Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kearifan Lokal Suku Sunda Di Jawa Barat Dan Contohnya


Kearifan Lokal Suku Sunda Di Jawa Barat Dan Contohnya
image via instagram@muhamadaep12

Kearifan lokal adalah bagian dari budaya yang ada pada suatu masyarakat dalam suatu wilayah tertentu yang tidak dapat dipisahkan dari tradisi, bahasa, dan adat istiadat masyarakat itu sendiri. 

Seperti pada artikel sebelumnya dimana aneka budaya telah mengulas tentang kearifan lokal suku Jawa, maka pada kesempatan artikel kali ini aneka budaya akan mengulas tentang Kearifan Lokal Suku Sunda Di Jawa Barat Dan Contohnya.

Sebuah bentuk kearifan lokal pada suatu wilayah dan masyarakat biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya  melalui cerita dari mulut ke mulut sampai ke generasi sekarang ini. Bentuk kearifan lokal ada di dalam cerita - cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan juga permainan rakyat. 

Kearifan lokal sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang dapat  kita temukan pada masyarakat lokal tertentu  dalam suatu wilayah dapat kita pelajari melalui pengalaman dengan mencoba untuk hidup dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat tersebut. 

Dengan demikian kita akan lebih cepat mempelajari nilai - nilai dan bentuk kearifan lokal yang ada di dalam masyarakat tersebut.

Apakah Ciri - Ciri Kearifan Lokal Itu?

Kearifan Lokal antara lain memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :
  • Mempunyai kemampuan dalam mengendalikan.
  • Merupakan benteng untuk dapat bertahan dari pengaruh budaya luar yang cenderung merusak.
  • Mempunyai kemampuan dalam mengakomodasi budaya luar yang sesuai dengan nilai - nilai masyarakat setempat.
  • Mempunyai kemampuan dalam memberi arah perkembangan budaya.
  • Mempunyai kemampuan mengintegrasikan atau menyatukan budaya luar dan budaya asli.
Sebuah kearifan lokal merupakan pengetahuan eksplisit yang muncul dari sebuah masa atau periode yang panjang dan kemudian berevolusi bersama - sama dengan masyarakat dan lingkungan di wilayah tersebut berdasarkan apa yang sudah dialami sebelumnya. Jadi dapat dikatakan bahwa kearifan lokal disetiap daerah akan berbeda dengan masyarakat di wilayah yang lainnya.

Apakah Fungsi Dari Adanya Kearifan Lokal?

Sebuah kearifan lokal memiliki fungsi - fungsi antara lain:
  • Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
  • Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia
  • Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
  • Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
  • Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal atau kerabat
  • Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan penyucian roh leluhur
  • Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client

Karifan Lokal Dan Kaitannya Dengan Kebudayaan Suku Sunda

Kampung Naga Tasikmalaya, Jawa Barat
kampung naga Tasikmalaya via instagram@thegreatesindonesia

Suku Sunda merupakan etnis yang berasal dari pulau Jawa bagian barat hingga perbatasan dengan provinsi Jawa Tengah. 

Suku Sunda merupakan salah satu dari dari dua suku terbesar di Indonesia selain suku Jawa. Suku Sunda memiliki banyak sekali keanekaragaman budaya, tradisi, adat istiadat, pakain adat, lagu daerah, tarian, kearifan lokal dan banyak lagi yang lainnya. 

Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan daerah yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang perlu untuk selalu dijaga dan dilestarikan. 

Beberapa Contoh Kebudayaan Suku Sunda antara lain, sebagai berikut :

Sistem Kepercayaan Suku Sunda

Ada sebuah hal yang cukup unik dimana hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hal ini cukup mengherankan mengingat wilayah Sunda pada zaman dahulu banyak terdapat kerajaan - kerajaan yang menganut kepercayaan Hindu, seperti kerajaan Pajajaran misalnya. 

Hanya sebagian kecil orang Sunda yang menganut agama lain, seperti orang-orang Baduy yang tinggal di pedalaman Banten, Ada juga masyarakat suku Sunda yang menganut agama Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan kepercayaan, namun jumlahnya sedikit. 

Suku Sunda ini masih menjalankan praktek-praktek sinkretisme dan mistik dalam kehidupan mereka sehari - hari. Namun demikian secara umum dapat di katakan bahwa seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara keseimbangan alam semesta. 

Hal - hal yang berbau mistis dan magis  masih dipertahankan dalam bentuk pelaksanaan upacara-upacara adat, sedangkan nilai - nilai  sosial kemasyarakatan dipertahankan dengan kegiatan saling memberi dan saling tolong menolong (gotong royong).

Menurut kepercayaan suku Sunda, terdapat sebuah lakon yaitu pantun Lutung Kasarung, yang percaya adanya Allah yang Tunggal (Guriang Tunggal) yang menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam dunia ini untuk memelihara kehidupan manusia (titisan Allah ini disebut sebagai Dewata). 

Mata Pencaharian Suku Sunda

Suku Sunda pada umumnya hidup dengan cara bercocok tanam. Mayoritas dari orang Sunda tidak suka merantau atau hidup berpisah dengan kerabatnya. Mereka lebih suka hidup di kampung dengan segala kesederhanannya dan tetap berada dekat dengan kerabat dan keluarga mereka.

Sistem Kekerabatan Suku Sunda

Sistem silsilah keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, yakni garis keturunan ditarik dari pihak ayah dan ibu bersama. Ikatan kekeluargaan yang kuat dikalangan masyarakat suku Sunda dan ditambah dengan adanya peranan dari agama Islam sangat mempengaruhi adat istiadat dan kehidupan suku Sunda.

Dalam sistem kekerabatan suku Sunda dikenal adanya pancakaki yakni istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan.

Sebagai contoh misalnya:
  • Pertama, adalah saudara yang berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal antara lain yaitu anak, incu (cucu), buyut (piut), bao, canggahwareng atau janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur atau gantungsiwur. 
  • Kedua, adalah saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti misalnya anaknya paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak anak saudara piut. 
  • Ketiga, adalah saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung secara vertikal seperti misalnya keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. 
Istilah hubungan kekerabatan ini dalam bahasa Sunda dikenal dengan nama sajarah dan sarsilah (salsilah, silsilah) yang artinya kurang lebih sama dengan sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur atau garis keturunan.

Bahasa Sunda

Bahasa sehari - hari yang digunakan dalam berkominukasi oleh suku Sunda ini adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda juga merupakan bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas Suku Sunda yang merupakan salah satu suku dari beberapa suku terbesar yang ada di Indonesia.

 Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

Masalah ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat suku Sunda sudah bisa dikatakan sudah  berkembang dengan baik. Pemerintah provinsi Jawa Barat memiliki tugas dalam memberikan pelayanan pembangunan pendidikan bagi warganya.

Visi Pemerintah provinsi Jawa Barat, yakni “Dengan Iman dan Takwa".  Pembangunan di sektor pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital dalam rangka untuk mendukung upaya-upaya pembangunan provinsi Jawa Barat di bidang lainnya. Pembangunan pendidikan merupakan sebuah dasar bagi suksesnya pembangunan yang lain.

Dalam setiap upaya pembangunan yang di lakukan oleh pemerintah, maka penting untuk senantiasa mempertimbangkan karakteristik dan potensi masyarakat setempat. Dalam konteks ini, masyarakat  provinsi Jawa Barat yang notabene secara mayoritas adalah suku Sunda memiliki potensi budaya dan karakteristik yang unik dan tidak bisa dijumpai di daerah yang lain. 

Dari sisi sosiologis-antropologis, dapat kita karakan bahwa falsafah kehidupan masyarakat Sunda telah diakui memiliki makna mendalam misalnya cageur, bageur, bener, pinter, tur singer. Dalam kaitan ini, filosofi tersebut harus dijadikan sebagai pedoman dalam mengimplementasikan setiap rencana pembangunan dari pemerintah, termasuk di bidang pendidikan ini. 

Kata cageur memiliki makna yakni sehat jasmani dan rohani. Bageur artinya berperilaku baik, sopan santun, ramah, dan beretika. Kata bener mengandung makna jujur, amanah, penyayang dan takwa. Kata Pinter, artinya memiliki ilmu pengetahuan. Sedangkan Kata Singer artinya kreatif dan inovatif.

Masalah Sosial Suku Sunda

Kebudayaan suku Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia sangat tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya memiliki  kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal pengenalan terhadap budaya tulis menulis. 

Dalam perkembangan selanjutnya,  kebudayaan suku Sunda sekarang ini seperti sedang kehilangan ruhnya dalam hal kemampuan untuk beradaptasi, kemampuan mobilitas, kemampuan tumbuh dan berkembang, serta kemampuan melakukan proses regenerasi.

Kemampuan beradaptasi kebudayaan suku Sunda, terutama dalam merespons berbagai jenis tantangan yang muncul, baik dari dalam maupun dari luar, kurang menggembirakan. Kebudayaan Sunda seperti tidak memiliki daya hidup manakala berhadapan dengan tantangan dari luar.

Akibatnya, semakin lama semakin banyak unsur kebudayaan suku Sunda yang kemudian tergilas oleh kebudayaan asing. Sebagai contoh dalam hal penggunaan bahasa sehari - hari.  Bahasa Sunda semakin jarang digunakan oleh generasi muda suku Sunda. 

Celakanya, penggunaan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari kini diidentikkan dengan “keterbelakangan”.  Akibatnya, timbul rasa gengsi pada orang Sunda untuk menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari. 

Saat ini bagian terbesar yang merupakan tantangan bagi masyarakat suku Sunda adalah bagaimana mereka bisa menangkal pengaruh budaya barat yang masuk yang tidak sesuai dengan kebiasaan dan nilai sosial dalam masyarakat suku Sunda.

Ketidakmampuan dalam menangkal budaya luar maka akan menyebabkan kebudayaan Sunda ini akan luntur bersama dengan berjalannya waktu. 

Perlu kerjasama yang terjalin dengan baik antara pemerintah, masyarakat dan para tokoh masyarakat untuk mencari formula yang tepat dalam menangkal budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya orang Sunda.

Sistem Interaksi Suku Sunda

Masyarakat suku Sunda di Jawa Barat ini memiliki sifat someah hade ka semah. Ini terbukti dengan jumlah tamu yang berkunjung ke wilayah Sunda ini yang tidak mengalami penurunan, bahkan mereka sampai merasa enggan untuk kembali ke negaranya masing - masing. 

Lebih jauh lagi, banyak sekali sektor kegiatan strategis yang didominasi oleh kaum pendatang. Sama halnya dengan suku Jawa, suku Sunda sangat mudah bergaul dengan seku - suku yang lain di Indonesia.

Perkenalan pribadi, pembicaraan dari hati ke hati, gaya dan ragam bahasa (termasuk logat bicara), cara bicara (paralinguistik), bahasa tubuh, ekspresi wajah, cara menyapa,cara duduk, dan aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan akan turut mempengaruhi berhasil atau tidaknya komunikasi antar budaya tersebut. 

Stratifikasi Suku Sunda

Masyarakat suku Sunda di provinsi Jawa Barat, mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada penilaian dari  masyarakat. Dengan demikian, dalam pengambilan keputusan, seperti perkawinan, pekerjaan, dan sebagainya, seseorang tidak dapat lepas dari keputusan yang ditentukan oleh keluarganya.

Dalam tatanan masyarakat yang lebih luas, misalnya dalam sebuah desa, kehidupan masyarakatnya dikontrol oleh pamong desa. Kepala desa merupakan “top leader” yang mengelola pemerintahan setempat, termasuk adat dan keagamaan. 

Selain pamong desa ini, masih ada golongan lain yang dapat dikatakan sebagai kelompok elite, yakni para  tokoh agama. Mereka ini selalu di libatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan.

Contoh Kearifan Lokal Suku Sunda

rumah bambu via instagram@shinigami_matsu

Berikut ini adalah contoh tentang kearifan lokal suku Sunda antara lain:

1. Cingcowong 

Cingcowong merupakan sebuah tradisi upacara dalam rangka untuk meminta hujan. Tradisi Cingcowong ini telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Luragung guna untuk melestarikan budaya serta menunjukan bagaimana suatu permintaan kepada Tuhan yang Maha Esa.

2. Hutan Lindung

Adalah kearifan lokal suku Sunda terutama masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat. Mereka mengenal upacara tradisional, mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan di lakukan dengan hati-hati. Masyarakat tidak diperbolehkan melakukan eksploitasi kecuali atas ijin dari para sesepuh adat.

3. Rumah Berbahan Bambu

Bangunan rumah berbahan bambu adalah bangunan yang tahan gempa dan dibangun dengan bahan, alat dan cara yang mengimplementasi dari nilai kearifan lokal masyarakat suku Sunda.

Berdasarkan analisis, rumah bambu memiliki sifat tahan terhadap guncangan dan sifat lentur serta lebih fleksibel. Jika terjadi sebuah guncangan (misalnya gempa bumi), maka  rumah bambu dapat melindungi orang-orang yang berada di dalamnya. 

Hal ini tentu berbeda dengan rumah konvensional yang justru akan ambruk , dan mencelakai orang - orang yang berada di dalamnya. Rumah bambu juga dapat membuat suasana rumah menjadi lebih sejuk karena bambu tidak menyerap panas, dan udara akan keluar masuk melalui celah-celah bambu tersebut. Rumah adat suku sunda ini, merupakan percontohan untuk pembuatan eco-house.

4. Tata Ruang

Salah satu contoh nyata dari bentuk kearifan lokal yang sangat baik yang ada dalam masyarakat suku Sunda adalah tata ruang atau zonasi penggunaan lahan dalam skala mikro yang memadukan nilai - nilai kearifan lokal Kampung Kuta, Kampung Naga, Ciptagelar, dan Kanses, dimana masyarakat adat Sunda sangat memahami sistem alam. 

Dengan sistem tata ruang yang dibangun, ternyata dapat memelihara kelestarian lingkungan alam secara optimal untuk kesejahteraan penduduknya.

Konsep Leuweung Kolot sekilas mirip dengan konsep hutan lindung yang di reapkan oleh pemerintah  dimana hutan sama sekali tidak boleh dimasuki. 

Konsep Leuweung Larangan juga mirip dengan hutan penyangga yakni hutan yang dilarang dirambah atau dibuka tetapi masih boleh dimasuki dengan seizin para ketua adat masyarakat untuk keperluan tertentu.

Demikianlah uraian artikel tentang Kearifan Lokal Suku Sunda Di Jawa Barat Dan Contohnya. Semoga kita bisa menjaga dan melestarikan nilai - nilai kearifan lokal tersebut sehingga keseimbangan alam dan lingkungan dapat terus terjaga.

referensi:
http://viliayanti.blogspot.com/

Posting Komentar untuk "Kearifan Lokal Suku Sunda Di Jawa Barat Dan Contohnya"