Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alat Musik Tradisional Sumatera Utara

garantung
credit:instagram@jerylumbangaol

Alat musik tradisional provinsi Sumatera Utara memiliki beragam jenis dan bentuk. Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak suku dan kebudayaan sehingga memiliki jenis-jenis kebudayaan yang berbeda di tiap - tiap daerah.

Negara yang memiliki penduduk lebih dari 230 juta jiwa ini sangat kaya akan kebudayaan daerah yang dapat dibanggakan di mata dunia. Dari segi bahasa saja, Indonesia memiliki ratusan bahkan ribuan jenis bahasa daerah dari mulai dari Sabang sampai Merauke.

Begitu juga dengan alat musik tradisionalnya yang beraneka ragam dan memiliki ciri khas masing-masing. Saking beragamnya jenis musik tradisional Indonesia, komposer musik berkelas pun membuat suatu karya dengan mengolaborasikan musik daerah dengan musik modern sehingga tercipta perpaduan yang sangat indah dan berkelas.

Di Provinsi Sumatera Utara sendiri memiliki 13 jenis alat musik tradisional dan setiap alat musik itu memiliki ciri khas. Misalnya saja jika di Jawa terkenal dengan sebutan gong, Sumatera utara memiliki panggora. Jenis dan bentuknya hampir sama dengan gong, namun ada perbedaan dari suara yang dihasilkan.

Panggora menghasilkan bunyi ‘pok’ yang dipukul dengan memakai stik. Panggora ini juga memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan gong, panggora memiliki ukuran diameter 37 cm dan ketebalan 6 cm. Namun kedua jenis alat musik gong dan panggora ini tetap memiliki ciri khas masing-masing.

Alat Musik Tradisional Sumatera Utara Lainnya

gordang-batak
credit:instagram@lagubatak

Setelah membahas ponggora, alat musik tradisional Sumatera Utara lainnya adalah gordang. Gordang adalah alat musik yang menyerupai kendang Jawa yang dipakai di gamelan. Akan tetapi perbedaan yang menonjol dari gordang ini adalah dari cara memainkanya.

Harmonisasi yang dihasilkan dari gordang itu sendiri sangat berbeda dengan kendang Jawa. Jika Anda sering mendengar gendang gamelan dengan musik Jawa yang sangat khas, gordang dimainkan dengan tempo yang berbeda serta jenis musik yang berbeda pula.

Ketukan yang dihasilkan dari gordang ini lebih menyerupai permainan perkusi dan tidak sehalus bunyi kendang Jawa. Meskipun demikian, gordang sering dipakai oleh orang Sumatera Utara untuk pertunjukan tradisional yang mengiringi irama musik khas orang Batak.

Alat musik tradisional Sumatera Utara lainnya adalah doli-doli. Doli doli ini adalah alat musik tiup yang terbuat dari 4 bilah kayu. Doli-doli sering dijadikan melodi dalam suatu pertunjukan musik daerah Sumatera Utara. 

Jenis alat musik tradisional ini dapat Anda sering jumpai di daerah Nias yang masih kental dengan kebudayaan daerahnya.

Selanjutnya ada alat musik tradisional druni-drana, jenis alat musik ini sama seperti doli-doli yaitu ditiup, namun perbedaannya adalah dari bahan yang digunakan. Jika doli-doli terbuat dari kayu, druni-drana ini terbuat dari bambu dan lebih menyerupai garpu tala. Bunyinya pun lebih keras dan tajam.

Faritia adalah salah satu alat musik tradisional Sumatera Utara selanjutnya. Jenis alat musik ini sangat menyerupai gong, hanya memang ukurannya lebih kecil dari gong dan ponggora. 

Alat musik ini terbuat dari perunggu dan logam, cara memainkannya pun sama dengan gong dan menghasilkan bunyi yang sama dengan gong.

Ketika memainkan musik tradisional Sumatera Utara, faritia dan ponggora memiliki fungsi tersendiri meskipun bentuknya sama, namun faritia lebih sebagai alat musik bas yang mengiringi sebuah musik tradisional Sumut.

Gonrang juga merupakan alat musik tradisional dari Sumatera Utara yang menyerupai kendang. Terbuat dari kulit dan dilapisi oleh membran yang terbuat dari kayu. Cara memainkanya pun sangat sama dengan kendang yaitu dipukul. Jenis alat musik tradisional ini sering dijumpai di daerah Simalungun, Sumut.

Alat Musik Tradisional Sumatera Utara yang Unik

Setelah membahas tentang alat musik tradisional Sumatera Utara di atas yang telah dijelaskan satu per satu, pastinya Anda akan bertanya mengapa alat musik tradisional tersebut sangat mirip dengan alat musik pada daerah lain dan hanya terdapat dalam istilah.

Ya memang benar seperti itu karena hampir sebagian wilayah di Indonesia memiliki kebudayaan sama yang dibawa oleh nenek moyang. 

Keanekaragaman tersebut hanya dapat dilihat tentang kultur daerah setempat, apabila Jawa dikenal dengan kultur yang halus dan lemah lembut, beda dengan kultur-kultur lainnya di Indonesia.

Ini juga berdampak pada musik dan jenis alat musik. Begitu juga dengan daerah lain, pastinya alat musik tersebut mempunyai bentuk yang sama dengan istilah dan jenis irama yang berbeda.

Untuk alat musik tradisional Sumatera Utara unik dan menyerupai jenis alat musik di daerah lain adalah hapetan. Jenis alat musik yang khas dari Tapanuli ini memiliki bentuk yang mirip dengan kecapi dari daerah Sunda.

Alat musik ini dipetik dan memiliki senar dari baja. Musik yang dihasilkannya pun sangat mirip dengan kecapi, namun alat musik ini lebih menyokong harmonisasi untuk musik Batak.

Selanjutnya alat musik tradisional Sumatera Utara adalah sarune bolon. Alat musik ini berbentuk terompet. 

Jenis alat musik ini biasanya digunakan dalam melakukan upacara adat Batak. Nada yang dikeluarkan dari bunyi terompet ini memiliki filosofi ketegasan dari Suku Batak.

Semua alat musik tradisional dari Sumatera Utara bisa juga mengiringi tari daerah seperti tari tor-tor. Semua kebudayaan tradisional ini akan membentuk pertunjukan yang sangat menarik jika dikombinasikan dalam satu pagelaran.

Alat musik tradisional di Indonesia memang memiliki bentuk dan jenis yang beragam. Alat musik tersebut adalah sebagai penanda darimana kita berasal.

Misalnya jika Anda adalah seorang perantau dari Jawa Barat dan sedang kerja atau mencari ilmu di Jawa Tengah, maka ketika mendengar alat musik tradisional seperti suling Sunda maka kita akan teringat kampung halaman.

Efek dari alat musik tradisional ini sangat berdampak pada ikatan emosi kita dengan daerah asal sehingga kita sebagai generasi muda jangan pernah melupakan alat musik tradisional.

Meskipun saat ini era globalisasi dengan invasi musik-musik modern sedang melanda kebudayaan bangsa Indonesia, namun alat musik tradisional ini harus dilestarikan agar anak cucu kita tahu tentang kebudayaan asli mereka.

Musik dari barat saat ini telah menggerus musik tradisional dan telah membuat anak muda lebih memilih musik modern tersebut. Padahal jika kita adalah seorang anak bangsa yang cerdas, kita bisa membuat kolaborasi spektakuler dengan memadukan unsur musik Eropa dengan musik tradisional.

Seperti salah satu contoh anak bangsa yang berkarya di luar negeri adalah Saung Angklung Udjo. Kesenian dari Jawa Barat ini telah membuat konser dimana musik Sunda berkolaborasi dengan musik jazz.

Karya tersebut mendapatkan applause yang sangat meriah sehingga para bule penasaran dengan jenis alat musik tersebut dan tertarik untuk mempelajarinya. Kebudayaan daerah sangat perlu untuk dilestarikan agar anak bangsa tidak kehilangan jati dirinya.

Kebudayaan Indonesia seperti alat musik tradisional Sumatera Utara bisa dijadikan sebagai alat untuk melestarikan kebudayaan tersebut sehingga dapat menyaingi ekpansi musik modern.

Posting Komentar untuk "Alat Musik Tradisional Sumatera Utara"