budaya kita.

e. Budaya Bersifat Kolektif

Budaya tidak dimiliki dan di monopoli oleh satu atau beberapa individu saja. Budaya dimiliki oleh mayoritas individu (setiap orang). Hal tersebut terjadi karena budaya bersifat kolektif. Misalnya politeisme adalah budaya bangsa kita. Itu artinya mayoritas orang Indonesia percaya pada politeisme.

f. Kebudayaan Itu Idealistis

Kebudayaan bersifat idealistis. Karena itu berfungsi untuk mewujudkan cita-cita, nilai dan norma kelompok masyarakat. Ini menetapkan tujuan yang ideal di hadapan individu yang layak dicapai. Dengan kata lain, budaya adalah penjumlahan total tentang cita-cita dan nilai-nilai individu dalam suatu masyarakat.

g. Kebudayaan Bersifat Akumulatif

Kebudayaan tidak tercipta dalam waktu satu hari, satu minggu, satu bulan atau bahkan satu tahun. Secara bertahap kebudayaan terakumulasi selama berabad-abad lamanya. Keyakinan, seni, moral,dan ilmu pengetahuan secara bertahap disimpan dan menjadi bagian dari sebuah budaya. Karenanya, budaya merupakan warisan yang bersifat sosial.

h. Budaya Adaptif

Sebuah budaya memiliki kapasitas yang bersifat adaptif. Artinya sebuah budaya tidak statis, karena setiap budaya akan mengalami perubahan. Aspek budaya yang berbeda beradaptasi dengan lingkungan baru atau tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan sosial dan fisik. 

Adaptasi mengacu pada proses penyesuaian. Dan budaya akan membantu manusia dalam proses penyesuaian ini.

i. Budaya Adalah Variabel

Budaya adalah sebuah variabel dan itu dapat dirubah. Ini bervariasi dan berubah dari masyarakat tertentu kepada masyarakat lainnya, karena setiap kelompok masyarakat memiliki budayanya sendiri. 

Budaya tersebut juga bervariasi dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Cara hidup orang dari masyarakat tertentu sangat bervariasi dari waktu ke waktu.

j. Budaya Terorganisir

Budaya memiliki tatanan ataupun sistem. Seperti yang dikatakan oleh Tylor diatas, budaya adalah "Keseluruhan yang kompleks". Ini berarti berbagai bagian budaya harus diatur dengan baik sehingga menjadi satu kesatuan yang kohesif. 

Bagian budaya yang berbeda diatur sedemikian rupa sehingga setiap perubahan yang terjadi di satu bagian akan membawa perubahan yang sesuai di bagian lainnya.

k. Budaya Itu Komunikatif

Dalm perjalanannya, manusia selalu membuat dan menggunakan simbol - simbol tertentu. Hal tersebut juga memiliki kapasitas komunikasi simbolik. Budaya didasarkan pada simbol dan dikomunikasikan melalui simbol yang berbeda - beda. 

Budaya adalah sebuah gagasan umum dan warisan sosial dari suatu kelompok masyarakat., dan dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Dalam masyarakat kita, "warna merah" berarti bahaya. Sedangkan budaya India adalah bahaya simbolik yakni  warna merah. Dan oleh karenanya, maka budaya bersifat komunikatif.

l. Bahasa Adalah Kendaraan Utama Kebudayaan

Sebuah kebudayaan akan ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya tidak pernah bersifat statis. Transmisi ini menjadi mungkin melalui bahasa, karena budaya kemudian dipelajari melalui bahasa tersebut.

m. Budaya Adalah Warisan Sosial 

Kita telah mengetahui bahwa budaya adalah produk sosial manusia. Hal itu terkait dengan masa lalu. Melalui transmisi tersebut, maka masa lalu akan terus hidup dalam budaya. Dan budaya tersebut dibagikan oleh semua orang.

Klasifikasi Budaya

Budaya di bagi menjadi dua jenis, yaitu: 

  • Budaya Material 
  • Budaya Non-Material

Budaya Material

Budaya material terdiri dari produk-produk aktivitas manusia yang bersifat konkret, berwujud dan dapat diamati. Benda-benda hasil buatan manusia disebut sebagai 'Artefak". Ini mengacu pada buku, kursi, meja, furnitur, peralatan, telepon. 

Budaya material ini bersifat eksternal dan bermanfaat. Budaya material diciptakan untuk kenyamanan kita sebagai manusia. Budaya sangat berkontribusi pada kemajuan suatu kelompok masyarakat. Ini karena budaya tersebut akan berubah lebih cepat.

Budaya Non-material

Kebudayaan non-material terdiri dari hal-hal yang tidak berwujud dan abstrak seperti adat istiadat, nilai-nilai, niat baik, kebiasaan, kepercayaan, bahasa, dan sebagainya. Budaya non-material adalah sesuatu yang bersifat internal dan tidak ada secara fisik. 

Budaya non-material terus berubah walaupun dengan sangat lambat. Budaya diciptakan dengan mengambil dasar psikologis manusia dan mencerminkan sifat batiniah manusia. Budaya non material memiliki dua aspek yaitu kognitif dan normatif. Aspek kognitif sangat berkaitan dengan ilmu pengetahuan sedangkan aspek normatif terdiri dari norma, aturan dan nilai. Kita tidak bisa melihat budaya non-material ini dan menyentuhnya.

Kelambanan Perubahan Budaya

Konsep kelambanan budaya pertama kali digunakan oleh WF Ogburn dalam bukunya yang terkenal yaitu "Perubahan sosial". Tentu saja Ogburn adalah sosiolog pertama yang menggunakan dan mendiskusikan gagasan kelambanan budaya dan merumuskan teori yang pasti. 

Namun dalam tulisan sosiolog terkenal lainnya seperti WG summer, Herbert Spencer dan Muller tersirat adanya kelambatan budaya.

Namun, ogburn telah membagi budaya menjadi dua jenis yaitu budaya material dan non-material. Yang dimaksud dengan budaya material adalah hal-hal yang berwujud, konkret dan dapat diamati seperti meja, kursi, perkakas, dan sebagainya. 

Akan tetapi budaya non-material mengacu pada hal-hal yang tidak berwujud dan abstrak seperti niat baik, adat istiadat, tradisi, nilai-nilai dan sebagainya seperti telah di jelaskan di awal artikel ini. 

Akan tetapi Ogburn berpendapat bahwa perubahan pertama kali datang ke aspek material budaya dan ketika perubahan terjadi dalam aspek material budaya, perubahan tersebut pada gilirannya akan merangsang perubahan aspek non-material budaya.

Namun demikian, Ogburn juga berpendapat bahwa aspek budaya non material seringkali lambat dalam merespon perubahan dan penemuan yang dilakukan dalam budaya material. 

Ketika budaya non-material gagal menyesuaikan diri dengan perubahan budaya material, maka budaya material akan tertinggal dan sebagai akibatnya tercipta ketertinggalan atau gap di antara keduanya. 

Dan Ogburn menyebut ketertinggalan atau gap antara dua bagian budaya yang saling terkait yaitu material dan non-material sebagai "Cultural lag".

Mendefinisikan budaya lag, Obgurn kemudian mengatakan, "Ketegangan yang ada antara dua bagian budaya yang berkorelasi yang berubah pada tingkat kecepatan yang tidak sama dapat ditafsirkan sebagai kelambanan di bagian yang berubah pada tingkat terendah untuk yang satu tertinggal di belakang yang lain". 

Ogburn berpendapat jika masyarakat ingin menjaga keseimbangan, maka kedua bagian budaya tersebut harus disesuaikan dengan baik.  Untuk menghilangkan kesenjangan antara dua bagian budaya ini, manusia harus mengadopsi cara berpikir dan berperilaku terhadap perubahan teknologi. 

Menjelaskan penyebab kelambanan budaya, Obgurn mengatakan bahwa berbagai elemen budaya memiliki tingkat perubahan yang berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena dogmatisme psikologis manusia. Ketika institusi sosial gagal mengadopsi perubahan budaya material, maka hal itu kemudian menyebabkan ketertinggalan budaya.

Obgurn mengutip sejumlah contoh untuk menjelaskan konsep kelambatan budaya. Dia berpendapat bahwa orang-orang telah mengubah tempat tinggal dan gaya hidup mereka tetapi bukan kehidupan yang mereka jalani di dalamnya. 

Jumlah polisi di suatu negara tetap konstan sedangkan populasi negara terus meningkat dengan sangat pesat. Akibatnya, kepolisian tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk dan kelambanan budaya kemudian muncul.

Itulah ulasan artikel tentang Ciri Dan Klasifikasi Kebudayaan. Semoga artikel ini bermanfaat dan berguna untuk Anda.

referensi: https://www.yourarticlelibrary.com

Posting Komentar untuk " Ciri Dan Klasifikasi Kebudayaan "