Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat

  

Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat
credit:instagram@caruban_nagari_

Pemahaman Tentang Pewarisan Budaya

Bagaimana hidup yang kalian lalui sekarang ini. Tinggal di dalam rumah tetap, didalamnya ada perlengkapan rumah tangga, dari perlengkapan dapur, bangku, almari, sampai seperangkatan perlengkapan electronic, seperti radio, tv, DVD, dan lain-lain. 

Kalian ke sekolah dengan memakai kendaraan. Kalian bisa ke warung, toko atau supermarket untuk berbelanja, memakai telephone atau smartphone untuk sampaikan pesan ke orangtua. Alangkah cepat dan instannya kehidupan yang kita rasakan saat ini. 

Kenapa manusia bisa sampai di tingkat kehidupan sama seperti yang kalian lalui saat ini? Sudah pasti karena pewarisan budaya yang dilaksanakan manusia secara terus-terusan dan secara berkaitan dari angkatan ke angkatan. 

Tiap angkatan meningkatkan dan memperbaiki budaya yang diwarisinya hingga sampai juga manusia pada kebudayaan sama seperti yang kalian alami sekarang ini.

Apa pemahaman pewarisan budaya? Pewarisan budaya ialah satu proses, tindakan atau langkah mewariskan budaya penduduknya. Proses pewarisan budaya disebutkan dengan socialization. Proses pewarisan budaya dilaksanakan oleh warga pada masyarakat dalam sejauh hayat anggota warga. 

Berjalan sejak dari lahir sampai akhir hidup. Arah pewarisan budaya ialah membuat sikap dan sikap masyarakat sesuai budaya penduduknya. Budaya diturunkan dari angkatan sebelumnya ke angkatan selanjutnya. Untuk seterusnya dilanjutkan ke angkatan mendatang. 

Pada proses pewarisan dari satu angkatan ke angkatan selanjutnya terjadi proses rekonsilasi dan pembaruan budaya yang diturunkan sesuai perubahan jaman dan perkembangan warga. Ada selalu dinamika budaya, walau diturunkan, budaya selalu bekerja maju, hingga budaya yang diturunkan mustahil kembali persis sama dengan budaya aslinya.

Pewarisan budaya dilaksanakan lewat publikasi. Publikasi adalah proses penanaman nilai, ketentuan, etika, tradisi istiadat warga dengan arah tiap anggota warga mengenali, meresapi dan melakukan kebudayaan yang ada dan berlaku di penduduknya. 

Lewat publikasi diinginkan tiap anggota warga sanggup mainkan peranan sosialnya dalam bermacam lingkungan dengan baik dan bertanggungjawab sesuai keinginan-harapan penduduknya. Publikasi berjalan dari periode beberapa anak sampai tua. 

Pada periode beberapa anak sampai pemuda, arah publikasi ialah membuat personalitas yang bagus. Untuk orang dewasa, arah publikasi ialah rekonsilasi dengan kedudukan atau beberapa posisi baru yang didapatnya. 

Pada konsepnya publikasi sama dengan enkulturasi. Perbedaannya adalah; pada publikasi pribadi berlaku pasif dan dibebani pekerjaan dan kewajiban dalam pelajari budaya penduduknya sedang pada enkulturasi, pribadi berlaku lebih aktif dan bertindak selaku subyek dalam pelajari budaya penduduknya.

Pewarisan budaya bisa dilaksanakan lewat publikasi, misalkan orangtua ke anaknya. Publikasi selalu diwarnai penghargaan and punishment. Ke tiap anggota warga yang dipandang memberikan dukungan dan berjasa dalam konservasi kebudayaan penduduknya akan diberi sanjungan dan penghargaan (penghargaan) oleh penduduknya. 

Kebalikannya, ke tiap anggota warga yang dipandang menyalahi budaya penduduknya maka diberi ancaman atau hukuman (punishment) yang sebanding oleh penduduknya.

Arah pemberian hukuman/ancaman (punishment) untuk mendisiplinkan, menyadarkan dan kembalikan beberapa pelanggar ke jalan yang betul, hingga mereka bisa hidup lempeng dan bertanggungjawab sesuai tingkah laku kelompok penduduknya. 

Pemberian ancaman biasanya dikenali sebagai sisi dari social control. Langkah supaya anggota warga terbebas dari ancaman, dengan berlaku konformitas yang tinggi pada budaya penduduknya, yang diperlihatkan dengan berlaku dan berlagak laris yang serupa dengan kelompok warga.

Dimana dan kapan Terjadinya Pewarisan Budaya

Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat
credit:instagram@bumijawa

Kapan terjadinya pewarisan budaya (sosialisasi)? Pada konsepnya pewarisan budaya (publikasi) terjadi dalam sejauh hidup manusia, sejak dari lahir sampai matinya manusia, baik secara sadar atau tidak sadar. 

Di mana terjadi pewarisan budaya? Pewarisan budaya terjadi dalam bermacam lembaga-lembaga kebudayaan manusia, khususnya lima instansi kebudayaan manusia, yakni instansi keluarga, instansi pengajaran, instansi ekonomi, instansi agama dan instansi pemerintah.

Menurut Kamanto Sunanto (1999), salah satunya peranan instansi keluarga ialah menyosialisasikan anggota baru warga hingga bisa memainkan apa yang diinginkan darinya. 

Lihatlah diri kalian saat kecil, diberikan oleh orangtua selalu untuk kenakan pakaian, dilatih untuk berjalan, dibiasakan untuk makan,berjabatan tangan dengan memakai tangan kanan, dilatih untuk memakai perlengkapan rumah tangga, diajari untuk bicara dan berlaku santun, dikenalkan dengan bermacam tipe etika yang ada dalam masyarakat, dengan keinginan kalian bisa beradaptasi dengan warga. Itu semua ialah proses pewarisan budaya.

Kapan pewarisan budaya dalam keluarga itu terjadi? Pewarisan budaya dalam keluarga terjadi lewat cara natural dan sendirinya. Saat keluarga bersenda canda bersama di ruangan keluarga, sebenarnya tanpa diakui sedang terjadi pewarisan budaya. 

Saat keluarga sedang makan bersama sekalian bercakap-cakap, sebenarnya sedang terjadi pewarisan budaya. Saat keluarga sedang berkreatifitas ke satu tempat, sebenarnya sedang terjadi pewarisan keluarga. Saat orangtua memberikan nasihat, menghukum, dan memuji dan hadiah, sebenarnya sedang terjadi pewarisan budaya. 

Pewarisan budaya dalam keluarga terjadi tiap hari, pada tiap kejadian keluarga, dan pada tiap contact sosial di kehidupan keluarga. Saksikan dan cematilah kalian. Kemungkinan kalian mewariskan beberapa style, langkah dan talenta orangtua kalian.

Peranan instansi pengajaran menurut Horton dan Hunt (1984) salah satunya ialah menyiapkan anggota warga untuk cari nafkah, melestarikan kebudayaan dan memberikan ketrampilan baru yang penting untuk keterlibatan dalam warga demokrasi. 

Apa yang kalian alami di sekolah? Tiap hari kalian terima pelajaran dari bapak dan ibu guru. Lewat pelajaran Antropologi, dikenalkan manusia dan budayanya dari jaman dulu sampai sekarang ini. Lewat pelajaran sosiologi, dikenalkan manusia di kehidupan sosialnya. 

Lewat pelajaran, diberikan untuk pahami arti kalimat dan memakai secara baik. Lewat pelajaran Pengajaran Kewarganegaraan, dididik supaya kalian jadi masyarakat negara yang bagus, dan lain-lain. 

Arah dari semua ialah kalian bisa hidup sesuai kebudayaan dan meningkatkan kebudayaan untuk kehidupan yang lebih bagus. Itu semua ialah proses pewarisan budaya.

Kapan pewarisan budaya di sekolah terjadi? Pewarisan budaya dalam keluarga terjadi tiap hari, semenjak seorang manusia bersekolah. Proses pewarisan budaya di sekolah biasanya terjadi secara sadar dan dengan terkonsep. 

Saat kalian mengikut pelajaran di kelas, sebenarnya sedang terjadi proses pewarisan budaya. Saat kalian mengikut upacara bendara, sebenarnya sedang terjadi proses pewarisan budaya. Saat kalian sedang menghadap guru BP, sebenarnya sedang terjadi proses pewarisan budaya. 

Saat kalian sedang main dan bersenda canda dengan rekan-rekan saat istirahat, sebenarnya sedang terjadi pewarisan budaya dari pelajar senio ke pelajar junior, dari pelajar dengan kekuatan belajar cepat ke pelajar dengan kekuatan belajar lamban.

Contoh simpel dari instansi agama ialah Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Pertemuan Wali Gereja Indonesia (KWI), Perwalian Umat Budha Indonesia (WALUBI) dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). 

Peranan instansi agama menurut Koentjaraningrat (1997) salah satunya ialah sediakan mode semesta alam yang teratur untuk menggerakkan diwujudkannya kedisiplinan sikap manusia, fasilitas pengontrol sosial yang memberikan ancaman ke sebagian besar tata kelakukan yang berlawanan dengan tuntunan agama dan memiara kebersamaan sosial.

Kapan terjadi pewarisan budaya dalam instansi keagamaan? Pewarisan budaya dalam instansi keagamaan terjadi setiap kalian menyaksikan dan melakukan upacara keagamaan. Saat kalian bicara dengan figur agama berkenaan segala hal yang terkait dengan agama, sebenarnya sedang terjadi proses pewarisan budaya. 

Saat kalian dengarkan ceramah dari beberapa tokoh agama, sebenarnya sedang terjadi proses pewarisan budaya. Saat kalian sedang mengikut dan melakukan upacara agama, sebenarnya sedang terjadi proses pewarisan budaya, saat kalian membaca kitab suci agama, sebenarnya sedang terjadi proses budaya, dan lain-lain. 

Arah pada akhirnya ialah diwujudkannya manusia yang memiliki iman dan bertakwa ke Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya instansi agama melakukan pewarisan budaya secara sadar dan terkonsep. Karena itu instansi agama kerap lakukan bermacam tatap muka anggota-anggotanya, melangsungkan seminar, dialog, dan bermacam tipe pertemuan-pertemuan agama.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1999), peranan instansi ekonomi ialah menghasilkan dan membagikan keperluan primer manusia. Contoh dari instansi ekonomi di kehidupan manusia salah satunya ialah supermarket, koperasi, bank, dan lain-lain. 

Tentu kalian pernah bahkan juga kerap berbelanja ke super pasar, kalian menyaksikan dan tentukan opsi barang yang bakal dibeli, selanjutnya kalian ke kasir , melunasinya dan barang itu jadi punya kalian sepenuhnya. 

Keseluruhnya proses berbelanja itu ialah proses pewarisan budaya. Tiap manusia lakukan transaksi bisnis ekonomi dalam rencana penuhi keperluannya, pada waktu itu terjadi proses pewarisan budaya.

Menurut Mirriam Budiardjo (2000). Apa saja memahami atau ideologinya, tiap negara dalam dunia mempunyai fungsi-fungsi manifes yang mutlak dilaksananakan untuk merealisasikan arah negaranya. 

Peranan negara pada umumnya ialah :

a. Melakukan penertiban (law and order)

Penertiban mutlak dilaksanakan untuk capai arah bersama-sama dan menahan berlangsungnya benturan dalam warga. Secara singkat negara berperan sebagai stabilisator.

b. Mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

Peranan ini makin penting saat ini, khususnya untuk negara yang berpedoman memahami negara kesejahteraan (welfare staat). Untuk merealisasikan peranan ini, sebagian besar negara dalam dunia melakukan pembangunan nasional.

c. Pertahanan

Peranan ini dibutuhkan untuk jaga terjadinya kemungkinan gempuran di luar. Karena itu negara diperlengkapi dengan beberapa alat pertahanan.

d. Menegakkan keadilan

Peranan ini dikerjakan oleh tubuh penegak hukum, terutamanya tubuh-badan peradilan.

Keinginan khusus pemerintahan dalam rencana merealisasikan peranan negara ialah rakyatnya ketahui dan patuhi ketentuan perundang-undangan dan berpatisipasi di kehidupan pemerintah. Bermacam usaha dilaksanakan pemerintahan untuk merealisasikan kepatuhan masyarakat negara pada hukum. 

Publikasi hukum dilaksanakan secara terus-terusan oleh pemerintahan, bekerja bersama dengan bermacam instansi kebudayaan. Bermacam fasilitas ekspresikan diri diselenggarakan untuk mengikutsertakan rakyat di kehidupan pemerintah.

Kapankah pemerintahan lakukan pewarisan budaya pada rakyatnya? Pada konsepnya pemerintahan lakukan pewarisan budaya ke rakyatnya setiap waktu dan peluang, baik langsung atau tidak langsung. 

Saat kalian mendengarkan pidato dan pembicaraan pejabat-pejabat negara, sebenarnya waktu itu sedang terjadi proses pewarisan budaya. Saat kita sedang ditegur polisi karena menyalahi ketentuan jalan raya, sebenarnya sedang terjadi proses pewarisan budaya. 

Saat kalian sedang membaca ketentuan perundang-undangan, sebenarnya waktu itu sedang terjadi proses pewarisan budaya. Saat kalian harus bayar pajak, sebenarnya waktu itu sedang terjadi proses pewarisan budaya. Saat kalian menyaksikan dan lakukan apa yang terkait dengan hak dan kewajiban sebagai masyarakat negara, sebenarnya itu semua ialah proses pewarisan budaya.

Internalisasi

Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat

Kebudayaan yang diturunkan oleh leluhur ke kita tidak dengan langsung jadi punya kita sepenuhnya. Pada tiap proses pewarisan budaya, orang sebagai target pewarisan akan tentukan sikap, terima atau menampik peninggalan budaya itu. 

Jika ketetapannya ialah menampik karena itu budaya yang diturunkan itu tidak pernah jadi punya individu yang berkaitan. Jika ketetapannya ialah terima karena itu budaya yang diturunkan itu bisa menjadi kepunyaannya. tahap selanjutnya yang perlu dilaksanakan untuk pastikan budaya yang diturunkan itu jadi kepunyaannya dengan lakukan internalisasi.

Internalisasi ialah proses mengolah dan menyerapkan nilai-nilai budaya ke hati sanubari anggota warga hingga alam pemikiran, sikap dan sikapnya sesuai kebudayaan penduduknya. 

Kesuksesan publikasi benar-benar bergantung pada kesadaran, kemauan dan kemauan yang kuat dalam diri tiap pribadi untuk terima dan mengikut budaya penduduknya, dan selanjutnya jadikan budaya warga itu sebagai sisi yang tidak dipisahkan dari pribadinya.

Seorang yang lakukan proses internalisasi memungkinkan alami perang batin. Pemicunya ialah nilai budaya yang ada dipandang telah kedaluwarsa atau irrasional, tapi sebagai anggota warga, pribadi yang berkaitan diwajibkan berlaku konformitas buat mengikut tingkah laku kelompok.

Proses internalisasi berjalan dengan pelan-pelan, penuh kesabaran, berhati-hati dan membutuhkan beberapa momen yang tepat. Bila prosesnya terburu-buru, ceroboh dan tidak pada event yang pas karena itu internalisasi akan alami ketidakberhasilan. 

Proses internalisasi bisa berjalan dengan keras, berat dan disiplin cuman pada lembaga-lembaga tertentu, seperti instansi pengajaran militer, kepolisian dan kedinasan yang lain. Ini dilaksanakan untuk capai arah optimal dari publikasi.

Penyesuaian

Tiap manusia yang sudah lakukan internalisasi pada budaya yang diwarisinya diinginkan bisa menyesuaikan dengan lingkungannya. Menurut William A. Haviland (1999) penyesuaian merujuk dalam proses hubungan di antara pengubahan yang diakibatkan oleh organisme di lingkungannya dan pengubahan yang diakibatkan oleh lingkungan pada organisme. 

Penyesuaian ialah rekonsilasi dua arah, yakni di antara organisme dengan lingkungannya. Penyesuaian benar-benar dibutuhkan supaya semua wujud kehidupan bisa bertahan hidup terhitung manusia.

Bagaimanakah cara manusia menyesuaikan? Menurut William A. Haviland (1999), "manusia menyesuaikan lewat media kebudayaan di saat mereka meningkatkan beberapa cara untuk kerjakan suatu hal sesuai sumber daya yang mereka dapatkan dan dalam batasan-batas lingkungan tempat mereka hidup. 

Di beberapa daerah tertentu, orang yang hidup di pada lingkungan yang sama condong sama-sama mengikuti rutinitas, yang nampaknya berjalan dengan baik di lingkungan itu". Kesuksesan menyesuaikan akan jadikan manusia sebagai individu yang sesuai dengan lingkungan budaya dan sosialnya.

Manusia sanggup menyesuaikan dengan lingkungan hidupnya bersama budaya yang dipunyainya. Manusia membuat baju dan tempatberlindung seperti gua dan rumah agar bertahan hidup dalam kondisi dan situasi cuaca dan cuaca jelek. 

Manusia membuat senjata seperti tombak, panah, jala piranti agar bertahan hidup dari tangkapan buaya. Sesuai perasaannya sebagai makhluk berbudaya, manusia sanggup mengordinasikan dianya demikian rupa hingga tingkat hidupnya lebih baik dibanding dengan makhluk hidup lainnya.

Menurut William A. Haviland (1999), memburu dan meramu ialah type penyesuaian manusia yang paling tua dan fundamental. Koentjaraningrat (1999) menerangkan; "memburu dan meramu sebagai mata pencarian manusia yang paling terkait. 

Suku-suku bangsa pemburu umumnya meramu, yakni kumpulkan bermacam tipe beberapa tumbuhan dan akar-akar atau umbi yang bisa dikonsumsi, serta cari ikan. Dalam Antropologi ke-3 tipe mata pencarian ini disebutkan dengan ekonomi penghimpunan bahan pangan. 

Sesudah bertahan sepanjang nyaris 2 juta tahun, memburu dan meramu mulai ditinggal dan raib di muka bumi semenjak era ke-19, bertepatan dengan dikenali dan berpindahnya manusia ke pertanian.

Type penyesuaian manusia setelah itu bertani.

Menurut pakar riwayat kebudayaan, Verre Gordon Childe yang diambil oleh Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Antropologi (1999 : 53), penemuan kecerdasan berkebun sebagai satu kejadian penting pada proses perubahan kebudayaan umat manusia, yang dikatakannya satu revolusi kebudayaan. 

Dari berkebun kebun yang beralih-pindah ke berkebun yang tinggal. Ada cara-cara berkebun tinggal, bermula dari bercocok tanan tanpa memakai tanpa membajak (hand agriculture) sampai berkebun dengan memakai membajak (plough agriculture).

Perkembangan tehnik pertanian mengakibatkan melimpahruahnya hasil pertanian. Kemakmuran akan dituruti dengan bertambahnya jumlah warga, atau juga bisa kebalikannya. Ini akan menggerakkan beralihnya permukiman petani jadi kota. 

Kedatangan kota pasti bawa langkah hidup yang serupa sekali baru. Pengubahan lingkungan alam dan sosial harus dituruti oleh penyesuaian manusia pada lingkungan itu agar bertahan hidup. Ada spesialis dalam bermacam sektor kehidupan yang melahirkan karier. 

Ada tukang kayu, pintar besi, pemahat, pembikin keranjang, pemecah batu, dokter, guru, advokat, pebisnis, bankir, montir, juru masak, tentara, dan lain-lain.

Pewarisan budaya pada warga modern berjalan dengan yang hebat untuk merealisasikan arah yang tetap berkembang ke arah modernisasi untuk merealisasikan arah yang paling komperehensif. Langkah hebat karena pewarisan budaya tak lagi cuman terjadi lewat tatap muka langsung, tapi juga lewat pewarisan langsung. 

Jarak tak lagi jadi penghambat proses berjalannya pewarisan budaya karena ada dan mengembangnya teknologi komunikasi.

Langkah hebat karena pewarisan budaya pada warga modern telah berjalan lewat mass media dan electronic. Radio, tv, dan internet sebagai fasilitas pewarisan budaya yang punya pengaruh besar di kehidupan manusia. Pewarisan budaya berjalan saat melihat tv, dengar radio dan buka internet. 

Langkah hidup seorang bisa menyebar secara cepat ke seluruh dunia lewat media komunikasi electronic. Anak muda dengan bida meniri langkah berpakai aktris hebat karena menyaksikannya lewat tv atau membacanya pada majalah.

Pewarisan budaya tak lagi cuman terjadi dalam cakupan kehidupan keluarga. Ruangan cakupannya sangat luas, bahkan juga meliputi penjuru dunia. Arah publikasi tidak juga cuman dikuasai oleh arah keluarga, akan  tetapi juga telah semakin makin tambah meluas karena lahirnya organisasi modern, seperti negara. 

Kedatangan negara benar-benar memengaruhi arah pewarisan budaya, lewat bermacam agen pewarisan budaya, negara mempunyai tujuan untuk merealisasikan arah nasional dengan arah akhir diwujudkannya modernisasi dalam semua faktor kebudayaan.

Berdasar penilaian pada modernisasi, hidup modern mempunyai beberapa ciri seperti berikut : 

  • Arus komunikasi yang makin global dan cepat
  • Teknologi yang makin hebat
  • Efektivitas dalam semua sektor
  • Edukasi ( pengajaran )
  • Pembagian kerja
  • Urbanisasi
  • Konsumtif

Modernisasi Indonesia direalisasikan lewat penerapan pembangunan nasional. Pada hakekatnya pembangunan nasional dilaksanakan untuk melawan kemiskinan dan ketidaktahuan. Meski begitu, kita masih tetap memiliki saudara-saudara yang hidup ketinggalan dan miskin. 

Pemerintahan Indonesia sudah banyak berbuat, salah satunya dengan mengeluarkan program WAJARDIKNAS 9 tahun, DTL, GNOTA dan Jaringan Pengaman Sosial dan bermacam Project Tenaga Padat Kreasi. 

Masyarakat dan warga negara Indonesia harus memberikan dukungan hal itu dengan meningkatkan sikap setia teman, simpel, irit dan tidak memamer-mamerkan kekayaan.

Jika kita perhatikan, nyatalah penerapan hidup modern memiliki beberapa kelebihan, salah satunya: Senang berusaha keras, rajin dan ulet, berpikir maju, aktif dan inovatif, tidak ketinggalan zaman. 

Dari sisi kelebihan itu, penerapan hidup modern mempunyai kekurangan, yakni: Kerap terlepas kendalian dari aturan norma karena condong tinggalkan nilai-nilai agama: warga jadi acuh tidak acuh, egois dan individualistis. 

Diinginkan pewarisan budaya Indonesia bisa merealisasikan manusia Indonesia dengan personalitas :

  • Fokus pada hari esok.
  • Mempunyai keinginan tinggi untuk mempelajari.
  • Fokus pada achievement.
  • Yakin dalam diri sendiri dan berusaha keras.

Demikianlah ulasan artikel mengenai Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat. Semoga ulasan artikel ini dapat menjadi inspirasi dan bisa menambah wawasan Anda.

Posting Komentar untuk "Proses Pewarisan Budaya Pada Masyarakat"